SEMBILAN

3 0 0
                                    

"Kenapa sih, Lucas gak mau ngajak gue? Malu gitu, temenan sama gue? Kalo malu, ngapain dia mau temenan sama gue? Gue gak butuh, temen yang malu mengakui gue temen!" Gumam Yang Yang, sambil mengganti-ganti channel TV.

Baru saja dibicarakan oleh Yang Yang, Lucas membuka pintu dan masuk ke dalam apartemen. Melihat Yang Yang menekan remote TV dengan rasa kesal, Lucas pun berjalan menghampiri Yang Yang sambil tersenyum tengil.

"Lo kenapa? Muka kok di lipat terus? Jelek tau!" Ledek Lucas.

"Pake nanya!" Ujar Yang Yang, tanpa menoleh ke wajah Lucas.

"Ih, serius! Lu kenapa, dah?"

Yang Yang meletakkan remote TV di atas meja, kemudian menghadap ke arah Lucas. Lalu, Yang Yang menatap Lucas dengan tatapan tajam. Melihat Yang Yang memasang tatapan tajam, Lucas merasa risih dan sesekali melihat ke sekitar ruangan.

"Ehem... Ehem... Lo... Lo kenapa, sih? Nggak usah natap gue dengan tatapan tajam gitu juga!" Ucap Lucas, dengan suara setengah takut.

"Gue mau tanya sesuatu sama lo." Ucap Yang Yang, masih menatap Lucas dengan tatapan tajamnya.

"I... Iya... Mau tanya apa?" Tanya Lucas gugup.

"Sebenernya, lo anggap gue ini temen lo apa nggak?"

Lucas menarik napas. "Gue kira, lo mau nanya apa!" sambungnya.

"Jawab sih, tinggal jawab aja susah bener!" ucap Yang Yang setengah kesal.

"Yaaa, gue anggap lo temen gue!" jawab Lucas.

"Bohong!"

"Ih, beneran! Kok lo gak percayaan gitu, sih?" ucap Lucas.

"Kalo emang lo anggap gue temen lo, kenapa lo gak ajak gue buat kumpul bareng temen-temen SMA lo?" tanya Yang Yang lagi.

Mendengar ucapan Yang Yang, Lucas pun menahan tawanya.

"Hmmm... Jadi gara-gara itu? Oke, gini deh. Next time kalo gue ngumpul lagi sama temen-temen gue, gue bakal ajak lo. Udah lah, jangan ngambek gini. Cowok kok ambekan?!" Ujar Lucas.

"Beneran?" Ucap Yang Yang.

"Iya, Yang Yang! Ngapain sih, gue bohong sama lo. Udah ah, mending lo tidur. Gue udah ngantuk, gue ke kamar dulu ya! Bye..." Lalu Lucas meninggalkan Yang Yang ke kamar.

Yang Yang berdengkus kesal. "Kebiasaan! Belum juga selesai ngomong, udah kabur! Huuufffttt..." sambungnya.

********

Keesokan hari...

Lucas dan Yang Yang sudah siap untuk berangkat kuliah. Hari ini adalah hari pertama mereka kuliah. Usai sarapan, Lucas dan Yang Yang berjalan menuju arah parkiran apartemen. Setiba di parkiran, Lucas membuka kunci mobil kemudian mereka berdua masuk ke dalam mobil. Lucas menyalakan mesin mobil, lalu ia melaju dengan santai.

Waktu sudah menunjukkan pukul 07:30 pagi. Lucas dan Yang Yang tiba di kampus. Usai memarkir mobilnya, Lucas dan Yang Yang berjalan ke arah koridor kampus. Hari ini Yang Yang tampak sangat cool, karena ia tidak ingin membuat Lucas malu untuk ke sekian kalinya. Namun tetap saja, jiwa kampungan Yang Yang tidak pernah lepas dari dirinya.

Lucas bertemu dengan teman lamanya, yaitu Rebecca. Rebecca adalah gadis asli Amerika yang tidak pergi pernah meninggalkan Amerika sejak lahir. Rebecca teman Lucas saat SMP. Rebecca yang memiliki paras tinggi, langsing, berkulit putih, berambut pirang, dan juga selalu berpenampilan feminim.

"Hey, Rebecca!" sapa Lucas, ketika ia melihat Rebecca sedang duduk sambil membaca buku di koridor kampus.

Rebecca menoleh. Kemudian, melambaikan tangan ke arah Lucas sambil tersenyum. Lucas pun membalas lambaian tangan Rebecca.

"Itu siapa?" tanya Yang Yang.

"Oh, itu Rebecca. Temen SMP gue." jawab Lucas.

"Hah? Temen SMP?!" ucap Yang Yang terkejut.

Lucas mengangguk. "Kenapa? Cantik ya?" ledek Lucas.

"Iya, cantik. Tapi, lo kenapa bisa SMP di Amerika juga?" tanya Yang Yang bingung.

"Sebenernya, gue dari SD kelas 4 udah di Amerika. Orang tua gue dulu ada urusan bisnis di Amerika, jadi gue terpaksa pindah ke Amerika. Terus pas gue SMA kelas 3, orang tua gue balik lagi ke Tiongkok karena urusan bisnisnya udah selesai. Dan sekarang mereka lagi mengurus bisnis yang di Tiongkok." jawab Lucas menjelaskan.

"Oh, gitu. Berarti, lo gak ikut pulang ke Tiongkok?" tanya Yang Yang lagi.

Lucas menggeleng. "Gue udah terlalu nyaman dengan negara ini." sambungnya.

Yang Yang hanya mengangguk.

"Samperin Rebecca, yuk! Gue pengen ngobrol-ngobrol sama dia." ajak Lucas.

"Yuk! Sekalian kenalin gue, ya!" jawab Yang Yang, dengan wajah polosnya.

"Gampang! Kuy lah!" ucap Lucas.

Lucas dan Yang Yang berjalan menghampiri Rebecca. Setiba di tempat Rebecca duduk, dengan pedenya Lucas duduk di sebelah Rebecca. Melihat Lucas yang duduk di sebelah Rebecca, Yang Yang pun ikut duduk di sebelah Lucas.

"Hey! Lama ya, gak ketemu." ucap Lucas, sambil tersenyum.

"Iya, nih! Hmmm, terakhir pas reuni SMP beberapa waktu lalu." jawab Rebecca.

"Yes, bener banget! Oh iya, lo kuliah di sini juga?" tanya Lucas.

Rebecca mengangguk.

"Oh... Jurusan?"

"Hukum, dong!" jawab Rebecca, dengan sangat pedenya.

"Seriously? Kok bisa sama sih?!" ucap Lucas terkejut.

"Iya. Ngapain juga gue bohong, gak ada gunanya!" ucap Rebecca sambil tersenyum.

"Waaahhh.. Kalo gitu, kita sekelas lagi! Seneng deh, sekelas sama temen lama! Hehehe." jawab Lucas.

"Hehehe. Lo ini ya, dari dulu gak pernah berubah! Selalu easy going di mana pun lo berada." ujar Rebecca.

"Oh, iya. Kenalin, ini temen baru gue. Namanya Yang Yang." Ucap Lucas, sambil menunjuk ke arah Yang Yang.

"Rebecca." ucap Rebecca, sambil mengulurkan tangan ke arah Yang Yang.

Namun, Yang Yang sama sekali tidak menggubris sapaan Rebecca. Ternyata, sedari tadi Yang Yang terus menatap Rebecca dengan tatapan terpana tanpa mengedipkan matanya sedikitpun. Melihat tingkah Yang Yang yang sudah mulai memalukan, Lucas pun menginjak kaki Yang Yang.

"Awww...!!!" Teriak Yang Yang. Lalu menoleh ke arah Lucas.

"Itu! Rebecca mau kenalan sama lo!" Gumam Lucas, sambil menatap mata Yang Yang.

"Oh... I... Iya! Yang Yang. Awww..." ucap Yang Yang, sambil mengelus kakinya yang baru saja di injak oleh Lucas.

"Hehehe... Kalian ini, sama-sama lucu!" ucap Rebecca.

"What? Lucu? Gue lucu? Yes! Dia lucu? No...! Dia malu-maluin!" Gumam Lucas dalam hati.

Lucas pun tersenyum getir sambil menahan kesal. Sementara Yang Yang, ia tertawa gembira karena di mata Rebecca ia seorang yang lucu.

(BUKAN) ORANG KETIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang