Bab 14

508 117 28
                                    

Jiyeon yang baru saja selesai mandi, langsung bergegas mengenakan gaun yang sudah Jungkook siapkan untuk makan malam mereka. Gadis itu merias tipis wajahnya, surai madu itu dibiarkan tergerai hingga ke pinggang dengan membuat beberapa gelombang untuk mempercantik tatanan rambutnya.

Ketukan pada pintu kamarnya bertepatan dengan gadis itu yang baru saja selesai menyampirkan crossbody putih yang hanya bisa menampung dompet dan ponselnya.

"Permisi, Nona Muda. Jemputan Anda sudah menunggu di bawah," ucapnya sembari tersenyum ramah.

Jiyeon melirik jam di atas nakasnya, sudah pukul setengah delapan malam, dan sebentar lagi jam kerja para pelayan juga berakhir.

"Baiklah," balasnya.

Sekali lagi gadis itu menatap cermin di meja riasnya. Memastikan penampilannya sudah rapi dan Jiyeon bergegas menuju lantai bawah.

Lagi-lagi Kang Sehee yang menyambutnya dengan senyum formal yang sudah terlatih. Pancaran matanya tampak puas pada apapun yang melekat ditubuh Jiyeon sekarang.

"Selamat malam, Jiyeon," sapanya begitu Jiyeon sudah berada di hadapannya.

"Malam," gadis itu membalas senyum ramahnya. Masih saja tidak bisa menyesuaikan dirinya dengan sosialisasi. Tadinya ia pikir Jungkook yang akan menjemput, bukannya Sehee juga bilang seperti itu tadi?

"Maaf, Direktur Jeon tidak bisa menjemput Anda. Mendadak calon investor dari Jepang mengadakan pertemuan dengan direktur. Jadi saya diminta untuk menjemput Anda dan kita bisa langsung ke sana. Direktur sudah menunggu Anda," jelas Sehee panjang lebar seolah tahu apa yang Jiyeon pertanyakan tanpa perlu terucap langsung dari bibir tipisnya.

Jiyeon hanya mengangguk dan kembali menyampirkan senyumnya. Mengikuti langkah Sehee menuju mobil dan wanita itu membukakan pintu belakang untuk Jiyeon.

Ternyata Sehee tidak sendiri, ia bersama seorang pria dengan setelan kemeja biru muda. Duduk di balik kemudi dan tersenyum untuk menyapa Jiyeon, wajahnya terlihat tampan meski tidak bisa menutupi kelelahan dari garis wajahnya.

Sepanjang perjalanan, Jiyeon lebih banyak diam. Dan dari yang Jiyeon dengar, Sehee mengatakan jika pria di sebelahnya adalah Kim Seokjin, pengacara pribadi Jungkook. Mereka menghabiskan waktu lebih dari dua puluh menit untuk sampai ke sebuah restoran Perancis ternama.

Seokjin tidak ikut turun dan memilih menunggu Sehee di dalam mobil. Sementara ke dua gadis itu mulai melangkah masuk ke dalam restoran. Bertepatan dengan pria paruh baya dan dua orang yang berjalan di belakangnya. Sehee membungkuk sejenak untuk menyapa pria itu dengan formal.

"Yang tadi itu investor dari Jepang yang mengadakan meeting mendadak dengan direktur," ujar Sehee menjelaskan ketika mereka berjalan beriringan menuju meja yang sudah di pesan Jungkook.

Jiyeon menatap di sana, Jungkook sudah berdiri dengan setelan kemeja ungu lembut yang bagian lengannya digulung hingga ke siku, dan bawahan celana kain serta casual senakers putih yang membungkus kakinya. Pria itu tampak santai dengan pakaian semi formalnya, celana panjang cropped yang dikenakannya bukan model skinny, tetapi lebih cenderung cigarette cut.

Gadis itu akui, Jungkook tampak seumuran dengannya jika penampilan pria itu seperti sekarang. Bahkan rambut yang biasanya ditata rapi ke belakang kini dibiarkan sedikit berantakan secara natural. Bisa Jiyeon pastikan Jungkook tidak menggunakan pomade-nya. Itu membuat surai gelap itu tampak halus dan licin hingga poninya yang nakal beberapa kali menutupi dahi karena tertiup angin ringan. Gerakan kelima jari yang menyugar surai itu ke belakang pun tak luput dari penglihatan Jiyeon.

Degup jantungnya semakin kencang seiring langkah kaki yang kian mendekat. Iris gelap itu pun menatapnya lekat, membuat Jiyeon nyaris saja kehilangan kesadaran karena menahan napasnya. Perutnya melilit hanya dengan dihujam tatapan intens dari sepupunya itu.

Tacenda✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang