Elgio menatap layar televisi yang menayangkan Clementine sedang bercakap dan bercanda dengan Otto. Sahabatnya itu memang berbeda dengan dirinya. Namun, hanya Otto saja yang setia dan mau berteman.
Otto tahu tentang masa lalunya, dia juga mengenal Elgio di sisi lainnya yaitu membunuh dan menyiksa. Otto juga demikian, mendengar jeritan kesakitan seseorang membuat Otto dan Elgio merasa puas.
"Tuan muda, nyonya Chattlene memanggil anda di kamarnya."
Tak ada sahutan apapun saat Lieda mengatakan sesuatu. Elgio tetap melihat layar tersebut tanpa berkedip.
Lieda tahu jika Elgio tak ingin diganggu dan memilih undur diri daripada kena omelannya. Elgio memang tak sampai memukul pelayannya jika berbuat kesalahan. Dia akan langsung memecat dan mengusir tanpa uang sepeserpun. Jika hal itu terjadi mau tak mau sang ibulah yang memberikan upah pelayan tersebut.
Selang beberapa menit, akhirnya Elgio beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamar Chattlene. Biar bagaimanapun, dia tak boleh mengacuhkan ibunya sendiri.
"Mengapa kau berlama-lama di kamar gadis itu?"
Sebuah pertanyaan diajukan Elgio saat berpapasan dengan Otto yang baru saja dari kamar Clementine.
"Sekedar teman bicara, El. Tak lebih dari itu, Sobat."
Otto tahu, gadis itu tak bisa dia miliki sepenuhnya. Hanya Elgio yang mampu memiliki Cle seorang.
"Aku harap kau tak melewati batasmu."
"Iya ... ya ... aku tahu. Kau tak bicarapun aku akan melakukannya," dengkus Otto sambil berjalan menuju kamarnya yang bersebelahan dengan Cle.
"Kau mau ke mana? Bertemu ibumu?"
Tak seperti biasanya Elgio yang menghampiri ibunya. Chattlene yang selalu menemui sang anak terlebih dulu.
"Apa tidak boleh seorang anak menemui ibunya sendiri?"
"Ya boleh tapi kau aneh beberapa hari minggu ini, El."
"Kau yang aneh," ucap Elgio datar seraya meninggalkan Otto penuh tanda tanya.
Otto menduga keanehan terjadi sejak kedatangan Clementine. Elgio jarang sekali meninggalkan ruang kantornya kecuali untuk makan dan tidur.
Kemudian Elgio juga mau saja saat Cle menaruh rangkaian bunga di meja kerjanya. Hal yang paling anti dilakukan Elgio dulu.
****
"Ada apa ibu memanggilku? Apa mau berpamitan pulang?"
Jika Elgio bukan anaknya, mungkin vas bunga yang dipegang Chattlene sudah melayang di kepalanya.
"Kau tak perlu menyuruh ibu, El. Nanti ada waktu ibu pulang. Namun, untuk sementara. Tidak bisa ibu lakukan," ujar Chattlene seraya merangkai bunga.
Elgio duduk di depan sang ibu, memperhatikan kelincahan tangan Chattlene dalam merangkai dan membentuk bunga.
"Ada apa ibu memanggilku?"
"Seminggu lagi, kau dan Cle akan menikah."
"Aku tidak mau ada pernikahan. Tetap saja seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Pencuri Hati Tuan Muda ( Terbit Di Dreame/Innovel Hingga Tamat)
RomanceClementine tak sengaja masuk ke sebuah kastil mewah nan gelap ketika hujan deras. Ia tak tahu di sana ada seseorang yang melihatnya dengan senyuman menyeringai. Elgio tak memiliki hati yang hangat. Ia terpenjara di kastilnya karena ulah sang ayah. D...