Daffa baru saja selesai menata pizza buatannya di atas piring saji. Sedari tadi ia sibuk membantu sang Bunda menyiapkan segala keperluan untuk pesta kelulusannya malam ini. Padahal Daffa enggan. Tapi, Ayah dan Bundanya terus bersikeras mengadakan pesta kecil-kecilan di rumah. Mengingat Daffa adalah anak semata wayang mereka, dan kelulusan Daffa dari universitas tempat ya menimba ilmu merupakan kebanggaan tersendiri bagi kedua orangtua Daffa. Terpaksa cowok berusia 21 tahun itu mengalah. Dengan catatatan hanya teman-teman dekatnya yang boleh hadir.
"Sayang, kamu undang Febby juga kan?" tanya sang Bunda.
"Iya, diundang. Bunda tenang aja."
Marini tersenyum, "Eh, By the way... Febby cantik ya. Udah gitu pinter lagi, sarjana hukum. Dan lulus dengan gelar cumlaude. Calon menantu idaman banget."
Daffa menghela napasnya. Entah sudah keberapa kali Bundanya selalu memuji-muji Febby di depan Daffa semenjak cowok itu kembali dari Australia. Dari gelagatnya udah jelas kan arah dan tujuan dari sang Bunda. Secara terang-terangan Marini ingin menjodohkan Daffa dengan Febby.
Daffa juga nggak menampik karena semua yang dikatakan Marini tentang Febby 100% benar. Febby memang cantik, menarik, dan juga pintar. Selain memiliki wawasan yang cukup luas, Febby juga mudah bergaul. Tapi, sejauh ini Daffa belum benar-benar tertarik pada gadis itu.
"Lihat niih, bucket bunga kiriman Febby, cantik banget ya." Marini menunjukkan bucket bunga yang baru diterimanya dari kurir. Dengan wajah sumringah ia meletakkan bucket bunga itu di ruang tengah.
Daffa menghela napas, memperhatikan sang Bunda yang tampak begitu gembira hanya karena sebuah hadiah yang menurut Daffa biasa saja. Dia jadi serba salah, menyenangkan orangtua juga ada batasnya bukan?
*******
"Yaiiiyyy....happy graduation, Bro !!" Seru teman-teman Daffa yang mulai berdatangan.
Daffa tersenyum lebar menyambut para tamu undangannya yang baru tiba.
"Enjoy this party, guys!" Ujar Daffa sambil bertoss ria dengan sahabat-sahabatnya.
"Hei, Daffa... selamat ya, Dek!" Sapa Mila, memberikan hadiah kepada Daffa.
"Thank's Kak Mila, repot-repot banget sih. Kakak udah datang aja gue senang kok."
Mila mengibaskan tangannya, pertanda hadiah itu bukan sebuah masalah besar.
"Eh, Tante sama Om mana?"
"Ada di dalam kak. Langsung ke dalam aja ya."
"Oke...!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Inikah Cinta?
Fanfic"Siapa? Daffa? Gila, lo!" Pekik Yuki. Mendadak ditaksir berondong. Yuki sama sekali nggak pernah membayangkannya. Berawal dari Graduation Party teman sahabatnya, kisah cinta itu bermula. Yuki yang punya kriteria cowok idaman, mendadak galau. Cowok i...