"Kau sudah sadar, El?"
Elgio merasakan berat di kepalanya saat ia terbangun di kamarnya. Sejenak ia meminum air hangat yang ada di nakas dan menoleh pada suara yang bertanya.
"Apa kau menyuntikkan obat di leherku, Otto?" tanya balik Elgio dan memegang lehernya yang terasa kaku.
"Maaf, aku terpaksa melakukannya. Itu karena dirimu kalap menghajar Ludric."
Elgio ingat sekali peristiwa tadi, entah kenapa ia merasa senang jika tangannya dipakai untuk menghajar seseorang dan ada rasa puas tak terkira di hatinya. Bagi orang lain itu mengerikan, tetapi bagi dirinya hal tersebut menyenangkan dan hobi.
"Lalu di mana pria sialan itu?"
"Ayahmu yang mengurusnya," ujar Otto di depan laptopnya.
Gara-gara Elgio yang memukul Ludric di muka umum, ada salah satu masyarakat yang merekam kejadian itu dan membawanya ke reporter. Tentu saja berita itu dalam sekejab menjadi trending, tetapi bukan keluarga Gladstone namanya jika tidak mengurus hal ini.
"Apa aku masuk berita?"
Elgio berdiri, memegang lehernya yang terasa sakit dan menghampiri Otto lalu duduk dengan santainya seakan itu bukan masalahnya.
"Apa kau sesenang itu masuk berita?" tanya Otto memiringkan melihat Elgio yang malah bersandar di sofa dan ia hanya menggelengkan kepalanya. Dasar Elgio!
Otto sibuk menutup semua akun yang menyebarkan video tersebut. Otto memang ahlinya berurusan dengan IT, itu sebabnya ia bisa menyelesaikan dalam hitungan detik saja.
"Di mana gadis nakal itu?"
"Siapa maksudmu?" Otto tidak menyambung dengan pertanyaan Elgio, karena ia terlalu fokus menatap layar laptopnya.
"Memangnya ada gadis siapa lagi di sini, Otto?"
"Oh maksudmu Clementine. Dia masih tidur di kamarnya sejak kemarin," jawab Otto agak ragu. Karena ia belum tahu mengenai kabar gadis itu setelah ia membawanya kemarin lalu diserahkan pada perawat.
"Sejak kemarin? Dan kau tak tahu kabarnya?"
Otto merasa kesal dan meringis saat kepalanya dipukul dari arah belakang. Tanpa meminta maaf Elgio melangkahkan kakinya menuju kamar Clementine, ada sesuatu di hatinya yang ingin segera mengetahui kondisi gadis itu.
Langkah kaki Elgio, tatapan matanya yang tajam dan tidak tersenyum membuat pelayan di sepanjang lorong menundukkan kepala, mereka tak berani melihat ataupun bicara. Bagi mereka, aura Elgio menakutkan.
"Di mana Clementine, Walkens?"
Hanya Walkens yang berani menatap secara langsung, pria tua yang sudah beruban itu tak banyak bicara dan mempersilakan sang majikan ke kamar Clementine sendiri.
"Aku kira kau dan pria tua itu sudah pulang," ucap Elgio melihat Lucero memasang infus di lengan Clementine yang masih tertidur.
"Seharusnya kemarin kami sudah pulang setelah menemui Yacoub, tapi gara-gara kelakuanmu membuat kami tertahan lagi di kastil terkutuk ini," dengkus Lucero sembari memeriksa kembali keadaan Clementine.
"Bagaimana keadaannya?"
"Lukanya cukup dalam, untungnya tidak sampai ke area yang berbahaya." Lucero memang seorang dokter, meski terkadang ia juga sebagai jaksa. Lucero sejak masa kecil menyukai belajar dan tak heran ia mendapatkan dua gelar sekaligus.
"Tapi mengapa gadis itu tidak terbangun?"
"Itu akibat obat yang kuberikan untuk lukanya agar tidak menyebar," jelas Lucero membereskan peralatan dokternya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Pencuri Hati Tuan Muda ( Terbit Di Dreame/Innovel Hingga Tamat)
Storie d'amoreClementine tak sengaja masuk ke sebuah kastil mewah nan gelap ketika hujan deras. Ia tak tahu di sana ada seseorang yang melihatnya dengan senyuman menyeringai. Elgio tak memiliki hati yang hangat. Ia terpenjara di kastilnya karena ulah sang ayah. D...