04. Menghilang Lagi?

84 8 0
                                    

______________________________________________

HATI-HATI TYPO BERTEBARAN DI MANA-MANA, MOHON BIJAK DALAM MEMBACA. DAN MOHON MAAF BILA GAYA PENULISAN YANG SAYA GUNAKAN SEDIKIT MEMBINGUNGKAN.
______________________________________________

Cuaca hari ini benar-benar sangat bersahabat denganku. Aku yang sedari tadi melihat taman cafe yang begitu asri seketika sadar, kalau secangkir capuccino yang sedari tadi ku pesan sudah hampir dingin. Tanpa berpikir panjang, aku pun langsung menyeruputnya dengan perlahan sembari mencicipi sepotong kue tiramisu favoritku.

Jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang, tapi seseorang yang sedari tadi kutunggu belum kunjung datang.

"Apa dia terjebak macet?" Batinku.

Tak lama, dia pun datang dengan membawa beberapa paper bag dan juga tas ransel Kesayangannya.

"Kamu uda lama nunggunya?" Tanyanya dengan napas yang terengah-engah.

"Emm ga lama kok. Kamu kenapa telat?" Tanyaku sembari menyeruput secangkir capuccino yang ku pegang sedari tadi.

"Mobil aku tiba-tiba mogok, mungkin minta di service kali." Ucapnya sambil tertawa kecil.

Yahh Lee Minho, dia memang selalu seperti ini. Setiap masalahnya yang ia alami selalu ia anggap sepele. Bahkan, perayaan Anniversary kami...

Aku dan Minho Pacaran sudah hampir setahun lebih. Kala itu, ia tiba-tiba menghilang tanpa kabar dan aku pun memutuskan liburan ke Jepang untuk menenangkan pikiran sejenak, tapi perjalanan ku gagal karena dia datang ke bandara dengan wajah yang sedikit pucat dan memelukku dengan amat eratnya sembari memohon untuk jangan meninggalkannya.

Dan saat itulah, kami pun memulai hubungan ini...

"Kamu ingat kan, hari ini hari apa?" Tanyaku kesal.

"Emmm, hari ini aku mau jumpai dosen pembimbing ku. Katanya dia di kampus, jadi aku buru-buru kesini sekalian bimbingan."

"Ha?? Bukan itu maksudnya yang."

"Emm?? Jadi?"

"Ga geran liat kamu." Ucapku yang langsung bangkit dan bergegas pergi menuju toilet.

Karena aku tidak mau membuat Minho merasa tertekan saat sedang berada di fase pengerjaan skripsi, aku pun mengontrol emosiku dan bergegas keluar dari toilet.

Dan aku sangat tidak menyangka, kalau ternyata Minho telah menyiapkan kejutan istimewa untukku.

"Happy Anniversary sayang."  Ucapnya sembari menyodorkan seikat bunga kepadaku.

"Kamu ingat ternyata." Ucapku lirih.

"Yahh jelas dong hahah."

Minho bertanya kepadaku, hadiah apa yang sangat ingin aku dapatkan darinya. Dan yang aku inginkan adalah dia, aku hanya ingin dia selalu ada untukku selamanya dan tidak lebih. Anehnya dia terkekeh kecil saat aku mengatakan hal itu kepadanya.

"Kenapa? Kamu ga mau?" Tanyaku kesal.

"Kamu kayak keponakan aku yang umur 5 tahun. Dia juga selalu bilang gitu kalau ditanya apa yang inginkan untuk kado ulang tahunnya hahahaha."

"Pfftt pokoknya kamu ga boleh lirik cewe lain titik."

Sudah sejam lebih aku menemani Minho mengerjakan skripsinya. Dan sepertinya dia juga sudah terlihat sangat lelah, tapi dengan hebatnya dia malah tersenyum dengan manisnya sampai-sampai aku tidak bisa marah kepadanya.

 Dan sepertinya dia juga sudah terlihat sangat lelah, tapi dengan hebatnya dia malah tersenyum dengan manisnya sampai-sampai aku tidak bisa marah kepadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hari ini jadi ketemuan sama dosbing kamu yang?"

"Emm jadi."

"Yauda, mau aku temenin?"  Tawarku sembari menggenggam tangannya yang sudah mulai memerah karena kedinginan.

"Ga usah, aku sendiri aja. Disana juga ada Chan kok."

"Serius?"

"Ia sayang, yauda kamu nyetirnya pelan-pelan yah. Jangan ngebut-ngebut di jalan."

"Okeii, yauda aku pulang dulu. Kalau kamu uda selesai bimbingannya jangan lupa kabarin aku."

"Iya." Ucap Minho sembari mengecup keningku.

"Oia, aku sampai lupa. Nihh kado buat kamu." Ucapku sembari menyodorkan paper bag putih ke arah Minho.

"Kan uda aku bilang, mending uangnya kamu tabung buat keperluan yang lain." Crocosnya.

"Jadi ga mau nih? Mubazir dong. Atau aku kasih ke Hyunjin aja kali yah." Candaku.

"Enak aja, sini!!" Protes Minho yang langsung menarik paper bag berwarna putih dari genggaman tanganku.

"Hihi, yauda aku pulang diluan."

"Emmm, hati-hati."

Tak terasa hari sudah menjelang malam. Tapi anehnya Minho sama sekali belum mengabariku sejak tadi. Padahal, seharusnya dia sudah berada di rumah di jam segini. Aku yang merasa cemas berusaha menghubunginya. Tapi nihil, nomornya sama sekali tidak aktif.

Aku pun mencoba bertanya kepada teman-teman terdekatnya, tapi mereka juga tidak tahu Minho dimana. Dan saat aku bertanya kepada Chan Oppa, ia mengatakan kalau Minho menyuruhnya untuk pulang diluan hari ini. Karena Minho bilang, kalau dia ingin pergi ke showroom memperbaiki mobilnya setelah bimbingan.

Aku pun bergegas pergi menuju rumah Minho. Tapi tiba sampai di sana, penjaga rumah mengatakan kalau Minho tidak berada di rumah, dan mungkin dia pergi ke rumah orang tuanya.

"Bapak tau alamat rumah orang tua Minho?" Tanyaku dengan penuh pengharapan.

"Tidak tau, bapak disini hanya sebagai penjaga rumah Non."

"Begitu yah pak, yasudah terima kasih banyak pak."

"Ne."


















Dan aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa sekarang...
































"Apa jangan-jangan Minho selingkuh? Atau.... Dia muak denganku hiks...."






















Tbc...

𝐏𝐥𝐮𝐯𝐢𝐨𝐩𝐡𝐢𝐥𝐞 || 𝐋𝐞𝐞 𝐊𝐧𝐨𝐰 𝐗 𝐘𝐨𝐮 [𝐎𝐍 𝐆𝐎𝐈𝐍𝐆]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang