Kalimat hilang makna, logika tak berdaya.⬜🧡⬜
Hari ini, aku baru selesai mandi dan sedang makan jeruk. Tenang saja, aku sudah memakai baju. Dan kemudian duduk didepan laptop yang sedari tadi menyala. Ah, rupanya ini cerita soal dia. Gadis yang aku cintai tanpa pernah ia ketahui.
☘️☘️☘️
"Taka, ayo! Kenapa kau sangat lamban sih?!" Serunya kesal, ia tampak menggemaskan dengan wajah yang memerah dan pipi yang menggembung bulat. Aku terkekeh, tetap berjalan santai membiarkan dia melangkah lebih dulu, dan membuat aku semakin leluasa melihat dirinya tanpa perlu memandangnya secara sembunyi-sembunyi seperti biasa.
Dia kembali berjalan, sedikit cepat sesekali merapikan rambutnya yang tersapu angin. Beberapa orang di komplek perumahan kami tersenyum kearahnya. Dia memang dikenal orang-orang karena kepribadiannya yang riang dan ceria. Selalu menebarkan senyuman dan berkata sopan. Berbeda denganku yang hanya akan mengangguk sebagai balasan. Rambutnya sedikit bergoyang karena langkahnya yang terlewat semangat, kadang aku ingin bertanya tentang berapa banyak energi yang dia punya. Melihatnya seperti itu membuatku terkekeh dan terus menatap punggung kecil itu dengan kedua tangan yang berada dalam saku.
"Taka!! Nanti Toru dan yang lain marah jika kita terlambat!" Dia kembali menoleh kearahku, dan sedikit melotot agar aku tahu jika dia benar-benar kesal. Bukannya takut, aku merasa ingin mencubit pipinya karena membuat wajah lucu seperti itu.
"Cerewet." Meski kalimatku terdengar datar, aku tetap melangkah dengan cepat menyamainya. Aku tak ingin membuatnya marah, dan mendiamiku. Kadang, dia itu menyebalkan dengan sikapnya yang kekanakan.
"Kau akan menginap dirumah Tomoya?" Tanyanya setelah aku berhasil berdiri disampingnya, aku mengangguk sebagai jawaban. Tomoya adalah teman kami, sekaligus pengganggu bagiku. Orang yang selalu membuatku kesal dan berakhir dengan aku yang akan memukulnya.
"Aku tidak sabar bermain sepeda dengan Ryota!" Dia berseru riang, bisa aku lihat rona yang ada di pipinya. Sangat alami dan membuat dia semakin cantik dari tempatku saat ini.
"Jangan terlalu jauh, dan hati-hati. Jika kau ceroboh, bisa saja kau terluka." Nasihatku padanya, dan lagi dia mengangguk patuh dengan lucu. Aku mengacak rambutnya, dan dia mencebik kesal kearahku. Senyumanku semakin lebar melihat bagaimana dia saat ini.
"Kau membuatnya berantakan, Taka!"
Aku terkekeh melihat dia yang kini menghentakkan kakinya, mungkin dia marah. Langkahnya semakin lebar dan akhirnya dia berlari kearah tiga orang idiot yang sedang menunggu kami. Toru paling mencolok karena ia yang paling tinggi dan rambutnya yang pirang.
Tangannya melebar, seolah berniat memeluk mereka bertiga secara bersamaan. Aku tersenyum, saat mataku melihat dia yang menjitak kepala Tomoya yang tidak sengaja menginjak kakinya, atau saat ia dengan semangat menarik tangan Ryota yang bilang akan mengajarinya menaiki sepeda sore ini.
"Kau terlambat," ucap Toru yang kini menatapku datar, dan aku mengangkat bahu acuh. Tidak peduli dengan Toru yang nampak kesal karena harus lama menunggu.
Setelah beberapa waktu terbuang untuk hal tidak berguna, akhirnya kami menaiki mobil Toru yang terparkir tidak jauh dari sini. Aku naik di bangku belakang, dan Hana yang duduk ditengah dan disusul oleh Tomoya. Sedangkan Toru, dia yang duduk dibalik kemudi dan Ryota disebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis terdepan
Teen Fiction"aku mencintaimu, meski kamu tidak pernah tahu." Taka one ok rock x Hana Sasaki (OC) ..o0.0o.. Garis terdepan - fiersa Besari. 2020 present by © Princessayinghua.