03. seli

49 22 13
                                    

—23 Agustus 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


23 Agustus 2019

RUMAH NENDRA
kamar, 16.30 WIB

​Pada akhirnya, sang bumi telah berputar selama satu tahun lamanya.

Dan kenyataannya, aku belum berjumpa cahaya seperti yang selalu diceritakan oleh orang-orang.

Mitos cahaya yang akan benar-benar membawa kita ke alam yang berbeda. Aku selalu penasaran, apakah itu benar atau hanya sebatas cerita nina bobo.

Itu adalah salah satu dari banyak pertanyaan yang tidak kutahu jawabannya.

Tapi pada akhirnya, aku tahu kebenarannya.

Berkali-kali sebuah cahaya menunjukkan dirinya didepanku, memanggilku untuk ikut. Dan setiap saatnya, cahaya itu selalu kulewati, begitu saja.

Ketakutan berkata padaku, jangan.

Aku masih menyibukkan diri, memperhatikan orang-orang terkasih.

Keluargaku belum pulih dari penderitaan; menangis setiap malam dan merasa telah gagal. murid-murid disekolahku menganggap semua telah berlalu.

Lalu sahabat-sahabatku, hanya mereka yang belum bisa kusimpulkan sampai saat ini.

​Hanya ada Sea di kamar Nendra.

Ia mengeluarkan sebuah buku dari laci belajar Nendra. Halaman per halaman dibukanya. Penuh coretan-coretan abstrak, semua berbentuk ikan.

Bukan ikan biasa, ialah ikan koi berwarna emas.

Saat itu aku bisa merasakan kengerian yang berada dalam benakku. Tangan Sea sampai pada suatu halaman. Tertulis namaku dengan pena hitam.

Banyak coretan-coretan yang menggambarkan ikan koi, danau, dan bahkan waktu dan tanggal kejadian yang tepat. Bulu kudukku merinding.

​Tepat saat itu, Nendra memasuki kamar. Sea masih memegang buku itu ditangannya. Keduanya saling melempar pandang. "Hari ini akan hujan, aku pergi dulu" Sea keluar.

​Dia memang terbiasa begitu. Menggunakan alasan yang tidak memungkinkan untuk berpamitan. Hari ini cerah, bahkan matahari menyilaukan pandang.

​Jam terus bergerak maju, mencapai malam. Saat itu Sea brkendara sendiri dengan motornya.

Bukan hal yang asing bagi kami berempat, inilah rutinitasnya setiap hari Jumat. Ia selalu membeli nasi goreng langganannya dengan motor.

lingkaran waktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang