Mobil lelaki itu membelah jalanan kota yang sepi ditengah malam ditemani oleh alunan musik dari The Grate Escape. Saat berhenti pada pemberhentian lampu merah, matanya menangkap sosok yang berusaha ia cari perhatiannya dengan seorang lelaki yang ia tak ketahui sama sekali.
Jessica, ucapnya.
Melihat Jessica berbicara sembari tertawa dengan lelaki itu, membuat hatinya bergejolak penuh dengan amarah. Dalam hatinya, ia bertekad untuk membuat Jessica merasakan lebih dari ini.
**
Keesokan harinya, hal pertama yang terbesit dalam benak Aaron adalah menemui Maddison.
Maddison sedang menyantap makanannya dengan Hanna ketika Aaron tiba-tiba datang dan duduk disampingnya, lelaki itu merangkul pundaknya dan berbisik pelan, "Kau menyukai makananmu?"
Hanna membelalak terkejut, "A-apa yang terjadi?"
Maddison panik dan menyingkirkan tangan lelaki itu, "Apa kau gila?" Bentaknya.
"Kau masih marah padaku, Sayang?" ucap Aaron dengan lantang hingga seisi kantin memperhatinkan.
"S-sayang? Maddy, kau berpacaran dengan dia?" tanya Hanna tak percaya.
Lelaki itu menarik tangan Maddison dan melakukan gestur seakan meminta maaf, "Maafkan aku, oke? Aku berjanji tidak akan mengusik waktu tidurmu lagi." Ucapnya manis sembari menggenggam tangan Maddison.
Seluruh siswa memperhatikan mereka, benar-benar berisik hingga terdengar seisi kantin.
"Kau mendengarnya memanggil Maddison dengan lembut? Wah aku belum pernah melihatnya melakukan itu selain pada Jessica."
"Mereka berpacaran?"
"Wah, ternyata dia yang membuat Jessica dan Aaron putus!"
Maddison merasa terpojok. Aaron tidak memberikannya kesempatan untuk bersiap diri.
Lelaki brengsek ini, ucapnya dalam hati.
"Hanna, kita bicara nanti. Aaron, ikut aku!"
Maddison menarik tangan Aaron dengan paksa, ia membawa lelaki itu kebelakang gedung sekolah memastikan bahwa tidak ada satupun telinga yang mengikuti mereka.
"Kau gila?!" Bentaknya. "Kau ingin membuatku malu? Begitu?"
"Apa masalahmu? Kita sudah sepakat. Bagaimana aku ingin membuat Jessica cemburu jika tidak ada satupun orang di sekolah tahu tentang hubungan kita kecuali Anna dan Judy? "
"Tapi aku belum bicarakan ini dengan Hanna, dia pasti terkejut."
"Kau tidak perlu memberitahunya mengenai kesepakatan kita, tidak ada yang boleh tau selain kita berdua!"
"Lalu, apakah aku harus membiarkan Hanna berpikir bahwa aku memang berpacaran denganmu? Cih!" Maddison tertawa sinis.
Aaron merasa dirinya tidak dihargai, ia menatap tajam pada Maddison yang telah menganggapnya remeh. Ia rasa sudah cukup kesabaran yang ia berikan kepada wanita itu selama beberapa hari.
Sikap kasarnya dan ucapannya yang bersifar merendahkan, membuat lelaki itu kesal.Dengan perlahan, ia maju selangkah demi selangkah kehadapan Maddison.
"Kau mau apa?" tanyanya sedikit takut.
Namun Aaron tidak menghiraukan pertanyaan Maddison, hingga punggung wanita itu menyentuh dinding Aaron berbisik, "Dengarkan aku, Maddison, jangan membuatku kehilangan kesabaranku. Kau sudah berkali-kali berbicara kasar padaku namun kau tahu aku tidak bisa terus menerima ucapan sadismu dan perlakuanmu. Jadi, bersikap manislah padaku." Ucap lelaki itu menatap tajam dan sangat dalam pada mata Maddison.
Entah apa yang merasukinya, Maddison tidak bisa berkata apapun, bahkan tubuhnya tidak mampu bergerak--seakan ancaman Aaron membuatnya menjadi tidak bisa berkutik.
Sisi lain dari dirinya memberontak untuk melawan lelaki ini dan memberikan pukulan manis kewajah brengseknya, namun sisi dirinya yang lain merasa terintimidasi dengan tatapan Aaron--dan sialnya Maddison merasa bahwa sesuatu dalam dirinya timbul terhadap lelaki ini.
***
Short version. Enjoy :)))
KAMU SEDANG MEMBACA
Stare At Me
RomanceMaddison tidak pernah berencana bahwa ia akan terjebak dengan permainannya sendiri. Awalnya, ia berpikir bahwa berpura-pura menjadi kekasih Aaron adalah hal yang akan membantunya disekolah, namun ia salah. Pertemuan dengan Aaron, dan berada diantara...