3 - she cried

254 65 13
                                    


"gak ngerti lagi gimana makasih sama lo, ju."

kalimat itu udah kaya mantra. soalnya sejak masuk mobilnya, chaewon ngga henti mengatakan itu sambil menatapnya. bikin gadis berambut panjang itu agak salah tingkah.

"santai. kaya sama siapa sih sampe makasih gitu?"

"ya kan gue minta lo jemput gue dadakan, minju."

kim minju tersenyum geli, "terus?"

"i have to thanks to you, gak bayangin gak ada lo. udah telat mesti." kata chaewon sambil rapiin rambut panjangnya yang kusut tertiup angin.

"hmm, gue panik tau gak sih? tadi lo tiba-tiba telpon, suara lo parah banget kaya habis nangis. everything okay?" tanya minju, sesekali melirik chaewon yang duduk di sampingnya.

"hm?" alisnya terangkat sebelah, "semuanya baik-baik aja. but, i am not."

"lo kenapa chae????? sama kak changbin lancar kan???" tanya minju panik. lihat raut sendu di wajah chaewon yang biasanya riang itu.

"kita udah putus."

minju melirik, lihat chaewon yang berkata tenang seperti itu. ngga tau aja dalam hati, minju yang kaget setengah mati.

INI SUMPAH CHAEWON PUTUS???

tapi, lihat raut sendu sok tegar itu bikin minju bungkam. memilih untuk pendam rasa terkejutnya itu.

"oh, udah putus? setelah berapa minggu ini berubah?" tanya minju berlagak ngga terkejut.

"hm, iya. akhirnya dia ngomong juga."

memang dari jauh waktu, minju jadi saksi gimana chaewon datang ke dia, mengeluh karena sikap changbin yang berubah. bahkan meski demikian, chaewon ngga pernah sekalipun meneteskan airmata.

dan pada akhirnya, semuanya udah jelas sekarang.

"tapi gue goblok banget, ju." ujar chaewon mendadak pukul dahinya sendiri.

"eehhh gak usah self harm dong anjirrr!?? gue tau lo bodoh tapi jangan memperbodoh diri sendiri, please!???" sergah minju dengan muka serius.

"ah, sialan lo." umpat chaewon kesal, tapi ngga menutupi senyum yang muncul, geli dengan ejekan minju yang jelas-jelas tertuju untuknya.

"serius deh, emang kenapa?" tanya minju sambil melirik. chaewon suka ngomong setengah-setengah, bikin orang jadi terlanjur penasaran.

chaewon terkekeh pahit. ingat chat tadi pagi yang dia kirim ke changbin.

"semalem putus. tapi pagi tadi gue tetep chat dia, anjing."

"dih bego??? kok bisa sih???"

"mana gue tauuu!" seru chaewon ikut kesal, kemudian menjatuhkan dahi ke dashboard di depannya, "gue nangis kenceng habis dianter pulang changbin sampe ketiduran, bangunnya kayak amnesia. gak bohong! gak ada patah hati atau apapun itu, terus gue chat dia, fuck!"

minju geleng-geleng kepala sendiri. meringis membayangkan kelakuan temannya itu.

"kak changbin bales? atau cuma baca?"

"dia baik, tau cara biar gue gak malu. makanya dijawab, tapi..."

"tapi?"

chaewon melirik hp yang ia taruh di dashboard. rasanya enggan untuk mengeceknya lagi. karena pasti semuanya percuma.

"he said, 'we're not in date anymore'."

"such a jerk."

"no," chaewon menggeleng lemah, menolak argumen minju barusan. "it's just my fault. and our mistake to took a way together, last."

"kim chaewon, lo gak papa?" tanya minju memastikan kembali.

posisi mobilnya tengah mencari parkir. jadi, minju harap chaewon ngga akan memasang muka sendu yang memprihatinkan itu.

"hah, gue masih ada topeng. lo tau minju, gue pantang sedih di tempat umum." jawab chaewon tenang, kemas barangnya ke sejenak sebelum keluar dari mobil.

ngga salah sih. gadis berponi itu memang benar. berapa kali minju mendapatkan wajah ceria chaewon di saat hatinya berduka? ngga terhitung.

khas kim chaewon, ngga mau terlihat menyedihkan.

"gue gak bakal nangis kalo ketemu changbin."












bohong.

yang chaewon barusan bilang itu bohong.


beberapa saat setelah mengatakan kalimat itu dengan yakin. di tengah perjalanan menuju kelas, dia malah berpapasan dengan changbin dan kawan-kawan yang baru aja selesai kelas.

sialnya, mereka ketemu di persimpangan taman. jalan sempit penuh bunga. ngga kontras dengan suasana hati yang tengah begitu berduka, bagi chaewon.

"hai chaewon, kelas siang ya?" sapa jisung tanpa rasa bersalah. bahkan tersenyum lucu, sama sekali ngga notis wajah panik ala hwang hyunjin yang malah heboh melirik changbin yang sejak tadi diam.

chaewon mengerjap, kemudian memaksa senyum sambil mengangguk canggung.

cukup lama mereka saling diam. sampai akhirnya changbin berdeham, menggeser tubuh, mendorong teman-temannya juga untuk menepi, memberi akses jalan kepada chaewon dan minju.







"udah jauh. be calm, kim chaewon."

kata minju setelah mereka berjarak jauh dari taman. dia menoleh sekali lagi, memastikan kalau changbin dan teman-temannya ngga bisa melihat mereka lagi.

tak mendengar jawaban, membuat minju menoleh. yang kemudian mendelikkan mata panik, lihat chaewon yang menggigit bibir dengan kuat dan mata yang berkilau.

minju menahan tangan chaewon, tatap lama sahabatnya yang mengalihkan pandangan—masih dengan menggigit bibir bawahnya tanpa ampun.

tanpa kata, minju menarik chaewon. usap kepala kecil yang ada di pelukannya itu, memberi ruang emosi untuk si gadis.


"gak usah ditahan gitu ah, lo sama gue. i'm here for you."

kata minju pelan, kini menepuk punggung chaewon yang mulai bergetar.

















lagi.

minju jadi saksi tangis chaewon yang tumpah untuk seorang seo changbin.

let us go. ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang