"Phi Win"
Belum genap sehari anak ini sudah menjadi ekor dan mengikutiku kemanapun. Aku berbalik lalu mengangkat tubuhnya ke gendonganku.
"Ye!!!" Bahagianya. Aku berjalan masuk ke gerbang rumahnya lalu melepasnya pelan.
"Tunggu di sini sebentar oke" ia mengangguk. Dengan kecepatan cahaya aku berlari menutup pintunya dan kembali ke zonaku.
"Phi Win...!!! Phi Win..!!! Phi Winnn!!!" Pintu gerbangnya terus bergoyang jelas siapa yang berada di balik semua itu. Huh..... maafkan phi ini semua untuk kebaikanmu... dan kebebasan ku juga huahahahahaha......
"Phi Wiiiinnnn Hick Hick...."suara anak itu terdengar putus asa.
"Tuan Kay ayo masuk" sekaramg suara wanita paruh baya yang aku tau adalah pelayan di rumah itu.
"Tidak mau... aku mau phi Winnnn hickhick"
"Daddy tuan Kay melarang tuan keluar rumah apalagi bertemu dengannya"
"Tidak mauuu...!!! Aku benci Daddy dia selalu bekerja dan tidak punya waktu untuk ku berbeda dengan phi Win dia tidak punya kerjaan" eheee... itu karena sekarang aku sedang menganggur tapi bukan berati aku tidak punya pekerjaan... dasar bocah.
"Tuan Kay harus menurut kalau tidak Tuan Besar akan marah pada kami"
"Tiiii...dakkkk!!!!... aku mau duduk di sini menunggu Phi Win datang titik....!!!!!!" Huh.... keras kepala sekali.
"Mommy pergi... Daddy pergi.... kalau Phi Win juga pergi aku sendiri lagi...hickhick.... aku tidak suka sendiri....hickhick.... aku kesepian......"
Entah kenapa hatiku tertampar berkali pukulan, aku seperti pernah merasakan hal itu... aku tahu bagaimana rasanya sendiri dan kesepian. Rasanya seperti berdiri di malam yang gelap dan kedinginan tanpa selimut atau pakaian sekalipun, kau membutuhkan kehangatan tapi tidak ada yang bisa memberikannya padamu.
Huh....
Aku benci merasakan itu...
Heh... sudahlah aku menyerah,untuk kali ini saja tidak apa kan?.
Aku berbalik dan membuka gerbang yang memisahkan aku dengan orang yang ada di dalam, anak itu bersikap seperti pertama kali aku bertemu dengannya. Seorang wanita parubaya yang aku tau adalah pengurus rumahnya melihatku lalu kami memberi salam tanpa bersuara sedikitpun. Aku memberi kode pada wanita itu agar menyerahkan anak ini pada ku, ia mengerti dan memilih untuk meninggalkan kami berdua.
"Oy bangun..." aku berdiri di depannya, dengan segera ia mengangkat kepalanya dan menghadap atas.
"Phi Win!!" entah kenapa hatiku menjadi hangat melihat senyuman anak itu aku merasa telah menebus kemalangananku di masa lalu. Aku ingin mempertahankan senyuman itu
.
.
.
.
.
Kami selalu bertemu saat ayahnya yang menyebalkan itu keluar dari rumah dan meninggalkan anak itu sendiri, dia akan belari riang mengetuk pintuku dan berkata..."Phi Win!" aku sudah hafal betul.
"Phi Win minggu depan acara sekolahku, aku mau phi datang yah ini undangannya"
"Kenapa aku?, seharusnya kan Daddy mu itu yang datang"
"Huh... Daddy mustahil datang, dia pasti sibuk seperti sebelum belumnya" bibirnya kembali mengkerut wajah menyedihkan itu membuat ku merasa bersalah yang aku sendiri juga tidak tau salahku dimana.
Anak ini berhasil, dia berhasil memainkan semua emosiku dan membuatku ingin mengenalnya lebih dalam sebagai seorang teman.
Trililittt.... aku meraih benda itu yang tergeletak di sampingku, setelah tahu siapa si pemanggil akupun menggeser icon terima
KAMU SEDANG MEMBACA
Hot Daddy with Me (END)
FanficWin bertemu dengan seorang anak kecil bernama Kay, tanpa Win sadari ia sangat menyayangi anak itu begitu pula sebaliknya, tapi dibalik semua itu ayah sang anak yang bernama Bright Vachirawit membuat Win terus- terusan kesal dan membuat ia enggan ber...