Chapter 3 Nekat?

6 2 0
                                    

Saat pulang sekolah, ia berdiri di balik tembok. Kepalanya menunduk melihat kaki yang dimainkannya, sembari terkadang melihat ke arah pintu kelas Airon.

Saat ditatapnya pintu itu, ada sesosok lelaki keluar dari kelas. Itu adalah Airon! Tanpa pikir panjang, ia pun berlari menuju Airon. Airon hanya memperlihatkan wajah bingung kala perempuan itu menyodorkan sebuah surat dan berlalu pergi.

Ia pun pergi ke toilet untuk menenangkan diri. Ketika mengatur napar, Lia datang berdiri di sampingnya. "Ngapain lo tadi dan ngasih apaan?!" tegur Lia sambil mendekatkan wajahnya yang mengindimidasi.

Terkejut dengan pertanyaan itu, Lia malah lebih menggertaknya. "Gak usah sok kaget gitu doang! Jawab aja!"

"Enggak ngasih apa-apa" jawabnya dengan suara gugup.

"Awas lo ya! Berani deket-deket Airon lagi, bakal tahu sendiri akibatnya!" ancamnya sebelum pergi meninggalkannya di sana.

Namun, sebelum benar-benar pergi, Lia sempat berbisik ke teman-temannya untuk mencari tahu isi surat itu. Mereka berniat memata-matainya dengan menggunakan fitur zoom dikamera ponsel dan memotret isi surat itu. "Guys, awasi dia!" pungkasnya.

***

Let The Air RunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang