MALVIN si MISTER KILLER

52 11 21
                                    

Langsung aja baca yah

Enjoy for reading 😉

Semoga kalian suka

Jalan lupa follow dulu sebelum membaca.

======
(MALVIN si MISTER KILLER)

Aku menenggak habis isi penuh gelas yang aku genggam. Rasanya aku butuh banyak minum air putih untuk menetralkan rasa ingin mengumpat ku pada sang bos. Beruntungnya kejadian di jam makan siang itu tak menimbulkan masalah. Namun sikapnya yang seenak jidat sendiri semakin menjadi-jadi.

Huh,rasanya aku ingin memaki setiap perlakuannya. Kalau saja dia bukan bos-ku. Menjadi sekretaris pribadi Malvin si Mister killer membuatku tersiksa. Kalau saja aku tidak ingat perjuangan ku untuk mencapai jabatan ini sudah lama aku mengundurkan diri. Toh,setidaknya aku sudah mempunyai ijazah bisnis manajemen dengan nilai toefl yang mencapai enam ratus lebih, dan sertifikat sekolah sekretaris untuk bisa memasuki perusahaan ini.

Aku mengasihani diriku sendiri. Kulit tanganku yang mulus, kini terlihat kusam dan belang. Rasanya kulit ku ini pedih karena terlalu lama terpapar sengatan sinar matahari, sialanya sifat pelupa ku kambuh. Aku lupa meletakkan sunblock yang biasa aku pakai dan aku simpan dalam tas; jaga-jaga jika aku harus mengendarai motor untuk menemani perjalanan Malvin meeting di beberapa tempat.
Seperti waktu itu,Malvin si manusia angkuh dan tak punya hati itu melakukan hal yang sama;menyuruh membonceng dirinya mengendarai motor matic salah satu karyawan untuk mengantarkan perjalananannya menuju tempat meeting. Persis seperti tukang ojeg wanita yang di sewa seharian full untuk mengantarkannya kesana-kemari. Bedanya disini aku sebagai sekertaris yang merangkap jadi babu,yang harus melakukan semua perintah Malvin,sekalipun itu tidak masuk akal.

Entahlah tak bisa habis pikir dengan pria itu, dia memiliki mobil tapi lebih memilih menaiki motor matic karyawan lain. Mungkin sengaja, ingin menyusahkan ku. Menurutnya mengendarai motor lebih cepat untuk sampai tempat, tapi sungguh ini merepotkan.

Sejak menjadi sekretaris pribadi Mister killer aku lebih sering menggerutu dan mengumpat. Selain pemarah, makhluk itu juga tak punya hati dan perasaan.

"dasar Mister killer menyebalkan!"geram ku sambil menghentakkan gelas bekas minumku.

"woy Ra, si bos manggil terus lu tuh dari tadi, cepet gih ke ruangannya sebelum Angkara murka terjadi, haha."Ucap Bima sambil berlalu, salah satu karyawan di perusahaan ini juga, yang sudah hafal sikap antagonis sang bos.

Aku mendelik tajam ke arah Bima. Sialan,dia meledek ku. Bergegas ku meninggalkan pantry dan segera menuju ruangan Malvin. Ada apa lagi ini?

"masuk!"pintanya ketika melihatku berdiri di pintu kaca ruangannya.

Aku memasuki ruangan, mataku langsung di suguhkan dengan buku dan dokumen yang memenuhi rak di setiap dinding, di pojok ruangan tersimpan sofa dan beserta seperangkat TV LED. Pusat dari ruangan itu adalah seperangkat meja kerja dengan kursi besar yang bisa berputar. Kursi itu sangat besar, seperti jabatan sang pemiliknya. Direktur utama. Sebuah papan nama hitam mengkilat dengan tulisan latin berwarna emas yang terpajang angkuh di atas meja.The chief executive officer.Malvin Andriano Saputra.

"maaf pak, bapak memanggil saya?"Tanyaku, berharap tidak akan ada hal yang menyusahkan lagi hari ini.

"telinga kamu taroh dimana?saya panggil kamu dari tadi" bentaknya, ya Tuhan ,bisa tidak si makhluk killer ini tidak marah-marah sehari saja.

"maaf pak, saya tidak mendengarnya, barusan saya di pantry" killahku sambil menundukkan pandangan tak kuat menatapnya lama, bisa-bisa aku di marahi lagi karena menatapnya. Pasalnya apapun yang dilakukanku serba salah baginya.

TIARA ANINDIYA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang