🌿Kaisar Wei - II🌿

1.5K 169 4
                                    

The Emperor Wei

WangXian
Yizhan

Typo adalah kesempurnaan karya yang tertunda

Cerita murni dari imajinasi Saya!
.
.
.
.
.

Beberapa hari setelah kedatangan kedua orang tuanya ke apartement Xiao zhan. Mereka akhirnya pergi menuju bandara dan setelah mengantarkan kedua orang tuanya serta memastikan mereka naik ke pedawat, Xiaozhan dan Yubin adiknya pergi untuk berjalan-jalan sejanak ke taman di dekat apartement. Entah mengapa, tapi Xiao zhan merasakan ada perasaan tidak enak dalam hatinya entahlah apa itu yang mengganggunya, sehingga dia membawa sang adik untuk berjalan-jalan sembari menangkan perasaannya tersebut.

Setelah selesai dengan acara berjalan-jalan tersebut mereka memutuskan untuk lansung pulang. Hingga di sinilah mereka berdua sekarang dengan posisi Xiao zhan yang sibuk memasak di dapur karena ia meliburkan pembantu nya hari ini sehingga ia harus memasakkan makan malam mereka sendiri sekarang. Sedang sang adik tengah menunggunya sembari menonton siaran tv kesukaannya.

Selang hampir beberapa jam akhirnya Zhan selesai menata makanan di atas meja makan dan memanggil adiknya untuk segera ikut makan bersama. Namun, saat mereka sedang makan XiaoZhan mendapatkan kabar dari kedua orang tuanya bahwa mereka baru saja tiba di bandara dengan selamat. Ia menyambut berita itu dengan senang dan mulai berfikir bahwa kegundahannya tadi tidak lah berarti apa apa.

"Apa yang di katakan mama? " Tanya Yubin setelah melihat sang kakak sudah duduk kembali di meja makan.

"Mama bilang mereka sudah tiba di bandara dengan selamat dan akan menuju ke hotel untuk beristirahat. " Jelas Xiao Zhan dengan senyuman.

"Syukurlah.. " Jawab remaja usia 13 tahun itu yang di angguki oleh Xiao Zhan dan mereka pun mulai makan malam mereka.

Tak berselang lama setelah mereka makan, saat Xiao zhan tengah membereskan sisa makanan mereka tadi ponselnya kembali berdering sebuah nomor yang tidak di kenalnya muncul di layar persegi panjang tersebut.

"Nomor siapa ini? " Tanyanya bingung. Lalu ia angkatlah panggilan tersebut yang rupanya adalah sang manager yang ternyata tidak menggunakan ponselnya untuk menghubungi dirinya sehingga terjadilah perdebatan di antara merek berdua dan berakhir dengan pemberi tahuan jadwalnya lima hari dari hari ini lalu mereka mengakhiri panggilannya ketika Xiao Zhan di panggil oleh sang adik.

"Ada apa bin? " Tanya Xiao zhan yang lansung menyelesaikan pekerjaannya dan menghampiri sang adik di ruang keluarga.

"Gege.. Itu.. " Ucapnya sembari menunjuk ke arah televisi yang menyala dan menayangkan berita kecelakaan yang baru saja terjadi.

Xiao zhan terdiam melihat berita tersebut tampa suara air matanya terjun bebas dari pelupuk matanya.

"Ge, itu tidak mungkin mereka kan? " Ucap Yubin lagi sembari memeluk sang kakak.

"Mereka baru saja menghubungi ku.. Tidak mungkin mereka... " Xiao zhan dan Yubin hanya mampu terisak dalam diam sekarang.

Dengan cepat Xiao Zhan mengambil handphone nya dan menghubungi nomor kedua orang tuanya, 'tidak itu bukan mereka' hanya itu yang ia gumamkan sedari tadi dan terus mencoba menghubungi nomor keduanya walau tidak ada jawaban. Hingga akhirnya ada yang menjawab panggilan tersebut namun bukan suara teduh yang selalu menasehatinya atau pun suara tegas yang selalu mengajarinya yang ia dengar melain kan suara orang lain.

"Apakah kau keluarga korban? ..." Tanya orang di sebrang. Xiao zhan melemas seketika, hatinya menolak tapi logika dan apa yang dia dengar barusan adalah faktanya..

.
.
.
.

Mereka tengah memberika penghormatan terakhir kepada kedua orang terkasih mereka sekarang. Paska kejadian tersebut, mereka memutuskan bahwa kedua orang tuanya di kremasi di sana dan abunya di antarkan kembali ke negaranya.

Xiao zhan hanya terdiam, termenung di depan foto kedua orang tuanya. Ia hanya bisa menunduk dalam diam, sedang sang adik sudah menangis sedari tadi. Merasa sudah mulai bisa mengendalikan dirinya, ia hampiri adiknya dan di rengkuhnya ke dalam pelukan. Di tenangkannnya si adik.

Ramai yang datang untuk berbela sungkawa untuk mereka dan kedua orang tuanya. Banyak dari mereka yang kaget dan tak percaya akan apa yang terjadi, banyak yang merasa kehilangan karena mereka adalah pasangan yang baik dan bergerak pada bisnis yang jujur.

Paman dan bibi dari Xiao Zhan dan Yubin yang melihat kedua keponakannya menangis sembari berpelukan pun tak sanggup lagi, di hampirinya kedua keponakan nya itu dan dipeluknya keduanya untuk menenangkan mereka.

.
.
.

Semenjak hari itu, Xiao zhan dan Yubin di asuh oleh paman dan bibinya yang kebetulan mereka tidak memiliki anak dan perusahaan di lanjutkan oleh sang paman sementara hingga Xiao zhan atau Yubin nantinya akan terjun ke dunia bisnis.

Hari ini Xiao zhan berangkat ke lokasi syuting nya. Walau managernya sudah berkata untuk ia tidak datang dulu karena ini baru saja 5 hari setelah ia berduka kejam rasanya jika ia memaksa Xiao zhan untuk bekerja. Namun Xiao zhan tetap kukuh untuk lanjut bekerja. Karena katanya ia tak ingin terlalu larut dalam kesedihan.

Ketika ia sampai di lokasi, setelah pengenalan pembukaan dan peresmian mereka mulai sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

"Jadi, kali ini peran ku adalah seorang adik raja? " Tanya Xiao zhan kepada sang menager yang di angguki oleh menagernye tersebut.

"Oke, baik. " Ucapnya lalu mulai membaca naskahnya lagi dan mulai mendalami perannya sembari penata rias menata rambutnya.

.
.
.

Tiga hari sudah syuting di lakukan dan Xiao zhan mulai ceria kembali, ia mulai fokus dan atau ini hanya bentuk profesional nya saja. Tak ada yang tahu.

Hingga hari itu ketika break, Xiao zhan ingin kembali ke tendanya untuk menelpon adiknya namun entah bagaimana ia tersandung akar kayu yang membuatnya terjatuh dengan kepalanya membentur pada akar lainnya. Seketika kesadarannya menghilang dan gelap.

.
.
.

.
.
.
TBC

Gimana-gimana? :'
Alurnya lamban ya? Atau kecepatan? Hehe

The Emperor Wei | WangXianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang