EMPAT

13 3 0
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul 06:00 pagi, Lucas pun terbangun dari tidurnya. Kemudian ia beranjak dari tempat tidur lalu meninggalkan kamar. Ketika sedang berjalan menuju dapur, Lucas melihat Yang Yang sedang kebingungan seperti sedang mencari sesuatu dengan membawa beberapa potong pakaian kotor. Lucas pun menghampiri Yang Yang.

"Yang Yang, lo mau ngapain?" tanya Lucas dengan tatapan aneh.

"Ah... Ini, gue mau mencuci pakaian kotor." Jawab Yang Yang dengan wajah polosnya.

Lucas terkejut dengan membelalakkan matanya. "Hah? Cuci pakaian kotor?" sambungnya.

Yang Yang mengangguk. "Di mana ya, mesin cucinya?"

Lucas masih tidak habis pikir dengan sikap Yang Yang sedikit kampungan, namun ia tetap bersabar dalam menghadapi sikap Yang Yang.

"Haduh, Yang Yang! Kita itu gak nyuci pakaian sendiri!" ucap Lucas.

"Jadi?" ucap Yang Yang, masih belum paham.

Lucas menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. "Jadi begini, Yang Yang. Kita cukup hubungi pihak laundry untuk dimintai tolong, agar pakaian kita bisa dibersihkan. Kita gak perlu capek-capek cuci pakaian sendiri!"

"Bukannya itu malah menjadi boros?" tanya Lucas, masih dengan wajah polosnya.

Lucas menghela napas. "Iya sih. Tapi ya udahlah, gak perlu dipikirin hal itu. Yang kita pikirin itu, kita harus lulus kuliah tepat waktu. Oke!"

"Tapi, bagaimana dengan pakaian kotor gue?"

Lucas menengadahkan kepalanya ke atas, lalu kembali menurunkannya. "Jadi, mau lo gimana?" tanyanya.

"Gue mau, di apartemen ini ada mesin cuci sendiri. Gak masalah kalau memang gue harus mencucikan pakaian kotor punya lo, karena gue di sini juga numpang sama lo. Anggap aja, ini balas budi gue ke lo." Ujar Yang Yang.

Lucas terdiam sejenak.

"Bagaimana?" tanya Yang Yang.

"Hmmm... Oke, nanti gue coba minta mesin cuci sama orang tua gue." Ucap Lucas.

Mata Yang Yang terbuka lebar, lalu senyumnya ikut melebar.

Pandangan Lucas menjadi aneh, ketika melihat ekspresi wajah Yang Yang. "Lo kenapa?" sambungnya.

"Nggak, gue gak apa-apa." jawab Yang Yang.

"Ya udah, lo bawa deh pakaian kotor lo. Gue mau ke dapur dulu." Kemudian Lucas pergi meninggalkan Yang Yang ke dapur. Sementara Yang Yang, ia membawa kembali pakaian kotornya ke dalam kamar.

Sesuai dengan permintaan Yang Yang, Lucas pun segera kembali ke kamarnya untuk mengambil ponsel agar bisa menghubungi orang tuanya yang berada di Tiongkok.

Ketika ia masuk ke dalam kamar, Lucas langsung mengambil ponselnya yang ada di atas tempat tidur. Ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur sambil mencari kontak ayahnya. Setelah mendapatkan kontak ayahnya, Lucas pun segera menghubunginya.

"Halo, Ayah." Ucap Lucas.

"Iya, Lucas. Ada apa, menelepon Ayah?" tanya Ayahnya.

"Hmmm... Begini, Ayah. Apa boleh, aku meminta sebuah mesin cuci? Agar aku bisa mencuci sendiri di apartemen dan gak buang-buang uang untuk mencuci di laundry." Ucap Lucas.

Mendengar ucapan anaknya yang terdengar sudah belajar menjadi dewasa, ayahnya tampak senang dan gembira.

"Kamu serius, ingin mencuci pakaian sendiri di apartemen?" tanya Ayahnya.

"Iya, Ayah. Kebetulan, aku juga sekarang udah punya teman satu apartemen." Jawab Lucas.

"Oh ya? Siapa?"

"Namanya Yang Yang, Ayah. Dia anak yang polos dan baik hati kok."

"Dia berasal dari mana?"

"Dia juga orang China, Ayah. Jadi, Ayah tenang aja."

Mendengar Lucas telah menemukan teman untuk tinggal di apartemen dan juga berasal dari China, ayahnya sangat lega. Karena menurut ayahnya, Lucas bukanlah tipikal anak yang mudah berteman dengan orang lain.

"Baiklah, nak. Ayah akan mengirimkan uang kepada Pak Zao, agar bisa dibelikan mesin cuci untuk di apartemenmu." Ujar Ayahnya.

"Benarkah, Ayah?"

"Iya."

Mendengar ucapan ayahnya, Lucas bangkit dari tempat tidurnya dan melompat bahagia di atas tempat tidur.

"Ya sudah, ayah matikan ya teleponnya." Ucap Ayahnya.

"Oke, Ayah. Xie xie ni, Ba! (Terima kasih, Ayah!)" ucap Lucas, lalu ia menutup teleponnya. Wajah Lucas terlihat sangat bahagia.

Setelah ia menelepon ayahnya, Lucas bergegas mandi karena hari ini ia dan Yang Yang akan berangkat ke kampus untuk menyerahkan berkas-berkas yang dibutuhkan pihak Universitas. Selesai mandi, Lucas segera bersiap-siap. Setelah siap untuk berangkat, Lucas mengambil dokumen yang ia simpan di laci mejanya. Kemudian, ia keluar dari kamar.

Melihat Yang Yang yang sudah menunggunya, Lucas mempercepat langkahnya dan menghampiri Yang Yang.

"Udah siap?" tanya Yang Yang.

Lucas mengangguk. "Zou ba! (Ayo!)" sambungnya. Kemudian, Yang Yang dan Lucas pergi meninggalkan apartemen.

Karena jarak apartemen dan kampus tidak berjauhan, Lucas menyetir mobilnya sendiri tanpa harus membawa supir. Kebetulan, Lucas juga memiliki mobil pribadi yaitu mobil sport.

"Ini mobil lo?" tanya Yang Yang.

Lucas mengangguk sambil tersenyum. "Keren kan?" sambungnya.

"Wah... Ini keren banget, Lucas!" ucap Yang Yang.

Lucas terkekeh. "Ya udah, yuk kita masuk!" ajak Lucas.

Lucas dan Yang Yang masuk ke dalam mobil, kemudian Lucas menyalakan mesin mobilnya dan mereka pun berangkat menuju kampus.





(BUKAN) ORANG KETIGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang