O4. His birthday part II

1K 109 2
                                    

"Gimana, Nad? Udah mau jam sebelas. Johnny masih belum balas?"

"Belum, Ma." jawab Nada lesu. Ia belum mendapatkan kabar dari suaminya sama sekali. Pesannya hanya dibaca tanpa dibalas.

"Udah ditelepon juga, kan?"

"Udah, Ma. Tapi nggak diangkat." jawabnya lagi.

Mama dan Papa Johnny, keduanya tengah menunggu kedatangan sang putra di kegelapan─ mengikuti skenario kejutan yang sudah mereka siapkan. Sedangkan Nada, ia terus memperhatikan ponselnya. Berharap seseorang di sana memberikannya kabar.

"Papa ngantuk, Mah." ujar Papa Johnny yang terdengar lelah.

"Sebentar lagi ya, Pa? Papa tau sendiri, kan, Johnny gimana?" pujuk si istri. Papa Johnny menghelakan napasnya berat, lagi-lagi ia harus menahan kantuk dan lelahnya.

Deruan mesin mobil yang berhenti di depan rumah, seketika mengejutkan Nada yang tengah duduk lemah— seakan kehilangan harapan. Ia lantas memberitahukan hal ini pada kedua mertuanya yang sudah memejamkan mata sayunya.

"Mah! Johnny, Mah. Johnny!" seru Nada panik sedikit berbisik saat mendengar suara pagar rumahnya terbuka. Mama dan Papa Johnny yang sedang memejamkan mata lelahnya pun bangkit dengan tergesa. Mereka mulai bersiap ke tempatnya masing-masing.

"Lilin, lilin! Nada, nyalain lilinnya!" titah Mama Johnny heboh dengan berbisik. Sadar bahwa lilin pada kue yang menantunya pegang itu belum dilengkapi oleh sinar api yang seharusnya menyala.

"Astaga! Korek mana korek? Tadi Papa yang pegang koreknya!" tanya Nada panik.

Si Papa merogoh kocek celananya untuk mencari benda yang dicari. Namun, nihil.

"Nggak ada sama Papa, nak."

"Lho? Tadi kan sama Papa."

"Ya udah sana kamu ke dapur. Pake api dari kompor aja nyalainnya." titah sang ibu mertua.

Nada pun mengikuti perintah ibunda dari suaminya. Melangkah ke dapur sembari membawa kue spesial yang sengaja ia buat untuk prianya.

"Surprise!

Ruangan yang sedaritadi gelap itu akhirnya diterangi cahaya lampu yang tadi sengaja dipadamkan.

Nada terperanjat ketika mendengar seruan di ruangan yang baru saja ia tinggalkan. Tangannya semakin tergesa untuk menyalakan beberapa lilin. Karena ia yakin, Johnny pasti sudah bertemu dengan kedua orang tuanya.

"Astaga, Mah, Pah." Johnny terlihat terkejut.

"Hehe." Keduanya tergelak senang. Berhasil mengejutkan putranya.

Tak lama, Nada muncul sambil membawa kue yang telah dibuatnya secara mendadak. Pikiran kalutnya tadi seketika hilang begitu saja. Tergantikan dengan pikiran lega karena suaminya kini sudah terjangkau pandangannya. Dengan hati-hati, ia berjalan menuju pria jangkung yang juga tengah menatapnya lekat. 

"Happy birthday to you. Happy birthday to you. Happy birthday, happy birthday. Happy birthday, Johnny." Nada menyanyikan lagu kebangsaan ulang tahun untuk sosok di depannya. Senyumnya mengembang, walau tangannya terasa dingin bukan main karena gugup. Juga, takut. 

Johnny yang melihat istrinya datang dari arah dapur gelap langsung berkacak pinggang. Ia menggeleng seraya berdecak tak habis pikir. Matanya tak lepas dari Nada dan juga deretan lilin yang menyala.

Nada berdiri tepat di hadapan Johnny. Ia menatap prianya itu sedikit canggung karena ia tak pernah berada pada situasi seperti ini dengan suaminya. Pasalnya, ini ulang tahun pertama yang mereka rayakan bersama.

Marriage Life || Johnny NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang