Seperti yang Dokter katakan, siang ini Johnny sudah diiznikan untuk pulang. Mark pun bersedia untuk membantu dan mengantarkan saudara laki-laki dan iparnya yang sedari tadi membisu di kursi belakang mobil miliknya. Sesekali ia melontarkan candaan, namun hanya direspon tatapan aneh oleh keduanya. Mark seketika teringat curhatan Nada larut malam kemarin. Dan ya, ia sepertinya paham.
***
Kilas balik
"Gue balik dulu, ya, Nad. I have something to do," pamit Mark di saat jam dinding rumah sakit menunjukkan pukul sepuluh malam. "Tell me if you or Bang Johnny needs something."
"Oke," sahut Nada.
Mark langsung bergegas melangkahkan tungkainya keluar ruangan. Namun, saat pintu hendak ia buka, sebuah tangan menggenggam lengannya—seolah menahannya untuk pergi.
Ialah Nada, sosok yang menghentikan langkahnya. Mark menoleh, dan langsung menatap iparnya itu bingung. Ia bingung dengan tatapan Nada yang terlihat murung.
"Kenapa, Nad?" tanya Mark.
"I want to know something," ujar Nada bisik-bisik. Cara bicara Nada tentu saja langsung membuat Mark menatapnya semakin bingung. Terlebih, ketika Nada menoleh takut-takut pada Johnny yang masih tertidur pulas.
"What is it?" tanya Mark penasaran.
"We talk outside aja."
Baru saja langkah keduanya hendak keluar kamar inap, seruan nama tadi kembali menghentikan kegiatan si empunya nama. Ya, Johnny memanggil adiknya.
"Mark," seru Johnny sekali lagi. Ia mencoba bangun dari posisi berbaringnya. Nada yang melihat itu langsung berlari ke arah sang suami, melupakan hal yang sangat ingin ia tanyakan pada Mark.
"Kamu kapan datang?" tanya Johnny pada Mark.
"Kamu kenapa bangun?" tanya Nada pada Johnny.
Dua pertanyaan itu terlontar di waktu yang sama. Mark melirik Nada dan Johnny bergantian, lalu tersenyum setelahnya. Ia hendak menjawab pertanyaan sang Abang, namun sayang, Abangnya lebih dulu menjawab pertanyaan Nada.
"Kedua telinga saya masih berfungsi dengan baik. Mereka masih bisa dengar suara pintu kegeser dan langkah kaki," sindir Johnny sembari menggaruk telinganya yang tak gatal. Ocehannya dibalas decakan heran oleh istrinya.
Mark yang mendengar jawaban tak mengenakkan itu menatap Johnny sedikit terkejut. Ia tak bisa pura-pura tak mendengar hal yang baru saja ia dengar dari mulut Abangnya sendiri. Perhatiannya langsung ia alihkan pada Nada yang langsung membuatnya heran—gimana bisa dia nggak marah dengan omongan Bang Johnny?
"So ... when you arrived here?" tanya Johnny, melanjutkan keingintahuannya yang sempat tertunda.
"Yesterday," jawab Mark.
"Why didn't you tell me? I could prepare your room," balas sang Abang dengan tatapan. Ia menyayangkan hal itu.
"I found a room already."
"Where? Why don't you stay at my house?"
"That's fine," kata Mark. "I don't want to bother you two anyway." Lontaran Mark diakhiri dengan kekehan kecil yang tak begitu disambut antusias oleh pasangan itu. Ia lantas mendesahkan napasnya sedikit berat. "Alright, dude. I have to go now. I have some things to do at my place."
"Di mana alamatnya? Biar nanti kalau gue bosen di rumah, gue main ke rumah lo aja, Mark," sahut Nada terlihat antusias.
Mark tersenyum lega. "Perdana Residence. I'll send you the detail nanti."

KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage Life || Johnny NCT
Fanfic"Saya sibuk." "Saya lembur." Dua hal yang sangat tak disukai oleh Nada, istri dari seorang pria dingin yang sangat mencintai dunia kerjanya- Johnny Christian. Tak heran, jika kehidupan rumah tangga keduanya tak seharmonis rumah tangga pasangan suam...