IX

29 7 0
                                    

Sebuah perubahan memang membutuhkan waktu untuk bisa terbiasa.♧


Ternyata dengan Oberon bersekolah di sekolah khusus tersebut, tak cukup membantu perubahan sikap pada dirinya. Kami cukup bersyukur dengan perubahan kecil yang tampak pada diri Oberon.

Perubahan yang nampak ialah ia tak lagi kabur dari kamar. Ya, meskipun masih ada dua penjaga di depan kamarnya.

Kesehariannya hanyalah makan, sekolah, bermain, mandi, dan tidur. Namun, sekarang ada perubahan. Ayahanda Hesperos mempekerjakan seorang guru yang akan menemani hari Oberon saat akhir pekan.

Aku senang karena kini di hari kerja, adik gembulku itu dapat menghirup udara luar istana. Terlihat dia cukup senang dengan hal itu.

"Aurora, kau mau ke mana? Aku masih membutuhkanmu. Lihat tugasku belum selesai!"seruku saat menemukan Aurora hendak ke luar kamar. Aku menatapnya dengan kedua mata lebar.

Wanita itu pun langsung berlari pelan menghampiriku. Saat sampai di samping kasurku, ia langsung mendudukan dirinya di tepi kasur.

"Maafkan aku. Aku kira anda sudah selesai. Karena anda sudah berbaring di kasur,"jelasnya.

Aku memang tadi berbaring sebentar. Lalu aku kembali mendudukan diriku. Dan menemukan Aurora hendak pergi dari kamarku.

"Kau mau ke mana?"tanyaku lagi. Aku menatapnya yang terlihat mendudukan kepalanya smebari melihat buku pelajaran milikku.

"Aku mau ke kamar pangeran Oberon,"jawabnya menatapku sebentar.

"Untuk apa kau ke sana? Bukankah hari ini dia sibuk dengan guru barunya?"tanyaku lagi masih menatapnya lekat.

Tapi Aurora malah diam. Ia terlihat gugup setelah pertanyaan yang aku ajukan kepadanya.

"Ada apa denganmu?"tanyaku menyadarkan kegugupannya.

Dia sedikit tersentak lalu menatapku penuh ketakutan. Aku menatapnya bertanya.

"Aku akan membantu menyelesaikan tugasmu nanti. Ada hal penting yang harus segera aku selesaikan. Maafkan aku. Tapi aku harus pergi dulu,"jawabnya langsung beranjak pergi meninggalkanku.

Kedua mataku terus menatap tubuhnya yang mulai hilang. "Rahasia apa lagi yang kamu sembunyikan dariku?"tanyaku bermonolog.

Aku pun mengacuhkan hal itu. Dan kembali menyelesaikan tugas sekolahku. Aku akan meminta Aurora mengoreksi saja nanti seperti ucapannya tadi kepadaku.

♧♧♧

Suatu rahasia pada akhirnya terungkap juga. Jika sang penyimpan rahasia ceroboh. Dalam artian tak terlalu pandai berakting.

Namun, aku mengetahui rahasia itu bukan dari Aurora. Melainkan sari ibunda Hesper.

Bukan hal yang mudah untuk mengungkap rahasia tersebut. Aku terus mendesak ibunda Hesper.

"Pagi tadi Oberon pergi ke RSJ (Rumah Sakit Jiwa) untuk mengetes kemampuan otaknya,"ucap ibunda. Aku diam mendengarkan.

Aku kira Oberon diajak pergi berkeliling oleh sang guru baru. Aku juga tak menemukan keberadaan ibunda pagi tadi.

"Guru baru itu tak datang pagi ini. Karena ayahanda yang memintanya,"lanjutnya.

Ibunda Hesper menghela nafas sejenak untuk menghilangkan kesedihan yang mulai menghinggapinya. Aku merasa menyesal telah mengajukan pertanyaan itu. Mungkin sedikit sensitif untuk ibunda. Terkadang aku juga merasa sensitif terhadap topik keluarga.

"Ibunda baru tahu jika tes yang dijalani adikmu cukup menyakitkan." Ibunda mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tak ingin melakukan kontak mata denganku.

"Adikmu sulit untuk dibius tadi. Sang dokter dan perawat kerepotan dengan hal itu. Cukup lama untuk bisa membuatnya tertidur. Namun, saat tes belum selesai. Oberon terbangun. Terpaksa ia harus menahan sakit disetrum saat melakukan tes tersebut,"jelas ibunda terkekeh hambar. Ia terdiam sejenak. Masih mengalihkan pandangannya dari kedua mataku.

"Bagaimana hasilnya?"tanyaku.

"Ibunda tak terlalu paham. Sang dokter bilang jika ibunda harus sabar. Karena hanya keajaiban yang mampu menyembuhkannya,"jawab Ibunda.

Sekarang giliranku terdiam sesaat. Aku tahu jika Oberon merupakan ujian bagi keluarga kami. Kesabaran harus kami lakukan.

"Ayahanda dan ibunda akan membiarkan perubahan itu mengalir saja. Kami akan membawa Oberon berobat ke kota Draco. Semoga ada perubahan pada diri Oberon,"lanjutnya dengan kedua mata berlinang air mata.

Perubahan itu harus setia untuk ditunggu. Oberon pasti akan sembuh. Ya, tentu membutuhkan waktu lama. Kami perlu membiasakan diri dengan keadaan. Mencoba berdamai.


***
Maaf lama update 🙏
Happy Reading
See u all 💜

PERFECTION [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang