RUMIT

Mas pangeran bisa ngomong?

"Holla mas pangeran" sapa Shasa ketika sampai dikursi samping Rivaldo yang kebetulan kosong.

"Holla juga neng Aca" siapa yang jawab? Rivaldo? BUKAN. Tetapi Azka

"Apaansih kak Azka, kan gue nyapanya mas pangeran" ujar Shasa cemberut

"Tapi kan Valdo nyuekin elo, daripada ga ada yang jawab kan?" Jawab Azka

"Kata siapa mas pangeran ga jawab, dijawab kok sapaan gue. Tapi didalem hati makanya kalian gada yang denger. Wlee"

"Gue tau kok, kalo kamu lagi nguatin diri toh karna terlalu dicuekin sama Valdo??"
Ujar Jaya yang sedari tadi diam

"Engga tuh, emang terbukti kok kalo mas pangeran jawab sapaanku" ucap Shasa agak ragu

"Tau darimana lo" ucap Rivaldo dengan nada datar

Shasa yang mendengar suara itupun langsung menghadap Rivaldo dan nganga tidak percaya.

Yakin ini mas pangeran ngomong sama gue? Setelah seminggu dia ngga ngeluarin suara didepan gue. Aaaa yuhuuuu ~ucap Shasa dalam hati

"Tutup noh mulut, lalat masuk tau rasa lu" celetuk Azka

"Hahh??? Sumpah demi mas pangeran nikah sama Shasa. Ini beneran mas pangeran ngomong sama aku??" Ucap Shasa lebay dan tidak mengidahkaan ucapan Azka

Namun, Rivaldo hanya menghela nafas sembari memutar bola matanya malas.

"Yaa Allaah Sha, seneng banget lu?" Tanya Hasbi sambil senyum miring gitu

"Iya dong kak Abi, hehe" cengir Shasa

"Emng lo cinta banget sama si Valdo ca? Padahal Valdo kagak respon lo. Mending sama gue aja, kagak capek emang lo hadepin sikap mas pangeran lo itu?" Tanya Azka

Pantas saja Azka bertanya seperti itu. Hampir semua orang juga tau kalau Shasa mengejar Valdo sejak dulu. Tetapi tak pernah nyerah walaupun sudah berapa kali dia menangis karna Valdo.

"Engga tuh, aku ngga akan nyerah sebelum mas pangeran cinta sama aku" yakin Shasa

"Mending lo mundur deh. Dan berhenti ngejar gue" ucap Rivaldo

"Ya Allaah mas, kamu mau ngomong juga sama aku? Aduhh seneng aku mas hehe" girang Shasa

"Itu kalimat terpanjang yang mas pangeran ucapin ke aku" lanjutnya

"Gue cuma risih!" Ucap Rivaldo tegas sambil mendrebak meja dan langsung berdiri dari duduknya lalu meninggalkan mereka semua.

Wajah Shasa yang semula tersenyum lebar perlahan senyuman itu pudar. Kecewa? Sudah pasti.

Sedangkan Azka, Hasbi, dan Jaya terlihat iba kepada Shasa. Mereka menatap sendu kearah Shasa yang saat itu masih mematung.

"Huh, ngga papa ini belum seberapa. Namanya juga pejuang. Hahaha" ucap Shasa menutupi lukanya dengan tertawa garing karena ia hanya tertawa sendiri tidak dengan kakak kelasnya.

Tak lama, Riana dan Randy menghampiri Shasa.

"Sha, lo ngga papa?" Tanya Riana dan menepuk pundak sahabatnya itu

Shasa mendongak, lalu tersenyum dengan menggelengkan kepalanya.

"Udah Sha, mending lo___"

"Kelas aja kuy, bentar lagi juga masuk. Kakak kakak, gue kelas dulu yaah" ujar Shasa tidak mengidahkan perkataan Randy.

Shasa beranjak dari duduknya lalu pergi melenggang dari kantin dan diikuti oleh Riana dibelakangnya.

"Iya ca" jawab Azka