Angelus-3

19 6 18
                                    

"Ari pulangggggg........."

Suara Ari mengisi keheningan di dalam rumah minimalis itu. Tidak ada sahutan.

"Kakak belum pulang yah"

Sudah jam 4 sore dan orang yang gadis itu sebut 'Kakak' belum menampakkan wujudnya sama sekali.

Tampaknya ia sudah biasa dengan kondisi sepi seperti ini. Dapat dilihat dari kegiatan yang ia lakukan sekarang, yaitu membereskan rumah dan memasak makan malam untuknya dan sang kakak.

Jarum pendek sudah mengarah ke angka 7, namun belum ada tanda-tanda kepulangan orang yang ditunggu.  Dan seperti biasa, Ari memakan makan malamnya sendirian.

'Dennis sudah makan belum ya?'

Tiba-tiba pikirannya melayang kepada sesosok lelaki yang selama 2 tahun ini membuatnya bahagia.

Atau... itu menurutnya kan?

Rasa khawatir melingkupi gadis itu mengingat besok Dennis ada latih tanding dengan sekolah lain sebagai perayaan bentuk kerjasama antar sekolah.

Apa lelaki itu sudah tidur?

Apa dia sudah makan?

Apa dia butuh support dengan banner dan spanduk bertuliskan 'SEMANGAT! AKU MENCINTAIMU' ?

Ok lupakan yang terakhir.

Tanpa berfikir panjang, Ari mengambil ponselnya dan kemudian mencari sebuah nomor.

*-*-*-*-*-*

Di sisi lain........

Suara televisi yang sedang mempertontonkan film romantis pilihan netizen membuat kedua oknum yang sedang berpelukan dalam selimut semakin mengeratkan pelukan mereka.

Sang perempuan tampak senang bukan main melihat kedatangan kekasihnya-

Tunggu.

Ya, kekasihnya . Siapa lagi kalau bukan lelaki tampan idaman wanita dengan nama Dennison Saputra.

"Aku mencintaimu" ucap sang gadis sambil mengecup pipi kekasihnya. Dennis terkekeh sambil mengeratkan gadis itu ke dalam pelukannya.

Padahal dalam hatinya ia sudan sangat bosan hanya berpelukan sambil menonton drama. Namun janji kencan adalah janji kencan.

Salahnya sendiri  mabuk di club karaoke dan berakhir di apartmen gadis ini.

Entah apa yang merasukinya.

Semuanya berlangsung dengan tenang sampai bunyi ponsel Dennis memecahkan keheningan itu. Perlahan ia beranjak dari posisi nyamannya kemudian melangkah menjauh dari gadis itu.

"Siapa?"

"Ah itu hanya Ben"

"Oh yang waku itu ikut karaoke dengan kita kan?"

"Yups"

Bohong. Yang menelponnya adalah Arilyn. Kekasihnya yang sebenarnya.

Yah lihatlah, dia begitu setia.

"Halo?"

"Dennieee!!!" Suara seorang gadis dari sebrang telpon membuat Dennis tersenyum sumigrah. 

"Ada apa dengan si manis favoritku menelpon? Bukankah sekarang kau harusnya sudah tidur?"

Sudah bisa ditebak kalau Ari sedang tersenyum malu namun bahagia disaat bersamaan.
Ah pacarnya benar-benar manis.

"Gombal saja terus"

"Kenapa? Kau kan memang manis Angeline" perlu dicatat kalau panggilan sayang Dennis kepada Ari adalah Angeline, mengingat Ari adalah sosok manusia bak malaikat dalam kehidupannya dan semua orang.

Dan tentu jantung Ari tidak baik-baik saja. Ia bisa mati karena serangan jantung kalau begini terus.

"Tcih"

"Heeee.... jangan marah sayang"

"Kau menyebalkan sekali"

"Tapi kau menyukainya kan?"

"Bagaimana belajar dengan Ben? Apa kalian sudah selesai?"

Gawat. Dennis lupa kalau ia bilang akan belajar bersama Ben.

"Ahh kami sudah selesai dan aku baru mau pulang"

"Cepatlah pulang. Besok kau ada latih tanding kan? Jangan lupa makan malam dan tidur okay? Apa kau sudah makam di rumah Ben? Ingin kubuatkan bekal untuk besok? Hey Den...."

Ari dengan segala bentuk perhatiannya. Membuat sedikit rasa bersalah mulai merambat dalam hati si lelaki karena telah menduakan....

Tidak.

Mentigakan Ari dengan gadis-gadis kenalannya dari aplikasi tinder dan club karaoke.

"Ssstt... aku akan pulang sekarang Angeline. Berhentilah mengomel seperti mama dan tidurlah dan bermimpilah tentangku okay?"

Dapat dipastikan kalau wajah Ari memerah seperti tomat di sebrang sana.

"Berisik! Dahhhh!!"

Tuuuut...

Panggilan sudah berakhir.

"Lama sekali sayang" ucap sang gadis sambil membuka tangannya lebar-lebar, berharap Dennis akan menghambur ke dalam dekapannya.

Percaya diri sekali dia.

Nyatanya Dennis hanya mengacak pucuk kepala sang gadis kemudian meraih jaket kulit dan kunci motornya.

"Yahh kau pulang sekarang?" Jelas sang gadis kecewa.

"Maaf sayang tapi besok akan ada latih tanding. Ingat?"

Gadis itu menunduk lesu, kemudian secepat kilat bangkit dan berkata

"Aku boleh datang kan?"

Gawat. Dennis benar-benar merasa pusing sekarang. Akan gawat kalau gadis ini, Ari dan gadis yang satu lagi ikut melihat latih tandingnya.

Namun Dennis tersenyum tampan.

'Ah kan ada Ben' batinnya licik.

"Tentu saja boleh"

Dan percakapan mereka berakhir dengan kecupan singkat, tak lama kemudian Dennis telah melesat menuju rumahnya.

*-*-*-*-*-*

20 menit Dennis gunakan untuk memberaihkan badannya, kemudian dengan senyum khas andalannya ia membuka laptop dan mulai melakukan panggilan video dengan seorang gadis lain, entah siapa namanya.

"Kau merindukanku?"

Dan malam itu dia habiskan dengan mengobrol manis dengan gadis itu hingga subuh.

Definisi sempurna menurut Dennison Saputra.

Angelus [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang