"mana kumpulin memory card kalian," kata jisoo sore itu jam 6 ketika POR sudah resmi selesai dan panitia baru selesai melakukan operasi semut.anak-anak dokum mengeluarkan memory card dari dalam kamera lalu menyerahkannya ke jisoo. "lusa gue balikin ya kalo kelar."
"semangat koorku!" seru jueun sambil merangkul dan menepuk-nepuk pundak jisoo.
"yaudah pulang sana. mandi terus langsung istirahat aja mumpung besok minggu," pesan jisoo.
"siaapp!"
anak-anak dokum sudah meninggalkan ruang OSIS, menyisakan jisoo, taeyong dan beberapa anak dari sie acara.
"duluan ya rek," pamit jisoo ke mereka.
melihat jisoo pamit, taeyong ikutan pamit lalu menyusul langkah cewek itu. "ngapain kok memory cardnya dikumpul ke lo?" tanya taeyong kepo.
jisoo menoleh, "gue yang milihin fotonya buat nanti dishare ke murid-murid, sama nyerahin beberapa foto ke anak sekbid komunikasi buat diupload di instagram OSIS."
taeyong mengernyit, "satu anak bisa njepret 300 foto lebih, ini ada enam anak, tujuh sama lo, lo mau milah sendiri?" tanyanya.
"udah tugas gue yong sebagai koor," jawab jisoo sekenanya.
tiba-tiba taeyong mendapat ide. ide yang nggak boleh dia lewatkan.
"deadline nyerahin foto-fotonya kapan?" tanyanya.
jisoo berpikir sejenak, "nggak tau sih. secepatnya aja tapi biasanya habis 3 hari ditagih seungcheol sama anak komunikasi. kenapa?"
"gue bantuin sini," tawar taeyong.
mata jisoo menyipit curiga. "ada maunya nih pasti? anak-anak gue aja pada gak mau nawarin diri milihin sekian ribu foto."
taeyong menggaruk kepalanya yang nggak gatal. "yaa nggak ada sih, pengen aja sekalian biar bisa liat-liat semua foto."
jisoo berpikir sejenak. lumayan juga bebannya berkurang. jarang-jarang ada yang kayak taeyong begini. akhirnya jisoo setuju dan menyerahkan tiga memory card di tote bag nya ke taeyong.
"mau kerja dimana?" tanya taeyong.
jisoo bingung. "yaa... di rumah?"
taeyong melongo. "nggak sama lo?"
"ya ngapain harus sama gue?"
"ya kan lo koornya, siapa tau foto yang gue pilih nggak berkenan di hati lo," kilah taeyong.
jisoo ketawa. "kebalik bego. gue tau lo lebih jago daripada gue. pilihan lo udah pasti yang terbaik. nggak perlu kerja bareng gak papa."
mikir yong, mikir. batin taeyong.
"yaudah. sambil vidcall-an mau?" tawarnya akhirnya.
jisoo tambah bingung. akhirnya daripada repot ia memilih menyetujui usul taeyong yang pertama. "yaudah kerja sekarang. tapi di kos gue ya? gue takut kemaleman ntar keburu dikunci."
senyum taeyong mengembang. "oke!"
"bawa laptop kan lo?" tanya jisoo.
"aman."
berhubung kos jisoo itu kos khusus cewek dan cowok nggak boleh masuk, mereka kerja di teras luar. lesehan sambil nyender tembok. di antara mereka udah ada dua bungkus chitato yang isinya udah habis.
"mau kopi nggak?" tanya taeyong menawarkan good day botol yang tadi sempat dia beli.
jisoo menyahut dengan gelengan. "nggak gue nggak suka kopi."
taeyong melongo. "baru tau gue ada cewek yang nggak suka kopi."
"ya gue ini," sahut jisoo.
"laper," kata taeyong tiba-tiba.
"mau gue masakin mie?" tanya jisoo tiba-tiba.
"gofood aja udah ngapain repot-repot," kata taeyong sambil mengeluarkan hpnya.
"heh nggak usah. kemaleman entar kalo gofood. makanannya nyampe kos keburu dikunci lo kan harus pulang. gue makan dua gitu?" tolak jisoo.
"ya nggak papa kan? biar gemuk. lo kurus kerempeng gitu kayak lidi berjalan."
jisoo memukul lengan taeyong. "enak aja. udah gue bikinin mie ya. kuah atau goreng?" tanyanya.
"samain aja."
lima belas menit kemudian jisoo kembali membawa dua mangkok indomie ayam bawang yang masih panas. taeyong udah ngeri sendiri itu kalo jisoo kepleset terus tumpah gimana.
"thank youu," ujar taeyong sambil memindahkan laptopnya dan meniup-niup mienya supaya cepat dingin.
"met makan," ucap jisoo.
sejak malam itu, taeyong kalau makan mie instan selalu memilih mie kuah yang ayam bawang.
KAMU SEDANG MEMBACA
senior year; taeyong jisoo
Short Story⚠️the ending's gonna be PRIVATE for some reasons when senior year became the happiest yet the worst time ever.