Wah, ada kesempatan untuk mendaftar olimpiade. Ini adalah hal yang tak boleh kusia-siakan. Aku ingin sekali mencetak gelar juara, supaya setidaknya aku tidak malu jika sudah punya anak, alias aku ingin menjadi ayah dengan prestasi yang luar biasa.
Tanpa penuh keraguan, aku sudah memiliki rencana untuk mendaftar. Wali kelas sudah memberi sedikit arahan. Disaat diberi arahan, Echa terlihat bimbang. Aku bisa melihat itu dari raut wajahnya. Terlihat bingung namun tetap menggemaskan, oke fokuslah diriku.
Saat link pendaftaran dibagikan, aku langsung mengisi tanpa penuh keraguan. Tentu saja aku memilih bidang yang kuminati, matematika. Aku sungguh tekun bergaul dengan rumus dibandingkan senyawa dan organisme, tidak seperti Echa yang merupakan kebalikanku.
Echa bertanya kepadaku, apakah aku ikut atau tidak, dan aku mengiyakan. Echa tampak kehilangan kepercayaan dirinya. Dia hendak ikut, namun sepertinya pikiran pesimis itu menghantuinya. Aku berusaha untuk meyakinkan Echa supaya dia mencoba. Setidaknya, ini kesempatan yang bisa menambah pengalamannya.
Ternyata, Echa juga mendaftar. Daftar olimpiade bidang kimia jalur ketidaksengajaan. Dia tak sengaja memencet tombol submit yang merupakan tanda bahwa dia setuju mengikuti pelatihan yang akan diselenggarakan mulai minggu depan. Aku turut prihatin, namun ini juga hal yang membuatku tertawa terbahak-bahak [maaf, Cha].
Baiklah, mari kita coba. Baik aku, Echa, maupun siapapun itu pesertanya, semoga kita berhasil bersama.
Cha, tingkatkan kepercayaan dirimu. Kamu bisa.
Begitu pula denganmu, Micah. Belajarlah lebih giat jika ingin menang lomba dan mendapatkan hati Echa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflection ; About Echa.
RomansaInilah ceritaku, mengejar seseorang sebagai pengalaman yang baru. Kamu juga harus tahu bahwa aku mencintaimu. -Micah, untuk Echa.