Garis terdepan

bagian sembilan

Tetap menjelma cahaya di angkasa, yang sulit tertampik dan sukar tergapai.

Yakin, kau akan temukan aku digaris terdepan. Bertepuk dengan sebelah tangan.

⬜🧡⬜

Hana, apa kau menyadarinya?

Kita adalah kebersamaan yang tak pernah bersama.

Kenyataan yang tak pernah menjadi nyata.

Begitu dekat, namun tak lebih dari sekedar sahabat.

️☘️☘️☘️

Lima tahun sudah kami lulus dari perguruan tinggi, menjadi manusia dewasa sejati yang tak lagi bergantung pada keluarga. Meski tidak termasuk kategori kaya, setidaknya kami berlima sudah bisa mencukupi semua kebutuhan yang kami perlukan.

Aku kini sudah menjadi komposer, bahkan beberapa lagu yang melejit dan terkenal hingga ke beberapa negara Asia adalah hasil kerja tanganku ini. Dan tentu, aku merasa sedikit berbangga karenanya.

Teman-temanku yang lain? Aku rasa mereka sudah bahagia dengan kehidupan yang mereka punya. Bahkan, Tomoya dan Ryota kini sudah menikah dan memiliki buah hati. Tomoya yang menikah dengan teman sejurusannya saat kuliah yang entahlah aku lupa siapa namanya —karena kami memang tidak terlalu dekat— dan Ryota yang juga menikah dengan adik penyanyi terkenal Avril Lavigne, yang jika aku benar namanya itu Michele Lavigne. Mereka bertemu di Restaurant yang didirikan Tomoya dan Ryota yang sudah berkembang, meski belum benar-benar sangat terkenal.

Ryota benar-benar seorang bajingan yang beruntung menurutku.

Toru? Dia kini sudah bertunangan dengan seorang gadis bernama Hany Takayama. Salah seorang client yang sempat Toru tangani. Dari pekerjaan menjadi cinta.

Lalu yang terakhir dari kami berlima, satu-satunya wanita. Hana. Satu nama yang selalu membuat aku tersenyum ketika mengingatnya.

Dia kini menjelma Dewi, dalam usianya yang masih terbilang muda dia sudah mendapat gelar didepan namanya sebagai seorang dokter spesialis anak. Tubuh dewasanya tumbuh dengan matang, tidak ada lagi Hana yang menggemaskan seperti saat kami di bangku sekolah menengah. Yang ada saat ini adalah Hana Sasaki, dokter cantik yang memiliki karir cemerlang. Sempurna.

Antara kami berlima, hanya aku dan Hana yang sangat sering menghabiskan waktu bersama atau sekedar bertemu dan berbincang sebentar. Tentu saja, karena aku tidak ingin kehilangan kontak dengan orang yang aku cintai.

Juga, setelah hampir dua puluh tahun ini, aku tetap memendam rasa itu sendiri.

Tidak banyak perubahan dalam hubungan kami berdua, Hana akan ada saat aku stress entah karena masalah pekerjaan atau masalah lain, dia selalu bisa membuat aku tenang. Dan begitu pula aku, aku akan ada saat dia butuh teman. Untuk bersandar, berbagi cerita tentang betapa senangnya dia menjadi dokter anak seperti keinginannya, atau menceritakan dia yang kadang kesal membujuk anak kecil untuk diperiksa, atau bahkan mengeluh tentang libur yang seperti sebuah takhayul baginya. Aku selalu ada disisinya.

Menjadi orang pertama yang diberitahu bagaimana perasaannya.

Menjadi tameng yang melindunginya. Bahkan aku sempat dirawat dirumah sakit selama dua bulan karena patah tulang gara-gara menghajar preman yang menggoda dan berniat buruk pada Hana.