"good morning"sapa Zoya ketika masuk ke pantry. Ada beberapa orang yang sudah datang dan sedang sarapan disana. "wah,sarapan kamu keliatan enak"katanya pada Arika. "beli dimana?"
"gak tau,biasanya aku minta mba Laras beliin di depan,tapi kali ini rasanya beda,ini sumpah,enak banget,cobain deh"spontan dia menyuapi Zoya padahal ada beberapa orang yang melihat mereka.
"umm,ya ini enak"kata gadis itu dengan mulut yang penuh dengan nasi goreng. "mba laras! dimana beli nasi goreng ini?"tanyanya ketika petugas office girl itu tiba di pantry.
"loh? bukannya itu mba Zoya yang bikin tadi?"
"oh aku yang bikin ya,aku pikir ini nasi goreng yang mba Laras beli buat Arika"
"punya mba Arika ini,baru saya ambil dari ibu warung depan"
Zoya melirik Arika dengan sebelah alis yang terangkat. Senyum sungging menghias diwajah manisnya. Sedangkan Arika,dia tersenyum kikuk.
"udah tinggal setengah,aku lanjutin ya? kamu makan yang itu aja,masih anget malah yang mba Laras bawa"rayu Arika.
Gadis bermata coklat itu tersenyum ramah. "makanlah habiskan"katanya santai. "mba,tolong nanti bawa keruangan aku ya,sekalian teh hangatnya"
"iya mba"
***
"apa-apaan ini? kamu dapet dari mana semua ini?"
"akulah! terakhir,aku dan bunda mergokin mereka langsung,dan bunda dengan santainya memperhatikan mereka,aku yang kesel"
"serius? bunda tau? dan dia diem aja? the best memang dia"
"bukan the best,terlalu baik ya ampun,pengen gue cincang rasanya tu laki-laki"
"heh! inget,dia ayah kamu"
"aku bahkan bukan tercipta karena cinta yang mereka jalin,aku hanya umpan agar keinginannya menjadi orang kaya terwujud"
Sekar hanya tersenyum canggung. Dia memang tau sedikit tentang asal usul seorang Abraham Malik dan sedikit masalahnya dengan Zoya.
"jadi,kamu yakin mereka bertiga ada hubungan serius?"
Zoya mengangguk. "lihat wanita di foto yang sama bu sintia ,mirip banget sama foto di hp ayah,namanya Kiara,umurnya 24tahun,kuliah di Yogyakarta,ambil jurusan kesenian,aku yakin,hubungan antara Abraham dan bu Sintia sudah terjalin lebih awal dari hubungannya dengan bunda"
"kenapa bilang gitu?"
"mengingat,mereka berasal dari kota yang sama,dengan riwayat sekolah yang sama,hanya tahun pelajaran berbeda,lalu anaknya lebih tua setahun dari aku"
"tapi kan belum tentu,,, siapa tau mereka memang berteman sejak dulu,lalu tau Pak Abraham punya usaha dan dimasukin kerja disini,lagian bu Sintia itu single parent"
"single parent,untuk menutupi hubungan mereka,dan kalau pun dia dimasukin kerja,bagaimana dengan mudahnya dia menduduki jabatan sebagai manager produksi? Bahkan sangat dipercaya 1000 persen sama lelaki itu? Padahal hitung-hitungan pun dia masih tidak mahir,dia hanya peduli dengan produksi harus lancar tapi dia tidak melihat laba yang didapat dengan banyaknya permintaan yang asal-asalan itu"
"kamu menyimpulkan hanya dari itu?"
"ya,kurasa cukup mengaitkan semua bukti yang ada disini,feeling ku bilang begitu"
"jadi?"
"aku ingin,segala keputusan ada ditangan aku,aku gak mau semua semudah sebelumnya,dengan itu aku bisa lihat perbedaannya,karena dari yang aku lihat,segala yang diminta oleh bu Sintia selalu dengan mudah mendapat persetujuan,bahkan untuk hal-hal yang tidak penting"
KAMU SEDANG MEMBACA
Brown Eyed Girl
RomanceCerita ini mengandung unsur GxG, read it or leave it, thank you ******************** "aku tau tentang lukamu, tapi bukan berarti semua yang ada didepanmu sama, aku beda, aku mencintaimu tidak berarti apapun tentang latar belakangku" ~Arika Juliana ...