02. Takdir?

133 21 13
                                    

_____________________________________

HATI-HATI TYPO BERTEBARAN DI MANA-MANA, MOHON BIJAK DALAM MEMBACA. DAN MOHON MAAF BILA GAYA PENULISAN YANG SAYA GUNAKAN SEDIKIT MEMBINGUNGKAN.
______________________________________

Hari ini, mungkin adalah hari keberuntungan ku. Yah, karena sepertinya, cuaca hari ini sangat mendukung. Cerah, burung-burung juga berkicau dengan sangat merdunya.


Aku yang tadinya bersemangat akan pergi ke kelas, seketika tersadar akan pertemuan kemarin dengan dirinya.

Sebenarnya, aku tidak terlalu berharap bertemu dengan Minho lagi hari ini. Tapi entah mengapa, aku  menjadi sangat penasaran melihatnya berkeliaran di sekitaran kampus. 

"Yara!!!" Teriak Yeji yang memecahkan lamunan ku.

Aku terkejut ketika melihat penampilan wanita itu sangat kacau. Yah bagaimana tidak terkejut, dia terlihat seperti telah membunuh seseorang.

"Astaga, siapa yang uda kamu bunuh ji?" Tanyaku penasaran.

"YAA!!!! DIAMLAH. AKU SANGAT KESAL, KARENA BALON YANG SEHARUSNYA AKU EKSEKUSI TIBA-TIBA PECAH."

"HAHAHAHAHAH."

"Sudahlah."

Yeji adalah salah satu sahabat terbaik ku. Kami bersahabat sejak umur 5 tahun. Saat itu, ia menolongku membalut kakiku yang terluka karena jatuh dari ayunan. Kalian tahu sendiri kan, bagaimana tingkah anak Tk saat bermain.

Aku pun berusaha membantu Yeji melipat jas labnya yang sangat menyeramkan itu.

"Oia Ra, kamu ga masuk kelas?" Tanya Yeji yang masih sibuk dengan tas miliknya.

"Aku ga tahu, kayaknya enggak deh." Ujarku kesal.

"Kenapa?"

"Yah biasa kebiasaan dosen setiap pagi."

"BAB?"

"YA!!!"

"Hahahaha. Emm oia, ayo temani aku ke kelas." Ajak Yeji sembari menarik tanganku paksa.

Jujur saja, sebenarnya aku sangat malas jika harus pergi ke gedung fakultas lain. Karena bagiku, aurahnya sangat berbeda dengan gedung fakultas sendiri. Apalagi gedung fakultas kedokteran.

"Oia, kamu mau ikut masuk atau tunggu di luar?"

"Diluar aja."

"Okk, tapi hati-hati."

"Hati-hati apa?" Tanyaku sedikit khawatir.

"Hati-hati di godain." Ejek Yeji yang langsung masuk ke gedung fakultasnya.

Sembari menunggu Yeji, aku pun mencoba mencari tempat untuk beristirahat di sekitaran dekat parkiran motor. Dan aku sangat terkejut karena tiba-tiba saja, datang seseorang yang menempelkan sekaleng minuman dingin ke pipi tirusku. Awalnya aku mengira itu Yeji, tapi aku salah....

"Ka-kamu?" Ucapku sangat terkejut.

Minho, lelaki spesial yang aku temui sekitar 2 bulan yang lalu.

"Kamu ngapain kesini?" Tanyanya yang langsung berjongkok tepat di depanku.

"Emm nunggu teman." Ucapku yang hampir tidak bisa bernapas karena Minho.

"Teman kamu, anak kedokteran?"

"Emm."

Minho tersenyum simpul, dan ia pun langsung bangkit sembari mengacak rambutku pelan. Anehnya, aku benar-benar ingin mengumpat saat ia memperlakukan ku seperti itu.

"Kamu ga masuk kelas?"

"Emmm, kayaknya enggak deh. Kamu?"

"Emm sama."

Tak lama, segerombolan pria datang menghampiriku dan Minho. Aku yang tidak terlalu suka dengan keramaian pun, bergegas pergi meninggalkan Minho yang masih menatapku.

Dan sialnya, aku dijegat oleh seorang lelaki bertubuh sangat tinggi.

Dan sialnya, aku dijegat oleh seorang lelaki bertubuh sangat tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai." Sapa lelaki itu dengan ramahnya.

Jujur, aku sangat tidak nyaman jika seorang lelaki menyapaku dengan cara seperti itu.

"Ya!! Jangan membuatnya takut!!" Protes Minho yang langsung menggenggam tanganku.

"Ma-maaf."

"Eo jadi ini wanita yang kau ceritakan?" Tanya lelaki yang berbadan tegap.

"Emm."

"Hai, aku Hyunjin." Sapa lelaki yang bertubuh tinggi itu.

"Yara." Jawabku singkat.

"Sudahlah, dia ga mau kenalan sama kalian." Protes Minho.

"Pfft."

"Oia, abis ini kamu mau kemana?" Tanya Minho penasaran.

"Emm mungkin pulang."

Dan pada akhirnya, Yeji pun keluar dari gedung fakultasnya. Ia terlihat sangat heran saat melihatku di kelilingi oleh banyak lelaki.

"Eo kamu uda selesai?" Tanyaku yang langsung menggandeng tangan Yeji.

"Emm." UcapYeji bingung.

"Oia, semuanya aku pergi dulu yah. Minho-ya, aku pulang dulu yah."

"Emm, jangan lupa kabarin kalau uda sampe."

"Emm, bye semuanya." Ujarku dengan sangat tergesa-gesa.

Yeji masih bingung menatapku.

Wajahnya sudah sangat terlihat jelas, kalau ia pasti akan menginterogasi ku saat ini.

"Kamu kenal mereka Ra?" Tanya Yeji tak percaya.

"Tidak."

"Terus itu apa? Atau jangan-jangan kamu pacaran sama Kak Minho?"

"Kamu kenal Minho?" Tanyaku terkejut.

"Yaa kenal dong Yara astaga. Kak Minho dan gengnya itu adalah orang paling berpengaruh di fakultas kami. Bahkan nih yah, mereka termasuk mahasiswa paling berprestasi dan terkaya di Seoul Ra. Masa kamu ga tau sih?"

"Ya terus?"

"Kamu kenal mereka?"

"Enggak."

"Terus?"

"Ya apaan? Aku cuma kenal Minho."

"WHAT THE HELLL. ASTAGA YARA!!!! Kamu beruntung banget pacaran sama kak Minho."

"Idihh apaan sih."

"Pokoknya kamu harus ngenalin aku yahh ke mereka plisss."

"AU AHHH."















Jujur, aku tidak perduli soal siapa sebenarnya Minho itu ...








________________

TBC...

________________

𝐏𝐥𝐮𝐯𝐢𝐨𝐩𝐡𝐢𝐥𝐞 || 𝐋𝐞𝐞 𝐊𝐧𝐨𝐰 𝐗 𝐘𝐨𝐮 [𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang