jayden lagi

1K 294 86
                                    

pukul 2 siang, di dalam sebuah mobil yang sigap melindungi dari rintikan hujan yang tengah menerpa, gue baru aja pulang dengan kak jaehyun setelah mendaftarkan pernikahan.

ya, pernikahan kita.

hal itu terbilang penting, karena akan menjadi bukti konkret untuk ditujukan pada keluarga inti kak jaehyun nanti. entah kenapa—rasanya gak ada keraguan sama sekali dalam benak gue. padahal ini adalah hari kedua sejak kak jaehyun melamar gue di rumah waktu itu.

izin ke keluarga gue? hm, gue rasa gak perlu. bahkan udah hampir sebulan gue di london, keluarga gue yang tinggal di indonesia gak ada yang mencari gue sama sekali. perlu dibold, sama sekali. gue tahu, gue sadar kalau mungkin gue emang gak sepenting itu bagi mereka.

"shena."

gue melihat keluar jendela, menemukan rintikan hujan yang kian berkurang.

"shena."

gue terkejut saat menyadari kalau ternyata kak jaehyun memanggil gue.

"gak apa-apa kalau kita hanya mendaftarkan pernihakan disini?"

gue mengangguki pertanyaannya.

"bagaimana keluarga kamu di jakarta?"

sambil menjawab pertanyaannya, gue memainkan kuku-kuku gue. "gak usah kak, gak ada yang peduli sama aku di sana."

"shen, kenapa kamu sering bilang seperti itu? pasti ada yang peduli kamu, cari kamu."

beats me, gue ngerasa gagal ngejalanin hidup gue di sana.

"look." kak jaehyun menginstrupsi gue setelah mobil berhenti di sebuah traffic light. "aku hanya mau kamu tahu, akan ada saatnya orang gagal meraih keberhasilannya. bahkan untuk orang sekelas billie eilish pun pernah gagal berkali-kali sebelum sepopuler sekarang."

gue menoleh, melihat profil sampingnya yang mendekati kata sempurna.

tuhan, apa yang kurang sih dari dia? tampan, dewasa, sabar, dan sangat penolong.

"beruntung yang paling beruntung adalah saat di mana kamu berhasil menjadi dirimu sendiri."

"..."

"terdengar kuno, bukan? tapi kalau kamu fokus sama apa yang kamu punya, itu akan sangat berarti, shena."

and the problem is—i've nothing.

"dan sekarang kamu punya aku, shena. selama setahun ke depan kamu punya jaehyun, dan dalam satu tahun itu juga aku akan menemani kamu untuk memiliki hal yang kamu inginkan. begitu pun sebaliknya, aku punya kamu."

gue tersenyum melihat kak jaehyun. baru dua hari, bahasa kakunya mulai menjauh.

"yakin."

gue mengangguk. "iya, makasih kak jaehyun."

tiba-tiba ponselnya berdering, dan kak jaehyun buru-buru menjawab telepon itu. "yes, this is jaehyun na."

"..."

"sorry, but i'm too busy right now."

"..."

kak jaehyun menjauhkan teleponnya sebentar untuk berbicara dengan gue. "maaf shen, aku gak bisa temani kamu makan di luar. aku ada kerjaan."

"makan? bukannya kita mau pulang?"

"kamu terlalu sering melamun, jadi kamu gak dengar aku bicara."

kode shena, lo terlalu acuh. gak sopan itu.

"gak apa-apa kak, oh—turunin aku di situ. soalnya aku mau jalan-jalan, mau refreshing sebentar." balas gue seraya menunjuk sebuah halte.

"kamu yakin sendiri?"

gue mengangguk. "cuma jalan-jalan kak, aku juga udah tau jalan pulang."

"serius?"

"100%."

"oke, kamu turun disini dan kalau ada apa-apa hubungi aku."

"iya."

setelah mobil kak jaehyun menepi, gue keluar dan berpamitan dengan dia. karena gak mau membuang waktu, gue harus meyakinkan dia berulang kali supaya dia gak cemas ninggalin gue disini. beruntung dia menuruti keinginan gue dan akhirnya pergi meski raut wajahnya gak begitu baik seperti tadi.

gue gak punya arah dan tujuan, sebenarnya. tapi gue mau kak jaehyun untuk terlepas dari gue meski itu hanya beberapa jam. kebayang gak sih beban kak jaehyun sejak gue hadir dalam hidupnya sampai detik ini?

dia butuh waktu tanpa gue, dan itu adalah sebuah keharusan.

kaki gue terus melangkah, hingga tiba di sebuah jembatan penghubung di atas sebuah sungai. disitu gue kembali melamun, tapi kali ini kepala gue seperti kosong. gue hanya menatap aliran air tanpa berniat memikirkan apapun.

feel so good.

sendiri, tanpa siapapun dan apapun.

"shena."

pandangan gue langsung buyar detik itu juga—dalam satu kali kedipan. suara itu membuat gue enggan berbalik, meski gue tahu dia sebenarnya memanggil gue.

"shen, ini aku."

gue menutup mata untuk beberapa waktu. dengan berat hati gue berbalik, menemukan sosok jayden yang rasanya gak mau gue panggil dengan sopan seperti sebelum-sebelumnya.

"kenapa bisa disini?" tanya gue.

"aku ikutin kamu, tadi aku liat kamu bareng jaehyun."

"dan kenapa ikutin saya?"

"aku mau minta maaf."

"saya udah muak denger kata-kata itu, please kalau menyangkut hal yang lalu gak usah diomongin. saya gak betah."

"jadi setelah semuanya terjadi, kita harus menjadi orang asing?"

"harus."

"shen, ini aneh. aku terus ingat kamu." kak jayden terkekeh, lalu melihat kedua sepatunya. "aku mendadak ingat saat kamu bilang kamu suka warna putih saat kita keluar dari bioskop waktu itu. kamu juga pernah bilang kalau kamu butuh bantuan aku untuk ngerjain tugas bahasa inggris kamu. aku selalu support kamu dan selalu menyempatkan waktu sama kamu. banyak yang aku mau ingetin ke kamu. sekarang aku sadar seberapa seriusnya sama kamu karena mencari aku sampai kesini."

"semuanya udah gak sama seperti yang dulu."

"shena, aku mohon." bujuknya. "kamu gak perlu menganggap aku sebagai dosen kamu lagi, kamu gak perlu menghormati aku sebagai pengajar kamu. panggil aku seperti kamu panggil jaehyun, seperti yang kamu inginkan dulu."

"kak jayden."

matanya berbinar, seolah mengharapkan sesuatu dari gue. "ya?"

"jangan gila ya?"

dia bungkam, bahunya terjatuh.

"apa kurangnya istri kamu? kamu udah punya anak, then let me go. oke, kita gak akan menjadi sebagai orang asing. tapi yang perlu diingat aku udah punya kehidupan yang lain juga kak, dan itu sama saudaramu sendiri."

"apa yang kamu suka dari jaehyun? aku bisa lebih dari dia."

gue mendengkus, mendengkuskan tawaan kesal karena omongannya sendiri. "justru karena kalian berbeda jauh, dan aku lebih memilih dia. he's a mature, a man, gak akan ada duanya."

"tapi aku bisa melakukan apapun yang kamu mau."

shena tahan, please tahan. jangan runtuh!

"shena, kamu tau kan aku gak pernah ingkarin janjiku?"

GREATEST J ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang