Chapter 6 Akhir dari Awal?

5 2 0
                                    

Jenny pun menjemput Zhia. Ia berlari sampai tersedak-sedak dari kelas karena ia menyadari ada satu syarat lagi untuk bisa bertemu dengan Airon. Di balik surat itu terdapat pesan "NB: tak masalah jika kamu tidak memakai topeng putih. Asal ikuti arahanku untuk ke tempat yang sudah ku siapkan. Ikuti petunjuk dari pintu barat aula".

Mengetahui itu, Zhia langsung terharu. Airon bahkan tahu kalau untuk meminjam topeng itu akan butuh sedikit usaha membujuk orang-orang di kelasnya. Sahabatnya kemudian menyuruh Zhia bergegas karena waktu dansa hampir dimulai.

Zhia langsung berlari menuju pintu barat aula. Mengikuti tiap clue dari potongan kecil kertas di sudut-sudut ruangan. Hingga tiba di lokasi yang ditentukan tepat musik mulai dilantunkan.

Lia masih sibuk mencari tiap orang dengan ciri-ciri serba hitam di kerumunan. Saking banyaknya orang, dia juga menyuruh orang-orang lain yang mau membantunya untuk mencari Airon. Teman sekelas pun tak luput dari Lia karena ia tahu bahwa Airon ada di sana karena termasuk panitia.

Zhia pun mulai bingung dan ragu tentang clue itu. Ini terlalu sepi dan gelap! Meski alunan musik terdengar sampai sini, namun tidaklah sekeras itu. Setelah melihat sekeliling, Zhia menemukan lampu yang dikedipkan dari ujung lorong. Zhia diam memandang kearah lampu tersebut.

"Itu dia" Zhia menghela napas dan terihat senyuman tipis di wajahnya

Tak berlama-lama, ia pun mengeluarkan ponselnya dan menekan flash untuk menyala-matikannya. Lampu itu juga membalasnya! Dan Zhia mendekat perlahan ke arah lampu itu, jantungnya terus berdegup kencang dan dari sisi lain Airon berdiri dan terus menekan flash.

"Sulit ya mencari aku?" tanya Airon kepada Zhia

"Enggak" Zhia menjawab pelan. Tatapan Zhia terus memandang kearah Airon

"Zhia, aku harus mengatakan sesuatu"

"Ada apa?" jantung Zhia berdegup semakin kencang mendengar kata-kata Airon

"Terimakasih telah menyukaiku" Airon berbicara sambil tersenyum

"Hmm..." senyum tipis tergambar di wajah Zhia

"Aku menyukaimu......sebagai teman"

Zhia terdiam membeku, dia merasakan jantungnya berhenti berdetak, hatinya sakit, matanya berkaca-kaca, dan otaknya terus memutar kalimat TEMAN.

"Maaf jika kata-kataku menyakitimu" berbicara sambil mencoba lebih dekat dengan Zhia

Zhia memundurkan badannya saat Airon mendekat sambil berkata "Aku tau ini akan terjadi" dengan suara yang sedikit goyah

"Maafkan aku" Airon menatap Zhia yang sudah menundukan kepalanya

"Tidak perlu minta maaf, aku tau ini tidak akan berhasil. Itu sebabnya....aku menyembunyikan perasaanku, untuk waktu yang lama. Pada akhirnya.....aku tahu....bahwa aku akan terluka...."

"Jangan terlalu dalam mencintaiku. Aku tidak ingin melukaimu" saut Airon

"Airon....Apa kamu bisa...tetap bersamaku sampai perasaanku kepadamu hilang?" tanya Zhia

"Maafkan aku. Mulai sekarang.....aku tau kita akan canggung tapi aku akan mencoba selalu menyapamu, jika kamu sedang kesal dan ingin mengutarakannya kepada seseorang...kamu bisa meneleponku...aku akan mengangkat telponmu" Airon berbicara dengan lembut

Saat sedang dalam pembicaraan serius HT milik Airon berbunyi, ada seseorang yang berbicara bahwa ada sedikit masalah dan Airon harus turun menyelesaikannya.

"Ayo, aku akan mengantarmu kembali ketempat dansa!" kata Airon lembut

Zhia mengangkat kepalanya perlahan, menatap airon dengan mata yang sudah berkaca-kaca

"Kamu bisa pergi duluan" jawab Zhia

"Aku pergi dulu" saut Airon

Zhia terdiam, waktu berjalan lebih lamban dari biasanya saat Airon pergi. Airon pergi melewati Zhia yang membuat Zhia ikut membalikan badannya. Zhia membuka topengnya dan melihat lelaki yang dia sukai pergi dengan terburu-buru, air mata yang sedari tadi ditahan pecah, mengalir deras membasahi pipi merahnya. Zhia jatuh terduduk, memeluk kedua kakinya kencang sembari terus menangis.

"mengapa aku harus bertemu denganmu?

lebih baik jika kita tidak pernah bertemu,

perasaan ini sudah terlalu dalam,

sulit untukku melupakanmu,

tapi....aku akan berusaha,

semoga kamu bahagia,

selamat tinggal."



- Tamat -

Let The Air RunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang