SATU

31 4 1
                                    

Setiba di Los Angeles International Airport, Yang Yang merasa kebingungan karena tidak ada seorang pun yang ia kenal. Ketika sedang kebingungan, tiba-tiba ada seorang cowok yang menghampirinya.

"Hai...!" sapa si cowok itu.

Yang Yang menoleh. Cowok itu tersenyum hangat pada Yang Yang.

"Hai." jawab Yang Yang singkat.

"Kenalin, gue Lucas." ucap si cowok itu, dengan tatapan sangat percaya diri sambil mengulurkan tangannya.

"Gue Yang Yang." ucap Yang Yang, membalas jabatan tangan Lucas.

"Anyway, lo kenapa? Kok kayak orang bingung gitu?" tanya Lucas.

"Hmmm... Iya nih. Gue bingung harus ke mana, soalnya gue gak punya saudara di sini." Ujar Yang Yang.

"Oh, gitu. Kalo boleh gue tau, tujuan lo ke LA itu mau ngapain?"

"Gue baru aja diterima di Stanford University."

"Seriously? Kok kita sama?"

"Hah? Masa sih?"

Lucas menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"Kalo gitu, kita tinggal bareng aja. Gimana?" Ajak Lucas.

"Tapi kan, gue ini masih orang asing."

"Ya ampun! Kita itu bukan orang asing! Kita itu, sama-sama orang Tionghoa. Dan sesama orang Tionghoa itu, harus saling membantu! Kebetulan, gue punya apartemen kok di sini! Jadi, lo gak perlu capek-capek lagi cari tempat tinggal. Lagi pula, lumayan kan buat menghemat uang!" ujar Lucas.

Yang Yang berpikir sejenak.

"Gimana? Mau gak?" Ajak Lucas lagi.

"Hmmm... Yaudah deh, gue ikut lo aja." Ucap Yang Yang pasrah.

"Nah, gitu dong! Yaudah, yuk kita ke tempat penjemputan. Supir gue udah nunggu." Ajak Lucas.

Yang Yang pun mengangguk. Kemudian, Lucas dan Yang Yang berjalan menuju tempat penjemputan. Di sana, sudah terlihat supir pribadi Lucas sudah menunggu sambil berdiri.

"Pak...!" Panggil Lucas, sambil melambaikan tangan dan memberikan senyuman.

Melihat Lucas yang sudah datang, si supir pun berjalan menghampiri Lucas untuk membawakan kopernya.

"Tuan Muda...!"

"Udah nunggu lama ya?" tanya Lucas.

"Tidak, Tuan. Baru sekitar 5 menit." jawab si supir.

Lucas mengangguk.

"Oh iya, Pak. Perkenalkan, ini Yang Yang. Dia teman baru saya." ujar Lucas, memperkenalkan Yang Yang pada supirnya.

"Yang Yang."

"Zao."

"Pak Zao ini udah lama banget ikut bareng gue, jadi dia udah kayak bokap gue sendiri." ujar Lucas.

Yang Yang hanya mengangguk.

"Kalau ada yang dibutuhkan, Tuan Yang Yang bisa langsung bilang ke saya. Dan jangan sungkan, untuk meminta bantuan saya." ujar Pak Zao.

"Iya, Pak. Terima kasih banyak." ujar Yang Yang sambil tersenyum.

Pak Zao pun membawakan koper milik Lucas dan juga koper milik Yang Yang. Setelah itu, Lucas dan Yang Yang berjalan lebih dulu ke parkiran. Setiba di parkiran, Pak Zao mengarahkan kunci mobilnya untuk membuka kunci pintu. Setelah alarm berbunyi, Pak Zao membuka bagasi untuk memasukkan koper. Sementara Lucas, ia membuka pintu mobil belakang. Sedangkan Yang Yang, ia hanya berdiri dan menatap Lucas yang sudah duduk di kursi penumpang.

"Ih, masuk! Tunggu apa lagi?!" ujar Lucas, yang melihat Yang Yang masih tetap berdiri di luar.

"Oh, iya!" kemudian Yang Yang turut masuk ke dalam mobil dan duduk di sebelah Lucas.

Selesai memasukkan koper-koper ke dalam bagasi, Pak Zao menutup pintu bagasi. Setelah itu, ia berjalan dan masuk ke dalam mobil. Ia segera menyalakan mesin mobil, dan melaju secara perlahan.

(BUKAN) ORANG KETIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang