Ngedorong untuk Narik

809 34 3
                                    

Chapter 2

Alarm berdering nyaring, kamar sebelah masih hening, Kak Nikki pasti masih tidur, kamar bagian bawah yang tadi malam heboh main game online kayak lagi ada gencatan sejata antara Korea Utara dan Korea Selatan, teriak teriak gak jelas, sekarang sunyi senyap, pagi yang damai. Ini adalah awal baru dalam hidupku.

Aku buka jendela belakang, duduk di kursi yang tepat berada di belakang jendela, kusibak tirai, oh ternyata dari sini terlihat sebuah kamar dari rumah pemilik kosan ini. Kamarnya besar, didominasi kaca, pintunya terbuka sedikit, ada balkonnya juga yang kayaknya enak dibuat tempat nyantai, tiba-tiba ada sosok pria jangkung keluar dari kamar itu, sempakan doang, sambil nyapit rokok di antara jarinya, aku yang semula melongokkan kepala bengong melihat pemandangan itu, seketika menghempas jendela dengan suara badabumm!!! Ketika dia bilang "apa liat-liat" dengan tatapan songongnya, jendelaku sampe berderit saking kuatnya aku tutup.

 Kamarnya besar, didominasi kaca, pintunya terbuka sedikit, ada balkonnya juga yang kayaknya enak dibuat tempat nyantai, tiba-tiba ada sosok pria jangkung keluar dari kamar itu, sempakan doang, sambil nyapit rokok di antara jarinya, aku yang semul...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku bergegas bangun dari kursi, siap siap pergi mandi, agenda di hari pertama adalah cari kerja, sebagai anak yang sejak awal bertekad mau kuliah tanpa dibiayai orang tua, ya mau gak mau aku harus kerja, apapun itu, semua bekas sudah aku siapakan sejak jauh jauh hari, tinggal di print doang. Dan besok ngurus herregistrasi buat kuliah.

Tok tok tok

Aku yang tengah handukan doang, kupakai lagi kaos yang udah aku lepas tadi, aku buka pintu, rupanya Kak Nikki, dan yang lebih mengejutkan lagi adalah dia cuma pakek handuk doang, sama bawa perlengkapan mandi, tubuh bagian atasnya terekspos, dada bidangnya yang membusung seolah menertawaiku yang sedang kelimpungan menahan diri untuk tidak khilaf.

Aku yang tengah handukan doang, kupakai lagi kaos yang udah aku lepas tadi, aku buka pintu, rupanya Kak Nikki, dan yang lebih mengejutkan lagi adalah dia cuma pakek handuk doang, sama bawa perlengkapan mandi, tubuh bagian atasnya terekspos, dada b...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ris, boleh numpang mandi gak?" kak Nikki membuka lengan kanannya lalu ia letakkan di bingkai pintu bagian tepi atas.

Aku berusaha kuat agar tidak terdistraksi dan mataku yang suci ini tidak terkontaminasi oleh pemandangan ini. Biar gak keliatan gampangan dan murahan, aku tanya "emangnya kamar mandi Kak Nikki kenapa?" aku pura pura memandang ke luar.

"Airnya macet, Ris" jawabnya sembari nyelonong tanpa persetujuanku. Weh... emang dasar nih orang. Suara guyuran air dari kamar mandi berkecipak, entah apa yang dilakukan kak Nikki di dalam sana, lama banget.

The Heart You Hurt | Hati Yang Kau Sakiti (BoysLove)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang