Suasana kelas XI IPS 1 kali ini lumayan tenang, dikarenakan pelajaran Ekonomi tengah berlangsung.
Pak Surya selaku guru Ekonomi tengah menjelaskan materi hari ini. Beberapa murid ada yang memperhatikan dengan seksama, beberapa juga ada yang sibuk sendiri, bahkan ada juga yang malah tertidur.
"OKE BAIK ANAK-ANAK SEKARANG KITA MASUK KE CONTOH SOAL..." Ucap Pak Surya lantang, sehingga membangunkan murid-murid yang tertidur tadi. Hmmm sengaja ya Pak?
"BAYANGKAN KALIAN MEMPUNYAI UANG 100 JUTA.."
"BENTAR PAK BAYANGIN DULU..." Pak Surya menoleh kearah Junaid yang mengangkat tangannya
"SUDAH TERBAYANG JUN?" Tanya Pak Surya setelah beberapa detik membiarkan Junaid dan mungkin murid yang lainnya ikut membayangkan soal itu
"BENTAR PAK, SAYA BELUM KEBAYANGAN NIH ..." Bukan si Junaid bukan, tapi si Januar yang kali ini
Pak Surya menghela napasnya lelah "OKE SUDAH TERBAYANG JUN, JANU?"
"SAYA YANG BELUM PAK.." Semua mata menoleh kearah Fero yang kali ini mengangkat tangannya "JANGANKAN NGEBAYANGIN UANG 100 JUTA PAK, UANG 10 JUTA AJA SAYA MASIH GAK KEBAYANG"
Saat Pak Surya mengusap dadanya, mencoba menahan emosi. Teman-temannya yang lain malah terkekeh geli, kadang murid seperti Junaid, Januar dan Fero ini memang sangat bisa berguna disaat membosankan seperti ini.
"OKE JADI KALO UANG 100 JUTA TAK TERBAYANG OLEH KALIAN, NOMINALNYA BAPAK GANTI AJA GIMANA? MAU BERAPA KALIAN NOMINALNYA?" Tanya Pak Surya agak sewot, memang mengajar dikelas ini tuh butuh kesabaran ekstra.
"Jangan pake Uang aja gimana Pak?" Sahut Januar
"Iya Pak, ganti soal aja jangan soal uang-uangan. Nanti yang ada bukannya dihitung malah saya bayangin buat beli ini dan itu Pak" Sahut Junaid asal, membuat yang lain tak bisa menahan kekehan gelinya.
"Nanti kalo di soalnya tiba-tiba bahas uang ilang, takutnya nanti uang saya juga ikutan ilang Pak. Kalo kata Mama saya mah 'tong sok dileungit-leungitkeun bisi leungit beneran' gitu ceunah Pak" sahut Fero yang ikut-ikutan kedua temannya itu.
Pak Surya menatap ketiga muridnya itu yang juga tengah menatapnya dengan tatapan polos dengan tajam. "Apa tadi? Jangan soal Uang-uangan?" Bukan hanya ketiga murid tadi yang mengangguk, bahkan sekarang satu kelas "HEH!!! Ini kan pelajaran Ekonomi jelas aja bahas Uang, kalau ini pelajaran Bahasa Indonesia baru kalian bebas membayangkan apa saja untuk karya tulis mengarang!!" Kata Pak Surya sewot
"Yaudah Pak bikin gebrakan baru aja...!!!" Celetuk Rinjani tiba-tiba.
Lama-lama Pak Surya bisa frustasi kalau harus mengajar dikelas ini terlalu lama, lihat saja, barusan saja bikin gebrakan baru katanya :))))
"Dikira Bapak mau nyalo segala bikin gebrakan baru.." dengus Pak Surya sebal. Ia menengok kearah Jam dinding yang terpasang dikelas itu, beberapa menit lagi jam istirahat ternyata, harusya mereka saat ini tuh sedang mengerjakan soal latihan bukan protes perkara uang 100juta tadi" Yasudah, karena hari ini kalian tidak mau membayangkan uang 100juta, kerjakan dirumah halaman 158 semuanya!!!"
Mereka semuanya terperangah menatap kepergian Pak Surya yang baru saja keluar dari kelaa mereka ini.
"Anjir bukan 100juta lagi ini mah tapi 150 juta!!" Pekik Junaid heboh..
"Udahsi anjir, perasaan lo tajir melintir dah Jun. Masa duit segitu gak pernah megang" kata Shinta yang merasa heran dengan tingkah teman kelasnya itu
"Tau nih si Juned mah aneh, orangtua lo konglomerat, tuh Pak Dewa kakak lo yang punya sekolahan, masa lo blangsak sendiri" sahut Hilman
Junaid malah tertawa mendengar teman-temannya itu "lah itu mah kan orangtua sama Aa gue. Gue mah apaan? Sebangsa lah sama kalian"
KAMU SEDANG MEMBACA
MISS LISA
Fiksi RemajaTsaphira Monalisa gadis cantik yang baru saja diterima kerja menjadi guru BP disalah satu Sekolah Menengah Atas daerah Bandung. Bagaimana hari-harinya sekarang ketika harus berhadapan dengan siswa-siswa bermasalah? Apakah ia sanggup atau malah seb...