Dona dan Dara langsung memeluk Papa'nya dengan erat. Pak Winata sang Papa mereka itu baru datang dari Semarang setelah satu minggu.
"Kalian kangen banget sama Papa ya?, tapi Papa ngga bisa nafas nih lama-lama" ujar Pak Winata yang sepertinya sudah tidak bisa bernafas lagi.
"Iyaa! Kita kangen banget sama Papa, masak udah satu minggu ngga pulang-pulang" ujar Dona.
"Kayak Bang Toyib aja, pulang mau tak pulang rindu" ujar Davo sambil menyanyikan lagu Bang Toyib, lalu mereka semua tertawa.
"Maaf yaa, mau nggak mau Papa harus pergi" ujar Pak Winata sambil tersenyum.
"Tapi pa, waktu itu Papa bilang katanya di Semarang bakalan dua minggu, kok sekarang udah pulang?" tanya Arka sambil menuang susu ke gelasnya.
Namun Dona dan Dara sudah melepaskan pelukannya.
"Papa ambil cuti, tapi besok malam Papa harus pergi lagi" Kata Pak Winata dengan raut wajah sedih.
"What!?" Serempak ke'empat anak nya itu terkejut dengan mulut terbuka sempurna.
"Kenapa cepet banget sih Pa? Nanti aku ikut Ke'Semarang aja deh kalo gitu" sewot Dara.
"Iyaa Pa! Kenapa Papa cuman bentar aja dirumah?" tanya Dona.
Sementara Davo dan Arka mendengarkan alasan nya.
"Kalo Papa ambil cuti 2 hari, papa di Semarang tambah lama, jadi Papa minta pengertian kalian yaa"
Dara dan Dona menghela nafas pasrah, mau tak mau mereka harus bisa memaklumi nya.
"Yaudah deh Pa, ngak papa kok, yang penting Papa bisa pulang, walau bentar" balas Dona.
"OKEY! Jadi Papa pulang kenapa?" tanya Dara bersemangat.
"Kan putri Papa yang paling kecil 2 hari lagi ulang tahun, Papa harus pulang dong"
"Aaaaaaa teryata papa masih inget, aku kira papa lupa" Ujar dara dengan histeris
"Eh mama kalian mana?" tanya Pak Winata Bingung karena dari tadi Ibu Winata tak terlihat.
"Mama lagi mandi, bentar lagi pasti selesai" ujar Arka bertepatan dengan itu Bu Winata pun keluar.
Mereka menikmati makan malam bersama-sama.
***
"Tadi Bella chat Abang di whatsapp, katanya Andin pulang lebih cepet? Kenapa?" tanya Asya.
"Tadi kepala Andin dikenain bola basket, Tapi sekarang udah ngga papa kok. Seriusan!" ujar Andin cepat.
"Bener Din? Siapa yang udah kena'in bolanya?" suara Asya kali ini benar-benar cemas.
"Nanda."
"Kalian masih ada hubungan ya?!" tanya Asya dengan raut wajah yang seram kali ini, dan kedua tangan nya dilipat didepan dada.
"Nggak, Dia kan kakak kelas Andin, liat juga jarang kok" balas Andin datar.
"Abang ngga suka kalian deket, kalo butuh apapun, Andin bisa bilang sama Abang yaa!?" oceh Asya.
"Of course, kan Abang Asya selalu ada untuk adik nyaa, hahaa"
"Bisa aja Adik Abang, gimana sekolah nya hari ini? Ada cerita apa?" tanya Asya sambil memasukkan makanan dalam mulutnya.
"Seruuu banget!"
"Seru gimana?"
"Emm ternyata diSekolah banyak yang ngira kalo Andini itu yatim piatu, yaudah Andini telfon Papa aja langsung" ujar Andini sembari tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Trust me
Novela JuvenilJika kau masih mempunyai kesempatan untuk hidup, maka hidup lah dengan semestinya. Lihatlah, jalanan menunggumu untuk pergi, jalan terus! Jangan terburu-buru, nanti kamu tersesat, pelan-pelan saja. Dunia ini mencintaimu <3