Aria♤ Part 1

2 0 0
                                    

Cermin Kenangan
oleh
Yen Yen

《Aria♤ Part 1》

Sabtu, 7 November 2020

--NARATOR--
Halo, Siren disini.
Narator cerita karya Yen Yen

Disini aku akan melanjutkan kisah Yena, ada takdir 4 manusia dan satu kucing akan dipertemukan.

Selamat membaca!!
Ini bonus sebelum HIATUS lagi.....
▪▪▪▪▪▪

Aria menuntun Yena bergerak ke pemandian air panas dengan ekspresi bahagia.

Dia memegang tangan Yena dengan erat dan entah bagaimana wajah Aria terlihat sangat bahagia.

Meskipun ia merasa ada bau yang tidak sedap dihirup.

"Kakak, kakak berasal dari mana?" Tanya Aria si gadis kecil kepada Yena.

"Kakak berasal dari tempat yang jauh" Jawab Yena sambil memikirkan rumahnya.

Jelas Yena tidak ingin memberi tahu dimana rumahnya dan dia tidak bisa begitu percaya kepada orang yang baru dikenalnya.

Lagian pada zaman yang kacau balau ini tidak bisa mempercayai seseorang begitu saja.

Yena sebenarnya melupakan sesuatu yaitu dia mempercayai gadis kecil bernama Aria ini untuk pergi ke pemandian air panas karena tergoda dengan iming-iming bisa bermalas-malasan dan wajah polos Aria membuat kewaspadaannya turun.

Sebenarnya Aria berhasil membuat Yena mempercayainya tapi dia tidak akan pernah mengatakan dimana rumahnya karena? Karena Yena sebenarnya lupa nama tempat ia tinggal dan bahkan jika dia ingin kembali ke hutan itu, ia tidak bisa karena ia tidak tahu dimana tempat itu.

Ia melupakan jalan kembali dan rumahnya.

Jadi sekarang ini, Yena ingin mencari tempat tinggal baru.

Terlebih lagi saat ini ia benar-benar lupa tujuannya dalam perjalanan ini yaitu untuk mencari cermin kenangan.

Jika Sweety tahu Yena melupakannya maka kucing itu akan mengeong dan memarahi Yena sampai telinganya bengkak.

"Kakak, apakah kakak memiliki bulu ketiak?" Tanya Aria dengan nada aneh.

Ekspresi jelek terlukis diwajah Aria, seolah dia menahan bau yang tidak sedap.

"Kenapa bertanya begitu?" Jawab Yena dengan nada tersinggung.

Dia merasa dikhianati oleh gadis kecil ini. Tentu ia memiliki bulu ketiak tapi itu tipis dan tidak perlu membuat ekspresi sebegitunya.

Yang bau itu hanya karena Yena belum mandi setelah berangkat dari rumahnya.

Itu saja dan bukankah tujuan mereka ke sumber air panas untuk mandi dan bermalas-malasan?

"Karena.... sumpah keringat kakak bau banget! Pengen muntah aku" Balas Aria sambil melepaskan tangan Yena.

Yena tidak bisa berkata apa-apa, ia ingin memukul bokong kecil Aria namun dia terlalu malas melakukannya.

Dari pada bertambah ribet dan akan dibanjiri pertanyaan lain jadi Yena menjawab pertanyaan Aria dengan nada agak ceria.

Itu untuk mengakhiri pembicaraan ini.

"Tentu saja! Bulu ketiak kakak seperti hutan lindung dan lebat, baunya minta ampun" Jawab Yena dengan ekspresi bahagia dan bangga.

Sontak Aria terkejut melihat ekspresi Yena.

Apakah dia benar-benar Yena?? Itulah yang terlukis dalam ekspresinya.

"Bulu.... bulu ketiak yang lebat..... apa yang sebenarnya kau lakukan pada tubuh itu...." Gumam Aria agak tidak bersemangat.

"Apa maksudmu?" Tanya Yena setelah mendengarkan gumaman Aria.

Dia jelas bisa mendengarkan gumaman Aria yang bernada rendah karena pendengaran Yena sangat tajam.

Aria menggelengkan kepalanya dan menarik kembali lengan Yena dengan memaksakan dirinya.

Ia membawa Yena terus menuju bagian hutan terdalam.

Sementara itu.

Sweety dengan wajah jahat dan dalam keadaan berantakan menemukan mobil terbang Yena parkir sembarangan di desa yang entah berantah ini.

"Mmm? Ini mobil Yena... tapi dimana wanita itu berada?" Gumam Sweety dan mengecek disekitar.

"Ada jejak kaki" Batin Sweety.

Sweety menatap ke hutan dengan ekspresi serius.

Mata kucingnya bersinar dengan cahaya aneh.

Dia merasakan perasaan tak enak jadi dengan cepat Sweety mengikuti dua jejak ini.

Tak lama setelahnya mobil polisi mendarat.

Disana keluar seorang polisi dengan gagah.

Polisi itu adalah pria berusia 30 tahun, ia kemari mengikuti jejak kucing putih kurang ajar tertentu yang menabrak wajahnya.

"Ini sepeda motor kucing itu" Batin polisi itu dan memeriksa disekitar.

Disana dia melihat 3 jejak kaki yang dua manusia dan satu kucing.

Tanpa basa-basi lagi si polisi berlari mengikuti jejak kaki.

Tidak lama setelahnya, ada seorang pria tua dengan wajah gila.

Pria tua itu menatap ke hutan dan berteriak.

"Ada korban!!! Ada korban!! Gadis gila itu akan melakukan ritual air panas!!!" Teriak pria tua itu dengan ekspresi ganas.

Lalu dia membanting gayung miliknya ketanah dan pergi masuk ke dalam hutan mengikuti jejak menuju arah sumber air panas.







TO BE CONTINUED

Ini Part ini dirilis karena aku akan HIATUS..... lagi.....

Tidak diedit dan berantakan....

Sampai jumpa lagi,

Cermin Kenangan (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang