TENGGELAM🍂 #05

444 59 17
                                    

Sebelum baca jangan lupa Vote, dan Coment. Supaya kalian bisa membuat Author semangat untuk melanjutkannya.

SELAMAT MEMBACA

Sebelum Amanda mengangkat wajahnya, ia melihat name tag di baju cowok itu 'Kenzo Kalandars'.

Mampus Temannnya Kak Devan.Batin Amanda yang terus berdoa agar ada orang yang menolongnya, namun sayangnya tidak ada karena koridor yang sangat sepi.

Amanda yang ingin melihat wajah cowok itu langsung tidak jadi karena membaca name tagnya saja membuatnya takut dan sudah tau bahwa itu adalah temannya Devan.

"Kenapa Kak?" tanya Amanda dengan wajah yang nunduk.

"Udah tau terlambat masih bisa aja kabur, " sengit Kenzo

"Gue enggak kabur kok, gue cuma mau simpan tas di kelas Kak, " sangkal Amanda sedangkan tangannya Kenzo mengangkat dagunya lalu menatap wajah dan bola matanya yang sangat indah.

Ini pertama kalinya Amanda menatap wajah cowok yang sangat tampan dengan warna bola mata coklat, alis hitam, dan wajahnya yang bersih tanpa ada pori-pori maupun jerawat kecil. Jantungnya Amanda berdetak lebih kencang dari pada biasanya yang membuat Kenzo mampu mendengar detakan itu.

"Lo pernah liat murid disini kalau terlambat simpan tasnya di dalam kelas?" tanya Kenzo yang terus menatap mata indahnya Amanda.

Amanda menggelengkan kepalanya pelan dan berkata "Enggak Kak, "

"Terus kenapa lo mau simpan tas di dalam kelas?"

"Karena sekolah dulu gue kalau terlambat tasnya simpan di dalam kelas Kak, " jawab Amanda yang membuat Kenzo berdesis.

"Jadi lo samain sekolah dulu lo sama sekolah disini? Jangan harap! SBSM sekolah yang penuh ketegasan dan banyak orang pintar!" Cetusnya yang langsung melepaskan tangan dari wajahnya Amanda, sedangkan Amanda kembali menundukkan wajahnya karena takut.

Kenzo melihat Devan sedang menghukum murid yang terlambat dan ia memanggilnya "Devan, " Yang dipanggil pun langsung menoleh dan berjalan kearah Kenzo, Sedangkan Amanda terus menggerutu di dalam hatinya karena kesal Kenzo memanggil Devan.

"Ada apa Zo?" tanya Devan dan Kenzo mengode matanya kearah Amanda.

"Kenapa? Dia terlambat?" sambungnya
"Seperti yang lo liat, dia berusaha kabur, " jelas Kenzo

"Gue enggak kabur ya Kak, tapi gu-" ucapannya Amanda terpotong karena di dahului oleh Kenzo

"Lo urus ini anak gue mau ke kelas dulu. " Ujarnya yang langsung menepuk pundaknya Devan, lalu pergi meninggalkan dua orang itu.

"Lo ikut gue ke lapangan, " cetus Devan.

"Gue mau simpan tas dulu di kelas Kak, " lirih Amanda, sedangkan Devan menarik napasnya panjang-panjang, lalu tangannya menunjuk ke arah lapangan yang dimana semua tas murid di kumpulkan.

"Lo sekolah disini sudah satu minggu otomatis lo sering lihat murid di hukum yang tidak membawa tasnya ke dalam kelas, kecuali mereka yang berusaha kabur, " sinis Devan dan Amanda langsung meninggalkannya sendirian.

Devan berlari dan mencengkram tangannya Amanda yang membuat gadis itu meringis.

"Itu yang diajarkan sama orang tua lo, ketika orang lain bicara lo seenaknya pergi! " Cetusnya yang membuat Amanda semakin emosi karena orang tuanya di bawa-bawa.

Amanda menepis tangannya dengan kasar dan berkata "Gue enggak suka lo bawa-bawa orang tua gue, orang tua gue mendidik gue sebaik mungkin! Gue enggak akan kabur kok tenang aja, gue cuma mau ke lapangan bergabung sama mereka, "

FIRST LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang