13. Struggle(?)

2.4K 333 32
                                    

Suasana pagi disekolah seperti biasa, scary untuk para siswa yg berbakat menunggak kas kelas. Lihat seperti kelas ini, bendahara galak satu ini mulai bertugas menggantikan bendahara utama yg sedang absen. Semua siswa seisi sudut kelas mengaduh dan mengeluh, mereka akan dipalak sepagi ini oleh pria manis.

"Kas! Kas!!!" Dengan suara lantang berhasil menembus sampai ke siswa yg menggunakan earphone.

"Khamjagiyaa! Huh, lee Taeyong lo sarapan toa yee??" Celetuk siswa berambut agak panjang itu, dibalas sinisan tajam dari Taeyong.

"Toa toe lo! Kas lo astagaa atuyy udah kelas 12 bukan nya tobat.. yg jadi bendahara pacar lo sendiri lho..."

"HAH? YUTA PACARAN SAMA WINWIN??" ngompor si Johnny, disambut 'cie ciee' dari seisi kelas.

"Ih apa sih?" Yuta malu malu jadi nya sambil garuk kepala gak gatal.

"Udah jan sok malu malu dugong gitu. Bayar gak kas lo? Sini gue periksa kocek seragam lo!" Taeyong pun grapa grepe kocek yuta dan nemu uang berwarna ungu itu a.k.a 10rb.

"yaelah yong, gue jajan pake apa hiks.." Taeyong memutar bola mata malas dan mengembalikan duit itu lagi.

"Awas lo ya! Besok kalo lo gak bayar, gue gunting rambut lo pake gunting rumput!" Ancam taeyong sambil membenarkan kacamata nya.

"Iyaa maniezz.."

Pindah ke sisi sebelah, ada pria tampan tentu nya. Dengan dimple khas yg menghiasi kedua pipi nya.

Taeyong sekilas liat daftar dibuku jurnal itu dan sudah dibayar ternyata, akhirnya Taeyong melewati nya.

"Lah kok cogan dilewatin?" Taeyong berbalik badan dan...

Geplak!

"Cogan your head! Kas lo udah dibayar.."

"Hmm nyesel gue bayar, kan gue mau diomelin lu.."

"Huuu~ bucin bucin!"

"Hoeeekk, geli bats iyuhh.."

"Masih pagi udah ngerdus si jepri!"

Riuh satu kelas, dibalas cuek aja sama jaehyun. Kan memang fakta dia sebucin itu sama taeyong xixixi

"Dah ah gue mau nagih yg lain!" Taeyong melangkah pergi dari bangku jaehyun.
.
.
.
Di kantin, taeyong dan ten makan roti selai yg dibeli di kantin deretan ketiga. Mereka sambil ghibah gitu, biasa pada uke.

Terus gak lama, ada yg nyamperin. Cowok yg pernah menjadi partner nya saat di OSIS.

"Boleh gabung?"

"Hm." Balas singkat ten yg sudah menyadari sesuatu.

"Boleh kok.." taeyong memasang wajah tak enak hati dan mempersilahkan moonbin untuk gabung makan.

"Nanti sore lo ada waktu?" Moonbin mulai membuka percakapan pada taeyong, taeyong yg sedikit kaget hanya menatap moonbin dengan pipi menggembung karena roti itu.

"Memang nya kenapa?"

"Gue mau ajak lo jalan heheh.." ten yg mendengar itu langsung sudah was was, kayak nya mau ada pertikungan nih.

"Oh oke, gue bisa--"

"Enggak! Eh maksud gue, yong lo lupa gue minta ajarin mtk nanti sore??"

"Hah? Emang ada?"

"Adaaa, elo kok gitu sih jadi temen??" Taeyong jadi mikir sejenak, mengingat ingat tapi dia benar benar lupa.

Akhirnya taeyong dengan iris bulat itu menatap moonbin bersalah kesekian kali.

"Maaf ya bin, gue gak bisa.. ten ternyata minta ajarin mtk.."

"Iyaa maaf ya bin, gue juga kaget tadi.. ya kali gue nyontek seumur hidup, kan bentar lagi kita ujian.." Ten sok asik dengan tertawa hambar dan menepuk bahu moonbin.

Moonbin hanya tersenyum kecil dan mengangguk, "gapapa kok, lainkali yaa yongie.."
.
.
.
"Mama?"

"Mama, udah urus semua nya.. hak asuh tergantung dikamu karena kamu sudah masuk umur dewasa, mau ikut mama atau papa mu?"

Ini pertanyaan yg sungguh sulit, benar benar sulit. Seorang anak tunggal tanpa saudara diminta memilih diantara orang tua yg selama ini pernah bahagia bersama taeyong.

Taeyong terduduk di sofa ruang tamu dengan tas sekolah yg masih disampir ke bahu nya, menatap sendu sang ibu yg duduk sofa sebrang dengan berkas bermap coklat di tangan nya.

"Tapi maa, apa gak bisa rujuk aja?"

"Hmm maaf taeyongie, mama gak bisa.. mama kasi waktu 2 hari untuk memilih, sementara ini mama akan tinggal dirumah nenek mu.." Sang mama beranjak dari sofa dan mencium pucuk kepala sang anak, lalu pergi.
.
.
Kini taeyong sudah ada kediaman Ten, mereka kan sudah janji akan belajar bersama atau lebih tepat nya mengajari ten matematika.

Dirumah besar itu, mereka ada ditepian kolam renang biar lebih segar saat belajar.

Cemilan sudah menggunung ten yg bawa, dan taeyong hanya bisa tertawa lucu khas nya.

"Jadi materi apa yg lo kurang paham?"

"Hah?" Ten tiba ² ngebug, sambil ngaduk es jelly nya.

"Lo kan minta ajarin tadi, ajarin apaaa mbak chitta?"

"Ohhh iya iyaa, itu materi phytagoras.."

"What? Yg bener aja lo gak tau??"

"Iyee maka nya gue minta ajarin, ah bawel.."

"Tapi kemarin lo aja dapat lebih tinggi dari gue di materi itu.."

"Hm? Nyontek itu mah, ishh taeyong loading lama yee nih lo makan dulu baru kita belajar oke?"

Taeyong mendengus pasrah, dan pertama mengambil ubi rebus itu. Mereka makan bersama sambil membahas sesuatu yg lucu sampe mereka ketawa.

Sampai akhirnya...

"Ten, gue ada masalah.."

"Apa? Siapa yg nyakitin lo? Sini cerita.."

"Orang tua gue-- mereka pisah.."

Ten hampir aja keselek sesuap ubi, dia melotot tak percaya.

"Serius??"

"Iyaa, hiks.."

"Ututututu sinii.. lo tenang yaa, ini pasti ada hikmah nya maka nya terjadi hal kek gini.."

"Tapi... Gue gak mau itu terjadi..."

Ten memberi pelukan hangat untuk sahabat nya, Taeyong juga merasa sangat nyaman.

Drrrttttt.......

"Hp lu bergetar yong.."

"Eh?"

Taeyong melirik layar hp nya ada nomor tak dikenal yg masuk

"Halo?"

"Lee Taeyong.."

"Hm?"

"..........."

"Mama?!"




.
.
.














-------------------------------

Udah berapa abad author gak muncul??😂 Maaf yaaaa

HEYYO LISTEN UP! NO MATTER WHAT THEY SAY! NO MATTER WHAT THEY DO! WE GO RESONATE RESONATE!!








Vote juseyo~
👇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Uang kas [ Jaeyong ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang