🎶 stuck with you by ariana grande with justin bieber 🎶
—
setelah menghadiri pertemuan keluarga kak jaehyun, gue dan dia akhirnya bisa pulang ke penthouse miliknya yang menyambut dengan kondisi yang sunyi. gue gak paham apa yang sedang berada di otak dan batin kak jaehyun saat ini, karena yang gue pahami hanya isi hati gue yang entah menjalar kemana akibat perilaku randomnya hari ini.
gue menghela nafas, kemudian membuka high heels yang gue kenakan. sesekali gue memijit betis gue yang pegal karena gue baru kali ini memakai sepatu seperti itu lagi setelah sekian lama.
"kamu kenapa?" tanya kak jaehyun masih dengan fokus menyetir mobil.
"kaki gue—maksudnya kaki saya pegel pak, eh kak."
kak jaehyun melirik gue sekali, lalu setelah mobil berhenti di traffic light dia meraih sesuatu di jok belakang. gue melihat dus sepatu converse yang setelah itu kak jaehyun menyodorkannya pada gue.
"pakai yang itu."
"eh?"
"kaki kamu sakit kan pakai high heels? makanya pakai sepatu begitu saja sekarang."
"tapi ini punya siapa?"
"gak ada, sudah bertahun-tahun juga di mobil saya."
gue tertegun dan mencoba mencerna maksud kak jaehyun. sesaat setelah mobil kembali berjalan, gue pun sadar. "jangan bilang ini hadiah buat kak ro—"
"bukan."
"terus?" gue membuka dusnya dan menemukan ukuran yang sepertinya gak cocok untuk kakinya. "punya cewek lain ya lo?" goda gue.
kak jaehyun menoleh dengan raut marah. "bahasa kamu—"
"ups, maaf." gue menepuk mulut karena secara gak sengaja keceplosan berbicara seperti tadi pada orang seperti kak jaehyun. "hm, yaudah buat saya aja gitu? pinjem ya sehari."
"buat kamu aja, pakai sampai kamu gak butuh."
seraya menggunakan sepatu itu, pergerakan gue melambat. disitu gue berpikir tentang semua pemberian yang dengan segampang itu kak jaehyun berkata, buat kamu. permasalahannya adalah—semua barang yang diberi kak jaehyun harganya gak main-main.
"kak jaehyun."
"ya."
"kakak masih belum bisa move on dari kak rose kan?"
dia terdiam untuk beberapa waktu. setelah gue selesai dengan sepatu ini, gue menata kembali dengan memasukkan high heels gue ke dalam dus converse, lalu menatap kak jaehyun lagi.
"gak apa-apa kali kalau memang itu kenyataannya."
"tau darimana kamu? gak, saya gak seperti itu."
"tatapan kamu kak, masih sendu untuk dia."
dengan tenangnya kak jaehyun menambahkan, "saya hanya kasian sama dia. meski sudah punya anak, dia malah menghadapai jayden yang sebrengsek itu. sendu karena saya iba, bukan karena saya belum bisa melupakan dia."
yeah, i'm all ears, kak.
"jangan terlalu mudah meromantisasi segala hal, caroline."
gue melipat kedua bibir kemudian membalas ucapannya. "okay, maaf kak."
suara lampu sein dari mobil menyebabkan gue menoleh ke samping, mengira kita sudah tiba di rumah. ternyata kak jaehyun mengarah ke tempat lain. gue mendekat ke jendela mobil dan melihat tulisan king's cross station.
mata gue spontan terbelalak dan senang!
"kak, ini yang ada platform 9¾ di harry potter itu kan?!"
kak jaehyun mengangguk.
gue sangat antusias melihat tempat itu. karena gue tau tempat ini seperti apa tapi belum pernah sekalipun kesini sebelumnya. gak lama berselang kak jaehyun memarkir mobil agak jauh dari tujuan kita dan mengajak gue turun. kita berjalan menuju station tersebut dengan gue yang sedikit kampungan karena terus berbinar melihat tempat ini. gue bahkan mengeluarkan ponsel, sesekali memotret objek yang sangat bagus menurut gue.
begitu gue menemukan platform yang gue maksud, gue langsung mengambil gambar dan melupakan keadaan sekitar yang lumayan ramai.
"caroline!"
gue menoleh pada kak jaehyun yang menyerukan nama gue. sialnya gue tersandung karena menginjak tali sepatu dan meramal akan ada kejadian yang sangat memalukan di detik selanjutnya. gue menutup mata, bersiap tersungkur ke tanah.
"pardon."
reflek gue membuka mata dan melihat kereta dorong tepat dihadapan gue. setelah itu gue menyadari, jika kak jaehyun sedang menggenggam erat kedua lengan gue sambil meminta maaf pada petugas yang membawa kereta berisikan barang-barang itu. dia terus meminta maaf atas kesalahan gue, sedangkan gue hanya bisa kebingungan seperti orang bodoh.
setelah petugas tadi memaklumi kecerobohan gue, kak jaehyun menghela nafas. dia menatap gue dan berkata, "kamu seperti ini untuk kedua kalinya."
"ma-maaf kak."
tiba-tiba kak jaehyun berjongkok di depan gue. kedua tangannya memperbaiki tali sepatu gue yang terlepas, membuat gue kini lebih terfokus padanya. gue melihat wajah kak jaehyun dari view seperti ini, rasanya wajah dia mendekati kata sempurna.
the way he treats me so good, membuat gue semakin terpukau dengan manusia seperti dia.
"beruntung banget kak rose atau perempuan lain disuka sama lo, kak." gumam gue. "coba aja gue ada di posisi itu."
"apa?" tanya kak jaehyun dengan sesekali mendongak.
gue menggeleng. "gak kok."
sesudah dia membantu gue mengikat tali sepatu, kak jaehyun kembali berdiri dan mendadak membuat gue bungkam. "kenapa kamu terus menyebut nama dia? kenapa kamu sampai mau di posisinya?"
gue menggigiti bibir bawah gue sambil menunduk. "gak gitu—"
"tetaplah menjadi diri kamu, karena saya gak menutut apa-apa dari kamu. saya hanya ingin kamu, itu saja shena."
gue menatap kak jaehyun bingung.
shena—shena dia bilang?
cukup lama gue memandanginya dalam diam. melihat kedua bola matanya yang tenang, yang juga menatap bola mata gue lamat. kenapa dia berbeda, sangat berbeda daripada pak jayden?
dan juga—kenapa gue harus mengenal jaefri hyundaru melalui saudaranya a.k.a jayden?
that's really though!
"kak jaehyun."
"ya."
"kamu mirip taki tachibana yang ada di kimi no nawa, kak."
awalnya kak jaehyun bingung, terbukti dengan satu alisnya yang kembali terangkat. tapi gak lama setelah itu dia tersenyum, seolah menertawakan kekonyolan gue yang sebenarnya bahagia melihat senyumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GREATEST J ✓
Fanfic❝It's okay to make mistakes, Shena. Just not do the same ones over and over.❞ © Love Agæn Series, 2020 JUNG JAEHYUN ーAlternative Universe