O1. Routine

1.9K 214 13
                                    

Hal yang biasanya dilakukan seorang istri di pagi hari adalah menyiapkan sarapan untuk suaminya sebelum berangkat bekerja. Namun lagi-lagi, hal ini tidak berlaku bagi Nada dan Johnny. Keduanya punya rutinitas masing-masing.

Nada termasuk perempuan yang menganggap jam tujuh pagi adalah waktu yang sangat awal. Berbeda dengan Johnny yang sudah bangkit dari ranjang tidurnya sejak jam 4.30 pagi.

Johnny mempersiapkan dirinya untuk beraktifitas tanpa mengganggu tidur istrinya. Ia benar-benar melakukan apapun sendiri. Memasak dan makan untuk dirinya sendiri, serta mencuci bekas makannya sendiri.

Tanpa saling mengucapkan selamat pagi atau sekadar bertukar kasih sayang, keduanya berpisah begitu saja. Dengan Nada yang masih tertidur, dan Johnny yang berangkat tanpa pamit. Si pria hanya berpesan, "Jangan lupa mandi dan bersih-bersih rumah." Itu pun lewat aplikasi bertukar kabar di ponselnya.

Pasangan macam apa ini?

***

"Lo nikah tuh modal apa sih, Nad?" celetuk Yuta pada Nada yang mampir ke kafenya untuk sarapan. Tetapi nyatanya, ia menemui sahabatnya itu karena rumah yang ditinggalinya terasa sangat sepi. Ia bosan.

Nada yang mendengar celetukan lelaki di depannya itu hanya mengendikkan bahunya cepat. Sedangkan Yuta, ia langsung berdecak gemas. "Suami lo nggak nuntut apa-apa?"

"Maksud lo? Nuntut apa?" tanya Nada bingung sembari terus mengunyah cemilan yang Yuta siapkan.

"Ya nuntut lo jadi istri, lah," kata Yuta. "Sejauh ini, gue kayaknya nggak pernah liat lo update apapun sama dia. Isi sosmed lo juga menyedihkan semua."

Nada menatap lelaki itu sedikit sebal. Namun ia memilih diam.

"Keliatan banget penganggurannya tau nggak." lanjut Yuta dengan tawa sarkas di akhirnya.

"Berisik lo!" sahut Nada garang. "Lagian, gue nggak nganggur kali. Gue selalu nurutin apa yang dia bilang."

"Apa tuh? Bersih-bersih rumah?" tebak Yuta benar yang ditanggapi oleh anggukan dari perempuan di depannya. "Lo pembantu apa gimana sih, Nad?"

Plak!

Sebuah pukulan keras Yuta terima di lengan telanjangnya.

"Sakit, Nad!" ringis Yuta— memprotes sembari mengusap-usap lengannya yang memerah.

"Mulut lo emang minta ditampol apa gimana sih, Yut?! Sembarangan banget kalo ngomong!" omel Nada. "Jangan bikin gue keliatan makin menyedihkan gitu, dong."

Yuta menatap Nada dengan sedikit merasa bersalah. Raut wajah rekannya itu tiba-tiba berubah seketika. "Sorry. Gue becanda."

"Lo kalau ngerasa nggak bahagia. Mending lo nikah sama gue aja, Nad." ceplos Yuta semaunya. "Gue bakal pastiin kalau hidup lo penuh dengan cerita yang jauh lebih baik dari ini."

"Nggak usah ngomong aneh-aneh, Yut. Kenyataannya sekarang gue udah nikah sama Johnny." jelas Nada. "Lo telat nawarinnya."

Yuta melebarkan matanya kaget. "Serius?!"

Nada mengangguk sembari menjawab, "Iya."

"Emang kalau gue ngajak lo kawin, lo mau?"

"Kawin apaan?! Nikah!" sanggah Nada cepat. Dua kata itu berbeda makna baginya.

"Iye. Emang kalau gue ngajak lo nikah, lo mau?" tanya Yuta sekali lagi.

"Nggak."

"Sialan!" umpat Yuta langsung. "Rugi banget lo nolak gue." 

Nada tak menanggapi. Ia malah memeriksa ponselnya yang mendapat pesan dari suaminya.

"Anjir!" seru Nada tiba-tiba. "Gue balik dulu deh."

Yuta yang mendengar itu bingung. "Eh? Mau ke mana? Jangan ngambek, dong."

"Ngambek apaan?!"

"Ngambek karena gue telat ngajak lo kawin."

"Sinting!" sambar si perempuan cepat. "Johnny di rumah."

"Lah? Tumben?" seru Yuta.

"Nggak tau juga gue. Makanya ini gue mau balik dulu. Kamar belum gue beresin anjir. Gue lupa." Nada panik. Ia lalu membereskan beberapa barang miliknya di meja.

"Mau gue anter nggak?"

"Nggak usah, Yut. Gue naik ojol aja."

"Dari mana?" tanya Johnny langsung sesaat Nada memasuki rumah mereka. Ia menunggu istrinya di ruang tamu sembari mengutak-atik komputer lipat dan beberapa berkasnya di atas meja. 

"Habis sarapan." 

 "Di mana?" Johnny bertanya tanpa menatap netra si lawan bicara. 

 "Kafenya Yuta." kegiatan Johnny berhenti seketika.

"Sarapan kamu jam berapa? Ini udah jam 12 lewat tapi kamu baru pulang. Itu pun karena saya suruh dulu." tanya Johnny menyelidik.

"Ya, aku sambil ngemil juga di sana. Ngobrol-ngobrol juga. Aku bosen di rumah." jawab Nada sejujurnya.

Johnny menolehkan pandangannya pada sang istri dan menatapnya dengan tatapan lekat tanpa ekspresi.

"Kenapa ngeliatinnya gitu?" Johnny mendengkus kemudian menggeleng, sebelum akhirnya kembali melanjutkan kegiatan yang membuatnya lupa bahwa ia sedang di rumah─ tempat untuk beristirahat dan berbagi perhatian. 

"Kamu kenapa pulang?" giliran Nada yang bertanya. Ia heran karena tak seperti biasanya sang suami pulang ke rumah siang hari. 

"Keadaan kantor lagi berantakan. Saya nggak suka liatnya." jawabnya, yang lagi-lagi tanpa menatap langsung netra sang istri. 

Nada sedikit tersindir, mengingat kamar yang ditinggalkan begitu saja tanpa ia kemaskan sebelumnya. 

"Kamu udah makan?" Johnny menggeleng. 

"Mau aku bikinin makanan nggak?" Johnny menggeleng lagi. 

"Eh, delivery aja deh kalau mau makan. Ya? Soalnya cuma ada mie sama roti doang. Makanya aku sarapan di luar." Johnny melirik ke arah istrinya datar. Sedangkan yang ditatap hanya menyengir dan melarikan diri menuju kamar yang sudah menunggu untuk dibersihkan.

 Sedangkan yang ditatap hanya menyengir dan melarikan diri menuju kamar yang sudah menunggu untuk dibersihkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


©misspinkeu — 20 Mei 2020

Marriage Life || Johnny NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang