The Greatest 1

1.1K 62 16
                                    

CHAPTER 1

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Orang-orang mulai berdatangan, beberapa menyapaku dan juga Ibu serta mertuaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Orang-orang mulai berdatangan, beberapa menyapaku dan juga Ibu serta mertuaku. Kebanyakan dari mereka adalah rekan bisnis dari perusahaan orangtuaku dan juga milik mertuaku. Dan tak lupa rekan bisnis suamiku juga.

Ya, aku telah menikah dengan seorang pengusaha muda sukses. Kesuksesannya memang tak luput dari campur tangan kedua orangtuanya, tapi berkat kerja kerasnya juga semua cabang yang kini dia raih adalah bukti kerja keras kerajaan bisnisnya saat ini.

Tambang batu bara yang telah menjadi turun temurun di keluarganya memang menjadi titik awal modalnya di dunia bisnis, tapi bisnis properti yang saat ini tengah berkembang pesat adalah hasil ide dan pemikirannya setiap malam. Dan aku adalah saksi bagaimana suamiku selalu tidur terlambat hanya untuk membangun perusahaan miliknya dengan nama miliknya juga.

Aku selalu bangga padanya, tak ada satupun yang tak sempurna padanya. Wajahnya tampan, garis wajahnya sangat sempurna, lekuk tubuh dari atas sampai bawah tak bercacat sedikit pun. Matanya adalah daya tarik paling kuat untukku, mata itu selalu menajam saat melihat rekan kerjanya, tapi akan sangat lembut saat menatapku.

 Matanya adalah daya tarik paling kuat untukku, mata itu selalu menajam saat melihat rekan kerjanya, tapi akan sangat lembut saat menatapku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Baby." Lihat baru saja kita membicarakannya. Tangannya telah melambai padaku sambil menggerakan bibir yang dapat ku baca dengan jelas memanggilku, dan jangan lupa  dengan tatapan seperti anak kecil. Padahal umurnya 5 tahun lebih tua dariku, tapi saat seperti itu dia terlihat sangat menggemaskan untukku.

Aku hanya menggeleng pelan melihat tingkahnya, yang berubah kembali saat salah satu temannya kembali mengajaknya berbicara. Aku hanya bisa menghela nafas sebentar, lalu kembali melayani tamu yang sesekali menyapaku, dan menawarkan beberapa makanan dan minuman untuk mereka.

The Greatest (END) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang