7.(Gosip)

33 6 4
                                    

Happy reading

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •  • • • •

Suara bariton menyadarkan seorang pemuda yang tengah bergelut dengan lamunannya.

"Gi," panggil Arga.

Merasa terpanggil sang empu pun mendongak.
"Apaan?"

"Itu....anu.." ucap Arga yang agak ragu.

"Anu apaan? Ngomong yang jelas," ucap Gian yang mulai bingung.

"Itu, gue tadi liat Zea di uks, kayaknya sakit. Pucet gitu soalnya," ucap Arga.

Tanpa menanggapi ucapan sahabatnya itu, Gian langsung beranjak dari tempatnya duduk lalu keluar kelas dengan berlari. Padahal didepan masih ada guru yang tengah menuliskan materi di papan tulis. Arga mengernyitkan dahinya. Sedangkan di kursi sebelahnya Tino menatapnya sambil menaikkan satu alisnya. Arga hanya meringis lalu mengedikkan bahunya.

"Kenapa dia?" tanya Bu Indah bingung.

Semua murid 11 Ips 3 hanya menggeleng tak tau. Kecuali Arga dan Tino. Mereka saling berpandangan.
Kemudian Tino melontarkan jawaban.
"Kebelet bu," ucap Tino

"Hhhh kebiasaan," ujarBu Indah lalu kembali menulis sesuatu ke papan tulis.

"Elo sih pake bilang-bilang ke Gian," bisik Tino ke Arga.

"Ya mana gue tau, kan mereka lagi deket. Jadi gue bilang aja," sahut Arga.

"Lo lupa kalo mereka cuma pura-pura?" tanya Tino.

"Pura-pura tapi dia sebegitu antusiasnya pas gue kasih tau kalo si Zea sakit," balas Arga.

"Namanya biar keliatan kalo mereka itu beneran nggak cuma pura-pura, bego!!"

Saat Arga baru saja akan membuka mulutnya, pekikan bu Indah membuatnya bungkam.

"Arga..! Tino.." pekik bu Indah dengan wajah garangnya melebihi kak Ros.

Sontak Arga dan Tino langsung membenarkan posisi duduk mereka.
Guru Ekonomi itu kembali menulis di papan tulis. Satu papan tulis putih didepan telah penuh dengan tulisan, tapi tak ada satu huruf pun yang ditulis oleh kedua manusia yang tadi mendapat teguran dari guru itu. Mereka malah menelungkupkan kepala diatas meja. Tidur. Itu lah yang mereka lakukan saat ini.
Emang murid gaada akhlak.

Di waktu yang sama, tapi dilain tempat. Seorang pemuda menghentikan langkahnya didepan pintu UKS. Perlahan ia membuka knop pintu lalu membuka daun pintu. Pandangannya menangkap seorang gadis cantik tengah tertidur di ranjang UKS bersama dengan penjaga UKS yang duduk di mejanya.

Gian melangkah masuk. Mbak Lilis tampak mendongakkan kepalanya, lalu tersenyum manis ke arah Gian.

"Pas banget, ini pacar kamu teh lagi sakit itu. Jagain ya, mbak mau belanja obat bentar. Jangan aneh-aneh lo ya," ucap mbak Lilis yang langsung keluar meninggalkannya tanpa menunggu jawabannya.

Pemuda itu hanya mengedikkan bahunya. Lalu mendekati ranjang tempat Zea berbaring. Tampak wajah lelah gadis itu. Ia memandang wajah cantik yang tengah memejamkan matanya itu dengan sendu. Entah kenapa melihat wajah itu hatinya berdesir. Perlahan ia mengusap puncak kepala gadis itu dengan lembut.

Gianze [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang