Sekitar pukul 09.00, Rani menghentikan aktivitasnya. Duduk bersandar di pintu belakang sembari menikmati hembusan angin dan pemandangan kebun tomat yang tengah berbunga. Pemilik kontrakan tampaknya gemar bercocok tanam. Terlihat dari asrinya halaman. Halaman depan dipenuhi bunga berbagai macam sedangkan dibelakang ada tomat, cabe dan satu pohon mangga yang sudah besar. Dibelakang deretan tanaman tomat, Rani melihat sebuah rumah. Tak begitu besar tapi jelas dindingnya berbahan bata. Rani penasaran, dia ingin kesana, menyapa tetangga belakang rumahnya namun tubuhnya masih kelelahan.
"Besok saja aku kesana" pikirnya.
Rani memejamkan mata sembari menikmati hembusan angin. lembut sekali hembusannya hingga perlahan membuat Rani terlelap. Rasanya baru sebentar ketika sebuah suara membangunkannya.
"Mbak.."
"Mbak.."
Rani mengerjap beberapa kali sebelum pandangannya jelas melihat, seorang gadis seusianya tengah berdiri sembari membawa sebuah bungkusan.
"Ah iya, siapa ya ?" tanya Rani.
"Perkenalkan, saya Mayang yang tinggal di rumah itu" sembari menunjuk kerumah yang tadi sempat Rani perhatikan.
"Oh kebetulan sekali, saya berniat berkunjung kesana besok, eh udah diduluin hehe. Saya Rani mbak salam kenal ya"
"Iya"
"Silahkan masuk, kita ngobrol di dalam"
"Tidak usah, saya hanya ingin menyapa, ini ada sedikit makanan buatan ibu saya, mohon diterima"
"Wah repot-repot, terimakasih ya mbak"
"Iya sama-sama, saya pamit dulu masih ada pekerjaan di rumah"
"Loh, belum juga masuk"
"Lain kali saja, permisi ya mbak, semoga betah disini"
"Iya terimakasih"
Mayang mengulas senyum sebelum membalikkan badan dan berjalan kembali menuju rumahnya. Rani bisa melihat dengan jelas dari posisinya berada. Ketika Mayang telah masuk ke dalam rumahnya, Rani membuka bungkusan yang tadi diberikan, ternyata berisi kue basah berbahan terigu dan diisi pisang atau sering disebut nogosari. Rani mengupas salah satunya dan memakannya. Rasanya enak, manisnya juga pas lalu ia bawa bungkusan tersebut ke dapur, menatanya di piring dan iapun masuk ke kamar guna mengambil dompet hendak membeli sayuran matang di warung.
Jarak antara kontrakan Rani dan warung hanya selang tiga rumah saja sehingga berjalan kaki sudah bisa. Saat itu warung tengah sepi, waktu yang pas karna Rani ingin berbincang sedikit dengan pemilik warungnya sekalian memperkenalkan diri.
"Silahkan mbak mau beli apa ?" sapa si pemilik warung.
"Ada sayur apa saja ya buk ?"
"Ada banyak mbak, sayur sop, sayur asem, kare, lodeh, pecel juga ada. Lengkap, mau yang mana ?"
"Sayur kare saja buk tiga porsi "
"Baik saya siapkan. Ohya, mbak ini penghuni baru kontrakan pak Basuki ya ?"
"Iya benar, saya Rani buk, pindah kesini karena suami dimutasi, kantornya buka cabang baru disini"
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMAH NOMER 5 [END] Sdh TERBIT E-BOOK Nya.
TerrorBerawal dari mutasi kerja suami, membuat kami harus pindah ke desa Dlangu dan mengontrak rumah disana. Sejujurnya aku suka dan merasa nyaman dengan rumah tersebut tapi pertanyaan-pertanyaan tetangga seringkali meninggalkan tanda tanya besar di otakk...