Mendadak mereka berdua diam, mobil nya saat ini benar-benar hening nyamuk pun tak bergeming.
Mulut Andini benar-benar tertutup rapat
Bohong jika dia tidak memikirkan sesuatu, namun entah apa yang ada didalam pikirannya.Lalu tiba-tiba mobil Davo berhenti, ia melihat ke sebrang.
Ia seperti melihat seseorang yang tak asing baginya.
"Kenapa berhenti?" tanya Andini.
"Lo tunggu dimobil ya Din, gue keluar bentar" Davo benar-benar terlihat sangat cemas, Tanpa jawaban dari Andini ia langsung keluar dari mobil.
"Kenapa dia keliatan cemas banget?" Andini menatap kepergian Davo, ia melihat dari dalam mobil.
Davo mendekati anak yang memakai seragam SMP ituu, Andini bingung... siapa dia??
"Dara? Kamu ngapain disini dar?" tanya Davo cemas.
Anak itu menggunakan seragam nya dengan berpenampilan acak-acakan jadi Davo cemas, takut terjadi apa-apa.
"Kakak, tadi aku hampir keserempet motor, ngga kena sih tapi aku jatoh, sakit banget kak" Rengek anak itu.
"Ada yang luka ngga?, tapi kamu ngapain disini? Kenapa jalan kaki, Kak Arka mana, kok ngga jemput kamu?" tanya Davo.
"kak Arka katanya ada urusan mendadak, jadi ngga bisa jemput aku, yaudah aku jalan aja" namun wajah Dara saat ini terlihat kesal.
"kenapa ngga telfon kakak?"
"maaf, lupa hehe"
"Cih, yaudah yuk kita kemobil"
Dara mengangguk dan menggenggam tangan kakak nya untuk menyebrang, mereka tak langsung menyebrang karena ia masih menunggu agar jalan yang ramai ini bisa disebrangi.
Andini sangat jenuh menunggu Davo, jadi ia melihat sekelilingnyaa namun tanpa sengaja ia melihat ada nenek yang ingin menyebrang namun keliatan nya Nenek itu tak cukup berani untuk menyebrang.
Andini berfikir dua kali lalu ia memutuskan untuk membantu, Andini membuka pintu mobil dengan perlahan lalu berjalan ke arah nenek itu.
Dari jauh Davo mengerutkan keningnya melihat pintu mobilnya terbuka, ia menatap ke arah Andini... apa yang akan dilakukannyaa? Membeli kacang? Apa dia lapar karna menungguku? Batin Davo.
Nenek itu memang membawa kantong dengan isi kacang rebus, seperti bagaimana orang-orang menjualnya.
"nenek mau nyebrang yaa?" tanya Andini sopan.
"i-iya, nenek mau nyebrang tapi masih ramai" kata nenek itu dengan raut wajah sedih.
"biar aku bantu ya nek" tawar Andini lalu menggenggam tangan sang nenek , Andini menggerakkan tangan kanannya memberi tanda agar kendaraan bisa berhenti sejenak.
Nenek itu tersenyum senang, karena ada yang perduli kepadanya.
Begitu juga davo.
"Kak Dav liat cewe itu yaa?" Dara ikut melihat kearah Davo memandang.
"Kak Dav!" teriak Dara.
"ehhh, kenapa Darr?" kaget Davo.
Lalu Dara menaikan satu sudut bibirnya.
"jangan mikir aneh-aneh deh, itu temen kakak"
"Emm masa? Kok aku ngga percaya" dengan cengiran khas Dara membuat Davo bingung.
"terserah" elak Davo.
Begitu sampai disebrang nenek itu mengucapkan terimakasih dan memberikan beberapa kacang miliknya, karna tak enak hati Andini memberikan uang seadanya, yaitu selembar kertas berwarna biru, kepada nenek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust me
Teen FictionJika kau masih mempunyai kesempatan untuk hidup, maka hidup lah dengan semestinya. Lihatlah, jalanan menunggumu untuk pergi, jalan terus! Jangan terburu-buru, nanti kamu tersesat, pelan-pelan saja. Dunia ini mencintaimu <3