jaehyun's past and wish

1.1K 297 113
                                    

beberapa hari berselang, gue masih menetap di tempat kak jaehyun. saat ini rumahnya terasa sepi lagi, karena jaemin dan jean sedang ke psikiater buat konsultasi masalah kondisi mentalnya jean. kak jaehyun juga keluar, of course dia harus kerja. sedangkan kak johnny dan kak jungwoo gak terlihat batang hidungnya akhir-akhir ini, entah karena kesibukan apa.

sekarang gue duduk tepat di samping aquarium yang berada di sudut ruangan, mengamati percikan air dan suaranya juga ikut terdengar. kalau lagi sendiri seperti ini, rasanya pikiran gue bakalan meluber kemana-mana.

awalnya gue sekadar memikirkan kak jaehyun, yang entah kenapa semakin lama akan terus mendominasi pikiran gue. tetapi gak lama berselang, hal-hal yang lain akan muncul.

sejujurnya gue mau pulang, balik ke indonesia. tapi sampai saat ini kondisinya belum memungkinkan. dan setelah gue pikir-pikir lagi, sesampainya di sana gue punya siapa buat nemenin gue?

gak ada satupun atau seseorang itu, rasanya semua sudah habis. lalu bagaimana kalau gue tinggal dalam waktu yang lama di sini? itu sama aja gue membebani kak jaehyun yang notabenenya bukan siapa-siapa gue.

god, gak tentang pertemanan, kuliah, kisah cinta, semuanya hancur digilas kehidupan gue sendiri. just hit the road, shena. sampai detik ini apa pencapaian yang lo buat? nangisin orang yang gak peduli sama lo?

stupid!

secara tiba-tiba gue mendengar suara pintu yang terbuka, membuat gue cepat-cepat mengusap mata gue yang berair. gue mengeluarkan ponsel dan berpura-pura sibuk sama sosial media. gue mendengar langkahnya mendekat, dan ternyata itu kak johnny.

"hai, girl." sapanya. "sendirian?"

gue menoleh dan mengangguk. "iya, kak jaehyun lagi kerja."

"hm?" kak johnny mendekat setelah meletakkan coatnya di atas kursi dan melihat wajah gue. "lo abis nangis?"

gue terkejut. "enggak."

kedua alis kak johnny saling menaut, gak lama setelah itu dia tersenyum. "muka lo sembab."

pintu terdengar kembali terbuka dengan kak johnny yang masih berada di posisi yang sama, namun menoleh dengan serempak bersama gue. ada seorang cewek dengan beberapa piercing di telinganya berkacak pinggang kemudian berteriak, "john suuuh!!!"

kak johnny berdiri tegap dengan santainya dan menjawab, "apa?"

"siapa itu?!"

perasaan gue gak enak.

"cewek baruku, kenapa?"

"heeeh, bukan!" bantah gue. "enak aja kak johnny!"

kak johnny tertawa, disusul cewek itu yang semakin kesal dan ada orang yang baru masuk lagi di belakangnya. itu kak jaehyun, dengan wajah tenangnya mengamati kita satu persatu.

"oh, jadi lo yang bawa nana kesini?" tanya kak johnny yang diangguki kak jaehyun.

"nana?"

"oh, kenalin. dia helena del rey, eh siapa sih lo? gue gak tau lo siapa sebenarnya."

nana alias cewek itu berdecak kesal. lucu banget, namanya mirip penyanyi disaster itu. bedanya dia berwajah asia seperti kita semua dan sedikit judes di mata gue.

kak jaehyun berjalan mendekat dan berkata, "dia pacarnya johnny."

"pacarnya jungwoo kali." tambah kak johnny.

"enak aja!" kesal nana.

gue malah menjadi penonton dadakan, gak tau menau maksud mereka sebenarnya apa.

"kenapa emang sama kak jungwoo?" tanya gue. mereka semua terdiam. dan beberapa detik berselang nana mengatakan sesuatu yang gak gue duga. "kak jungwoo itu gak seuwu yang lo kira, hati-hati aja sih jangan sampai digodain juga."

kali ini kak johnny berdecak kesal lalu meraih tangan nana. "jangan disini, kamu tuh ya. jae, urusin shena tuh tadi dia nangis."

kak johnny dan nana lalu pergi ke balkon, meninggalkan gue yang mendadak awkward bersama kak jaehyun. gue membuang pandangan gue dari kak jaehyun agar tatapan kita gak bertemu.

"kamu kenapa lagi?"

gue gak menjawab dan hanya terdiam. harusnya gue bisa bilang gue gak apa-apa, tapi entah kenapa mulut gue kaku berhadapan sama dia.

kak jaehyun meletakkan jaketnya di samping gue, lalu dia berjongkok tepat dihadapan gue. gue kaget, namun dia malah memandangi gue dengan raut sendu. "gak apa-apa kalau kamu mau cerita, saya mau dengar. tentang apa?"

hati gue bergemuruh, merasa haru dengan perkataannya yang tadi. kalau kamu mau cerita, saya mau dengar. udah sejak lama gue merindukan perkataan itu, perkataan dari orang yang siap menampung keluh kesah gue.

"kamu masih ingat jayden?"

reflek gue menggeleng.

"lalu?"

"tentang hidup saya, kak."

"..."

"sebelumnya, maaf kalau kehadiran saya di sini membuat kak jaehyun sulit. saya gak tau kenapa kakak mau nolongin saya, padahal kita belum pernah kenal sebelumnya."

"mmm," dia bergumam. "sebenarnya saya sudah tau kamu sejak beberapa bulan terakhir."

eng?

"jaemin tau kamu ada disini karena mencari jayden. jaemin sebenarnya tau antara kamu dan jayden, tapi sayangnya jayden gak mau kamu ada disini."

ya.

pastinya.

pastinya gue dibuang, dan segampang itu.

"adik-adik saya itu sebenarnya orang baik. tapi saya gak tau, kenapa keluarga saya bisa seperti ini. saya sudah lama di london, karena saya sengaja berpisah dari keluarga saya."

jadi, itu alasan kenapa kak jaehyun gak ada di foto keluarganya sendiri?

"waktu saya dilahirkan, jayden keluar dengan kelainan jantung. orangtua saya sayang sama dia, dan tentu saya juga. tapi sayangnya perhatian buat kami gak imbang, dan membuat saya seperti harus tumbuh sendiri."

oh, god.

"bahkan setelah jayden benar-benar sembuh, saya gak tau apa itu kasih sayang orangtua. walaupun begitu saya dekat sama jaemin dan jeno. saya sayang sama mereka, dan saya senang mereka mencari saya kalau mereka butuh."

mata gue kembali berair. bahkan meskipun kak jaehyun diperlakukan gak adil, dia masih sayang sama saudaranya.

"saya gak mau orang lain jadi korban karena egoisnya jayden. kamu gak pantas diperlakukan seperti itu sama dia."

gue menunduk, berusaha gak menangis di depannya.

"shena, setelah semua yang kamu lalui sampai saat ini, saya berharap kamu gak terus menyalahkan diri kamu. i hope you know that you are worthy of that love."

gue menutup mata gue, menumpahkan seluruh air mata dan merasakan kak jaehyun meraih tangan gue. "maaf kak, suatu saat nanti shena bakalan ngebalas kebaikan kamu."

"shen, bisa saya minta balasan itu sekarang?"

gue berpikir sambil menangis, tapi gue memilih untuk lebih dulu menyelesaikan tangisan gue. setelah isakan gue reda, gue membuka mata dan menunggunya mengatakan permintaan itu.

"apa kamu mau menikah dengan saya?"

what the fudge?

GREATEST J ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang