"pagi om. Rapi amat kek pak camat."
"om pala lu! Gua masih 19 tahun nyet! Lu juga cuman muda setahun doang dari gua! Gausa sok ngerasa paling muda deh!" ucap Syd tak terima sambil mengenakan celemek nya.
"ish gitu amat jawabnya, santuy atuh. Gua kan cuman becanda." jawab Lion sambil memanyunkan bibirnya.
"eh pagi ini katanya bakal ada tamu spesial loh." lanjut Lion mengingat.
"siapa?" tanya Syd sambil tetap sibuk dengan urusannya.
"entah, katanya sih dia direktur ato apalah gue juga ga begitu ngerti. Intinya dia tuh temennya ibu bos." Lion menjawab sambil mendekat kepada Syd.
"btw hari ini dia ga dateng?" bisik Lion di dekat telinga Syd.
"apasi pake acara bisik-bisik segala?! Merinding gua anjrit!" umpat Syd tak terima sambil menggosok-gosok telinganya yang gatal.
"dia dateng ato enggak itu bukan urusan gue. Yang ada kalo dia dateng tiap hari bisa bangkrut kita." jawab Syd sambil berlalu menuju dapur belakang.
"hmmm... Katanya sih gak peduli tapi udah nyiapin aja kue favorit nya." ejek Lion sambil tersenyum menggoda.
"bacot!"
"dih kasar!"
Kring... Kring...
"permisi... Apa ada orang?"
"iya, tunggu seb-"
"tunggu sebentar!"
Secepat kilat, Syd kembali ke depan counter dengan terburu-buru. Lion yang tadinya berniat melayani kini hanya bisa menyilangkan kedua tangan sambil menatap interaksi dua insan di depan matanya.
"saya mau pesan-"
Pasti latte panas, ucap Syd dalam hati yakin.
"latte panas, dengan-"
Tuhkan bener ahakkk... Pasti sama kue brownies dengan taburan cherry.
"Brownies dengan taburan cherry di atasnya?"
Seketika, Syd dan gadis itu menoleh ke arah suara.
"Kak Alex?" ucap gadis itu bertanya-tanya.
"hai July, kalau kau terlalu banyak meminta cherry, toko ini bisa bangkrut nanti." ucap Alex sambil menepuk pucuk kepala July lembut.
July hanya diam sambil tersipu malu.
Apa-apaan pemandangan ini?! Siapa cowok ini?! Ucap Syd tak terima dalam hati.
"tolong satu americano panas. Tolong juga pesanan gadis ini masukkan ke dalam bill saya." Alex memesan sambil menyerahkan kartu bank nya.
"eh? Kakak nggak perlu repot-repot. July bisa bayar sendiri kok." tolak July halus.
"gak perlu sungkan, anggap aja ucapan halo dari saya karena sudah sekian lama kita gak bertemu." ucapan Alex tak bisa membuat July menolak lebih jauh. July hanya bisa tersenyum malu sambil berterima kasih.
Syd yang melihat pemandangan menyesakkan ini hanya bisa memendam rasa kesalnya di dalam hatinya.
"mohon di tunggu sebentar, pesenannya akan saya antarkan." ucap Syd sedikit tak ikhlas sambil mengembalikan kartu Alex.
"thanks, mari duduk." ajak Alex sambil menyentuh pundak July dengan erat.
Melihat itu, amarah Syd semakin memuncak. Syd mencoba memendam amarahnya sambil meremas kuat-kuat celemeknya.
"nih Americano, latte sama kuenya dah jadi. Lu yang anter apa gue?" tanya Lion pelan.
Tanpa berpikir panjang, Syd segera menyambar nampan yang disodorkan oleh Lion dengan agak kasar. Untung aja pesanan nya ga tumpah.
"eit stop stop, mana boleh kau melayani pelanggan dengan mood jelek seperti ini? Biar aku saja. Lagipula cowok itu tamu spesialku." bu bos menghentikan langkah Syd dengan tiba-tiba lalu segera merebut nampan nya.
"dinginkan kepalamu boy." ucap bu bos sambil menepuk-nepuk bahu Syd lalu berlalu pergi.
"masuk kulkas sana." ucap Lion sambil menunjuk kulkas di ruang belakang.
"ngapain?" tanya Syd sambil mengernyitkan dahi.
"kata bu bos kan lu harus dinginkan kepala, yha masuk kulkas kan entar dingin." jawaban alakadar Lion membuat Syd spontan menghajar nya habis-habis an.
Lion hanya bisa menerima setiap pukulan Syd dalam diam karena menyadari kebodohan kata-katanya.
***
Nama doang Lion, tapi nyali kek anak kucing kecebur selokan :(
KAMU SEDANG MEMBACA
Cherry on Top
RomanceSyd katanya gasuka sama Cherry. Tapi setiap bulan July, dia selalu pergi ke kebun Cherry. Ngapain? Macul? Hmmmm...