Selama perjalanan, Syd dan Alex saling diam. Suasana canggung yang pake banget. Syd benar-benar merasa tak nyaman. Rasanya ia ingin cepat-cepat keluar dari mobil ini sekarang. Kalo bisa langsung loncat aja dari ni mobil. Tapi Syd masih sayang nyawa.
Meskipun begitu, Syd juga tak henti-hentinya mengagumi betapa mewahnya mobil milik Alex. Benar-benar level sultan besar. Baru kali ini Syd merasakan mahalnya tempat duduk yang ia duduki sekarang. Bahkan menghirup ac dari mobil Alex saja sudah membuat Syd merasa kecil.
"Syd." panggil Alex tiba-tiba
Anjir! Kenapa sih ni bapak suka banget manggil tiba-tiba?! Bisa mati jantungan gua! Jangan ngomong yang aneh-aneh lagi lu yha! Awas lu!
"i-iya pak?" jawab Syd gagap. Meskipun selama sehari ini mereka cukup banyak berbincang, namun Syd masih tak bisa menghilangkan kegugupan saat berbicara dengan Alex.
Tapi saat mengumpat dalam hati lancar jaya yha Syd hmmm...
"boleh saya menyetel lagu?" tanya Alex sopan sambil tetap menatap jalanan.
"m-mohon maaf pak, kenapa bapak minta ijin saya? Ini kan mobil bapak, bapak boleh lakuin apapun yang bapak mau. Tidak perlu meminta ijin dari saya." jawab Syd semakin merasa tak nyaman.
Sedari tadi Alex memperlakukan Syd layaknya Syd pemilik mobil ini dan Alex hanyalah sebagai sopir bayarannya. Dari awal Alex membukakan pintu untuk Syd, kemudian membantu memasangkan sabuk pengaman. Yha gimana Syd ngerasa nyaman kalo di perlakukan kek gitu.
Syd rasanya ingin sekali mengatakan 'gua punya tangan sendiri bego! Jangan perlakuin gue kek inces!' tapi yha tentunya gabisa dong. Kalo Syd ngomong kek gitu tamat udah riwayatnya di umur 19 tahun ini.
"begitukah? Saya boleh lakuin semua yang saya mau?"
Jawaban dari Alex membuat Syd membelalakkan matanya. Syd seperti nya menyadari kesalahan kata-kata yang ia ucapkan barusan. Meskipun Syd berkali-kali menyangkal bahwa Alex tak mungkin orang yang seperti itu, tapi tingkah Alex selama ini membuat Syd ragu.
"i-iya boleh pak, tapi-tapi jangan lakuin hal yang aneh-aneh."
Goblok! Gua ngomong apa barusan anjir?! Tolol bat dah! Emang pak Alex mau ngapain gua!
"ahahahah..." Alex tertawa renyah melihat tingkah Syd yang kalang kabut. Alex sepertinya mengerti apa yang sedang Syd pikirkan sekarang.
"saya tidak akan melakukan apapun sama kamu kok. Tenang aja." ucap Alex menenangkan sambil menyetel radio.
"mungkin belum." gumam Alex sambil menyeringai.
Syd yang mendengar Alex menggumam tapi tak tau dia ngomong apa cuman bisa melirik Alex dengan curiga.
Saat radio mulai tersetel, sebuah lagu yang nadanya terasa tak asing bagi Syd pun mulai terdengar. Tanpa Syd sadari, ia menggumam kan lagu yang ia dengar.
"kamu tau lagu ini Syd?" tanya Alex sambil menatap nya saat lampu merah.
"emmm... Sebenarnya saya gak tau sih pak ini lagu apa, bahasanya aja saya gatau, tapi tiba-tiba aja nada nya terputar dengan jelas di otak saya." jawab Syd jujur sambil memainkan kukunya.
Alex tersenyum getir sambil kembali menatap jalanan karena lampu sudah kembali hijau.
Saat Syd lagi asik-asiknya menggumam, tiba-tiba suara berat Alex mulai memenuhi mobil.
Pak Alex nyanyi? Hmmm... Gua akuin, bagus juga suaranya. Enak banget di dengar.
Syd memejamkan matanya sambil menikmati merdunya suara Alex. Suaranya benar-benar menenangkan. Rasanya seperti mengenang masa lalu. Tapi Syd tak tau masa lalu yang mana.
Dengan segera, Syd menghilangkan rasa janggal di hatinya kemudian kembali menikmati suara Alex.
Dengan malu-malu, Syd mulai membuka mulutnya dan bernyanyi pelan, berusaha mengucapkan lirik meskipun asal-asalan dengan mengikuti suara Alex sambil tetap memejamkan mata. Lagunya terlalu enak untuk hanya sekadar di dengar, begitu pikir Syd.
Mendengar suara pelan Syd, Alex melirik Syd sambil tersenyum dan terus bernyanyi dengan sepenuh hati berniat memandu Syd untuk mengikuti ucapannya. Alhasil, mereka berdua berduet dadakan di dalam mobil. Rasanya kek lagi nyanyi karaoke pribadi.
"lagu ini adalah lagu kesukaan orang yang saya cintai." ucap Alex lirih saat lagunya sudah mau habis.
Syd yang mendengar itu mulai membuka matanya kemudian menoleh ke arah Alex. Syd dapat melihat betapa besar cintanya Alex dengan orang itu dari sorot matanya, namun juga ada kesedihan yang mendalam disana.
"emang nya bapak sama pacar bapak kenapa? Apa kalian bertengkar?"
Syd segera membekap mulutnya. Berkali-kali Syd mengumpat dan menyumpahi dirinya sendiri dalam hati. Syd benar-benar merasa bodoh karena sudah berbicara tanpa berpikir. Dia juga sebenarnya gatau kenapa pertanyaan itu bisa langsung aja keluar dengan mulus dari mulutnya.
"pacar... Yha?" gumam Alex dengan ekspresi yang susah di tebak.
"m-maaf pak! Saya benar-benar gak bermaksud! S-saya mohon maaf sebesar besarnya! Mulut saya ini emang kadang gabisa di kontrol! Sekali lagi saya mohon maaf!" ucap Syd panik dengan salah tingkah.
"sudah sampai." ucap Alex datar tanpa mengindahkan permintaan maaf Syd sambil menepikan mobilnya.
Syd segera keluar dari mobil sambil terus menyalahkan diri sendiri. Kemudian Alex menurunkan kaca mobilnya.
"terima kasih pak atas semuanya, dari tour, buah cherry dan tumpangannya. Saya juga sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya atas-"
"tak masalah Syd, tak perlu dipikirkan. Kalau begitu, saya pamit dulu." pamit Alex sambil menurunkan kaca mobil lalu beranjak pergi begitu saja.
"waduh mampus! Pak Alex marah yak sama gue? Meskipun dia bilang kek gitu, tapi dia gak nunjukin senyum ramah nya yang biasanya. Itu artinya dia marah kah? Haduhhhh mati gue mati! Gimana nih gusti?! Dasar mulut jahanam!" Syd menepuk-nepuk mulutnya sendiri dengan kasar sampai merah.
Setelah puas menepuk mulutnya sendiri sampai dilihatin orang yang sedang lalu lalang, Syd kembali berjalan dengan lesu menuju cafe tempat kerjanya.
Kring.. Kring...
Baru saja Syd masuk dan meletakkan keranjang cherry di atas counter depan, tiba-tiba saja dia sudah mendapat tendangan dari belakang oleh seseorang.
"heh lu! Bagus yha bagus! Gua gak nyanga banget ama lu Syd! Dasar kutil monyet! Dahak badak! Koreng unta! Dasar murahan!"
***
Kesian amat dah Syd baru aja dapet masalah ada aja masalah baru... Yang sabar yhe karakter utama gue :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry on Top
RomansSyd katanya gasuka sama Cherry. Tapi setiap bulan July, dia selalu pergi ke kebun Cherry. Ngapain? Macul? Hmmmm...