Hai! Hai!
Dimas sama Luna datang telat lagi seperti biasa.
Dan saya yakin kalian pasti nungguin, iya kan?
😌 #MencobapedeCus langsung aja!
Pencet bintang kecil ☆ alias votenya dulu biar keren!Happy reading!
°°°
"Mencintaimu adalah keajaiban yang sebenarnya."
°
Pagi ini terasa cerah, secerah senyuman yang terus saja terkembang di bibir Dimas. Tatapannya terus tertuju pada dua wanita yang tengah sibuk berkutat dengan sarapan yang akan dihidangkan, sedangkan dirinya hanya duduk diam menunggu. Dimas sangat bahagia karenanya. Ini yang Dimas inginkan, perhatian keluarganya.
Tatapannya lalu tertuju pada mama Mayang yang baru saja meletakkan piring berisi telur ceplok kesukaannya. “Mah,” panggilnya.
“Hmm.” Mayang hanya bergumam tanpa menoleh, masih berlagak tak peduli.
“Mama udah enggak benci ‘kan sama Dimas?”
Pertanyaan Dimas menghentikan pergerakan tangan Mayang. Wanita itu pun akhirnya menoleh, menatap sang menantu kesal. “Kata siapa?” ketusnya, yang sukses menyurutkan senyuman Dimas.
Melihat itu membuat Mayang akhirnya duduk di hadapan Dimas. “Mama enggak pernah benci sama kamu. Mama cuma kesel aja kalo kamu bikin ulah, apa lagi keluar rumah tanpa ijin kaya kemarin sampe bikin semua orang kewalahan.”
Dimas menunduk mendengarnya. Memainkan jemarinya gelisah. “Maaf,” gumamnya.
“Kamu mau Mama maafin?”
Dimas mengangguk.
“Kalo gitu kamu harus janji jangan berbuat sesuatu yang bikin Luna sedih. Jangan menghilang lagi kaya kemarin. Kamu harus sehat, jangan sakit-sakitan lagi. Biar mama sama Luna enggak khawatir lagi. Ngerti?”
Dimas mendongak, menatap mama Mayang dengan haru. Ia lalu mengangguk semangat.
“Ya udah. Ini makanlah!” Mayang menyodorkan satu piring nasi beserta lauknya, yang langsung diterima oleh Dimas.
“Makasih. Dimas sayang Mama,” ucap Dimas sebelum menyuapkan sesuap nasi ke dalam mulutnya.
Mayang mengangguk menanggapinya seraya tersenyum kecil. “Makan yang banyak,” katanya menepuk pucuk kepala Dimas lembut.
Di sisi lain, Luna yang tengah berdiri tidak jauh dari mereka hanya tersenyum melihatnya. Wajah Dimas tampak lebih bahagia dari sebelumnya. Ia pun segera bergabung ketika Dimas memanggilnya untuk mendekat.
Makan pagi yang terasa hangat, sesekali diselingi obrolan ringan, dan celoteh Dimas yang sudah mulai banyak bicara seperti biasa. Luna bersyukur Dimas tidak terlalu lama larut dalam masalah kemarin.
°°
“Luna!”
“Ya?”
Luna yang baru saja keluar dari kamar mandi segera menoleh, mendapati Dimas yang sudah duduk di ranjang. Luna memusatkan perhatiannya pada penampilan Dimas yang terlihat rapi. Kemeja berwarna biru sudah melekat di badan Dimas, dipadukan dengan celana jeans panjang yang membalut kakinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Dimas
RomanceSudah jatuh, tertimpa tangga pula. Mungkin kata pepatah itu sangat pas untuk menggambarkan kehidupan seorang Luna. Demi sebuah rasa terima kasih dan balas budi, Ia harus rela dijodohkan dengan seorang lelaki kaya dan tampan, sosok lelaki idaman bag...