Malam yang dingin disertai hujan yang deras, Elgio dan sahabatnya berkelana menyusuri kota yang mulai sepi.
"Ada apa kau membawaku di tengah malam ini, El? Apa tanganmu gatal lagi?"
Sebenarnya Otto sangat mengantuk, tetapi panggilan dari Elgio harus segera dipatuhi.
"Aku tidak bisa menahan diri, Otto. Jadi kau harus menemaniku."
Tanpa perasaan, Elgio berucap dengan santainya seolah-olah sudah menjadi kebiasaannya.
"Apa kau tak bisa melakukan besok? Aku mengantuk dan lelah," ujarnya sembari menutup mata berusaha untuk tidur.
"Tidurlah sesuka hatimu."
Elgio membiarkan Otto tidur. Dia tak merasa bersalah telah membangunkan pria itu lalu menyeret paksa agar ikut.
"Tuan, orang itu sudah ada di gudang. Apa perlu aku menyuruh yang lain menyiksanya terlebih dulu?"
"Terlalu enak baginya, Axel. Lebih baik yang melakukannya sendiri."
Kali ini target sasaran kemarahannya bukan dari napi yang hendak dihukum mati melainkan lawan dari perusahaannya.
Ada mata-mata yang bekerja di perusahaannya dan Elgio tak menyukai hal itu.
Elgio memang tidak pernah ke kantor, segala urusan dia selesaikan di kastil begitu juga dengan rapat melalui video call.
Di setiap ruangan di perusahaan tersebut telah terpasang cctv dengan langsung bisa dilihat oleh Elgio.
"Apa perlu aku membangunkan Otto, Tuan?"
Setelah sampai di tempat yang dimaksud, Otto masih tertidur lelap dan tak menyadari jika Elgio melihatnya.
"Tidak usah. Biarkan dia tidur."
Elgio bersama lima pengawalnya masuk ke sebuah gudang yang tak terpakai, jauh dari sudut kota. Di sinilah tempat dia menyiksa atau membunuh orang yang tak disukainya.
Ada dua hal yang Elgio tak sukai. Kebohongan dan pengkhianatan. Jika kedua hal itu ada pada diri orang tersebut maka dia tidak menyiksa melainkan langsung membunuhnya.
"Di mana kalian membawa orang itu?"
"Dia ada di sana, Tuan."
Elgio segera melangkah cepat, dia sudah tak sabar ingin menggunakan tangannya yang gatal untuk menyiksa dan membunuh korbannya.
"Selamat malam, Ferdinan. Apa kau menyukai hadiah dariku?"
Ferdinan yang sudah bekerja selama dua tahun telah berhasil mencuri data dan memberikannya pada sang atasan.
"Kau kira aku tidak tahu?"
Elgio menarik dagu Ferdinan lalu dia miringkan ke kanan dan ke kiri. Tatapan matanya menyiratkan makna dalam, Ferdinan tak berani membalas tatapannya.
"Apa jadinya jika wajah tampan ini rusak?"
"Aku akan mengaku. Aku disuruh seseorang untuk menghancurkan perusahaan, Tuan Muda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Pencuri Hati Tuan Muda ( Terbit Di Dreame/Innovel Hingga Tamat)
RomanceClementine tak sengaja masuk ke sebuah kastil mewah nan gelap ketika hujan deras. Ia tak tahu di sana ada seseorang yang melihatnya dengan senyuman menyeringai. Elgio tak memiliki hati yang hangat. Ia terpenjara di kastilnya karena ulah sang ayah. D...