SEPULUH

2 1 0
                                    

Sejak kejadian di kampus tadi, Lucas menjadi sangat murung dan kesal. Akan tetapi, Yang Yang sama sekali tidak merasa bahwa semua ini adalah ulahnya.

"Lucas, lo kenapa sih? Gue perhatiin, dari tadi lo bete banget." Tanya Yang Yang, saat mereka sudah tiba di apartemen.

Lucas yang hendak naik ke kamarnya pun menghentikan langkahnya, lalu menoleh dan menatap Yang Yang dengan tatapan tajam.

"Lo masih tanya gue kenapa?!" Ujar Lucas.

Yang Yang mengangguk. Wajahnya terlihat seperti orang yang tidak pernah melakukan kesalahan.

Lucas berdengkus kesal.

"Lo temen gue, atau bukan?" sambungnya.

"Ya iyalah. Gue temen lo! Lo kenapa sih? Aneh banget nanyanya!" Ujar Yang Yang.

Lucas hanya mengangguk. Lalu ia kembali berjalan tanpa menoleh sedikitpun ke arah Yang Yang. Yang Yang pun semakin bingung.

"Brak...!"

Lucas membanting pintu kamarnya. Yang Yang pun terkejut, ketika mendengar suara pintu yang terbanting sangat kencang.

"Gila ya, Yang Yang! Gue udah gak ngerti lagi deh sama jalan pikirannya! Rebecca itu temen lama gue, dan dia bisa-bisanya mempermalukan gue di depan Rebecca! Hufttt!" Gumam Lucas, sambil menarik kursi lalu duduk.

"Lucas kenapa sih? Apa gara-gara kejadian di kampus tadi? Gue kan gak sengaja! Lagi pula, temennya juga biasa aja kok! Tapi, kenapa jadi dia yang sensi?! Aneh!" Gumam Yang Yang, ketika ia sudah masuk ke dalam kamarnya.

Sejak kejadian itu, Lucas dan Yang Yang pun saling terdiam dalam waktu beberapa hari.

********

Tiga hari kemudian...

Karena merasa hari-harinya sangat sepi, Lucas pun berinisiatif untuk meminta maaf pada Yang Yang. Meskipun sebenarnya ia sangat sadar, kalau semua ini bukanlah kesalahannya.

"Yang Yang..." Panggil Lucas, ketika melihat Yang Yang sedang mengenakan sepatu di dekat ruang TV.

Yang Yang menoleh. Lalu ia kembali melanjutkan mengenakan sepatu.

"Udah gak marah lagi nih?!" Ujarnya, masih sambil mengenakan sepatu.

"Hufttt... Gue mau minta maaf sama lo." Ucap Lucas.

"Tulus gak?" tanya Yang Yang.

"Ish..."

"Hehehe. Iya iya, gue bercanda!" Ucap Yang Yang.

"Jadi, lo maafin gue gak nih?" tanya Lucas.

Yang Yang beranjak dari duduknya.

"Pasti dong. Karena biar bagaimana pun, lo itu teman terbaik gue." Jawab Yang Yang, lalu ia merangkul Lucas.

Mendengar ucapan Yang Yang, Lucas pun tersenyum.

"Thank you, Bro!" Ucap Lucas, dengan mata berkaca-kaca.

"Yah, sebenernya gue juga salah sih. Gue gak pernah bisa jadi apa yang lo mau. Tapi gue janji, gue akan berusaha jadi teman yang lebih baik lagi. Supaya lo gak malu lagi, punya teman seperti gue." Ucap Yang Yang.

Mendengar ucapan Yang Yang, Lucas semakin terharu.

"Udah yuk, kita berangkat aja! Lo makin bikin gue sedih!" ujar Lucas.

"Hehehe. Yuk!"

Kemudian, mereka pun berangkat ke kampus bersama.

(BUKAN) ORANG KETIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang