Bab 02 - Inspektur yang Seperti Dewa

1K 136 6
                                    

Di siang hari, hakim daerah berpangkat rendah yang berada di Kota Chuyu, sedang sakit kepala. Dia duduk di kursi berlengan kayu, menekan pelipisnya, menyentuh kumisnya, dan mendesah dengan putus asa. Masalah yang terjadi belakangan ini benar-benar terlalu banyak.


Yang pertama karena seorang pembully yang ada di kota, mengandalkan uang yang ada di rumah, menyewa beberapa preman hebat untuk melindungi dirinya. Dia mulai menindas orang baik sepanjang hari dan melakukan kejahatan, membuat orang lain sangat membencinya.


Meskipun hakim daerah ingin melakukan sesuatu untuk rakyat, bagaimana dia, yang hanya seorang hakim daerah berpangkat rendah, yang belum lama menjabat, menghadapi preman lokal. Dia hanya bisa menahan amarahnya.


Yang kedua karena kemarin, sesuatu yang mengerikan terjadi di kota: Anak kedua dari keluarga Su terbunuh!

Untungnya si pembunuh telah melanggar hukum, dan hakim daerah merasa bahwa dia harus membakar dupa dan menyembah Buddha. Membiarkan sang Buddha memberkati dan melindungi dirinya, 'jangan karena masalah ini, bisa sampai mempengaruhi karirnya'.


Hakim daerah menghela napas berulang kali. Seorang pelayan berlari kecil mendatanginya dan berkata bahwa ada seorang tuan muda di luar kediaman yang ingin bertemu dengan tuan hakim.


"Tuan muda? Tuan muda yang seperti apa?" ​​Hakim daerah berdiri dengan bingung, bertanya pada pelayan yang mengikutinya saat dia berjalan menuju gerbang kediaman.

"Seperti seseorang yang datang dari surga!" Pelayan itu mengacungkan jempol.

Hakim daerah: "......"

Hakim daerah mengulurkan tangannya dan membelai kepala pelayan itu tanpa ragu: "Tidak masalah untuk membaca lebih banyak buku."

"Aihh! Baik, Tuanku." Pelayan itu mengusap kepalanya dan menjawab sambil tersipu.

Dia tiba-tiba teringat sesuatu, dia mengepalkan tangan dan memukul telapak tangannya, "Oh iya! Tuan muda itu mengatakan bahwa dia adalah blablabla utusan."

Jantung hakim daerah berdebar kencang, kedua matanya melebar, menatap pelayan itu, dia bertanya: "Utusan apa?"

Pelayan itu berpikir sejenak, dia teringat: "Oh! Saya ingat! Dia bilang dia seorang INS! PEK! TUR!"


Hakim daerah itu tersentak, memutar matanya, dan hampir mati.

"Eh! Tuanku, ada apa denganmu?!" Pelayan itu dengan bingung memegang erat hakim daerah dan mencubit philtrumnya*.


(Philtrum: lekuk vertikal di area tengah di atas bibir.)


Hakim daerah sadar kembali, menarik kakinya, dan berlari dengan liar. Dengan sangat cepat, lari ke gerbang kediaman, pelayan itu tidak bisa mengejarnya: "Aihh! Tuanku! Aku baru saja akan menangis karena kamu mati muda, kenapa kamu tiba-tiba kembali sadar*!"


(Di sini Penulis menggunakan idiom, 回光返照 huí guāng fǎn zhào, yang artinya pemulihan kesadaran sesaat sebelum meninggal. Atau bisa juga seseorang yang sekarat tiba-tiba terbangun dari koma/pingsan yang lama.)


Hakim daerah berlari ke pintu kediaman, merapikan pakaian resminya, menarik napas dalam-dalam dua kali, dan berjalan keluar menuju gerbang.


Di depan gerbang vermilion, dua singa batu yang angkuh menghadap ke jalan utama membuat sikap menggertak*. Di sisi tangga batu kediaman, seorang pemuda berpakaian putih dengan tas di punggungnya menuntun seekor kuda. Kuda itu menundukkan kepalanya dan mengangkat tapaknya dengan hati-hati. Dia mengusap telapak tangan pemuda itu dengan lembut.


(Vermilion, warna merah terang/cerah/delima.)
(Penulis menggunakan idiom, 张牙舞爪 zhāng yá wǔ zhǎo, yang artinya memperlihatkan taring dan mengacungkan cakar.)


Mendengar gerakan itu, pemuda berpakaian putih itu berbalik. Baru kemudian hakim daerah menyadarinya, ternyata apa yang dikatakan pelayan itu benar.

Pemuda dengan alis pedang dan mata phoenix, menawan dan gagah, penampilan yang mengesankan, kegagahannya tidak kalah dari ketampanannya.

Hakim daerah telah melewati usianya, ini adalah pertama kalinya dia melihat seseorang dengan penampilan yang luar biasa.


Sementara hakim daerah itu tercengang, pemuda itu melepas token pinggangnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dan menyerahkannya. Token pinggang bertatahkan kayu dengan karakter emas, tertulis: Inspektur, Yan Shu.


"Tuanku!!" Hakim daerah berkeringat dingin, dia dengan cepat membungkuk sedikit, memberi hormat dengan menangkupkan satu tangan di tangan lainnya di depan dada, "Saya minta maaf karena tidak pergi menemui anda, harap Tuanku memaafkan."

"Tidak masalah." Pemuda berpakaian putih itu perlahan-lahan mulai berbicara dengan ekspresi tenang, "Saya sedang menangani urusan atas perintah kaisar, secara kebetulan melewati tempat ini, dan akan menginap selama beberapa malam, maaf sudah mengganggu."

"Tidak mengganggu, tidak mengganggu, Tuanku bersedia mengunjungi rumah saya yang sederhana, ini benar-benar sebuah berkah*!" Hakim daerah berkata berulang kali.


(Idiom, 蓬荜生辉 péng bì shēng huī, yang artinya kunjungan tamu yang terhormat membuat tuan rumah merasa akan banyak berkah yang bertambah di rumahnya.)


Yan Shu mengangguk, dia tidak mau mengatakan banyak omong kosong. Hakim daerah segera memerintahkan orang untuk membawa kuda Yan Shu ke kandang, dan berulang kali menasihatinya untuk menjaganya dengan baik. Segera setelahnya, dia membawa Yan Shu pergi ke aula utama.


"Aku mendengar......" Sambil berjalan, Yan Shu tiba-tiba berbicara. Hakim daerah ketakutan dan hampir tidak bisa bernapas. "Aku mendengar bahwa ada seorang gadis yang dibunuh di sini kemarin, dan kematiannya tragis?" Yan Shu bertanya dengan acuh tak acuh.

"Benar, benar, benar." Hakim daerah menyeka keringat di dahinya. Sambil meratapi karirnya dia membalas, "Tapi Tuanku, tahanan itu telah ditangkap. Saya akan melaporkan masalah ini ke Kementerian Kehakiman, membawanya ke Beijing, dan meminta mereka untuk memenggalnya setelah musim gugur."

Yan Shu menghentikan langkahnya, dan melihat ke arah hakim daerah: "Bisakah menyerahkan tahanan itu padaku untuk diurus?"

Hakim daerah itu tertegun sesaat, segera setelahnya dia mengangguk: "Tentu saja boleh!"


Inspektur itu pada awalnya berasal dari Kementerian Kehakiman, ini juga bukanlah sesuatu yang melampaui aturan.


Yan Shu bertanya lagi: "Maaf, apakah anda memiliki rumah di daerah terpencil di mana tidak ada orang di sekitarnya? Rumah jelek yang rusak juga boleh."

Hakim daerah bingung, tapi dia tetap berkata, "Di halaman barat daya kediaman saya, ada sebuah gubuk untuk unggas dan ternak, tetapi kebocoran hujan dan angin membuatnya menjadi sangat bau."

Yan Shu mengangguk: "Sangat cocok. Saya akan tinggal sementara untuk beberapa hari ini. Juga, tolong anda pinjamkan tempat ini untuk saya gunakan, terlebih lagi beritahu kepada pelayan laki-laki dan pelayan perempuan untuk tidak pergi ke sana."

"Baik, Tuanku, saya pasti akan memberitahunya dengan jelas." Hakim daerah mengangguk berulang kali.

"Oh ya, apakah ada sumur di dekat gubuk?" Tanya Yan Shu.

Hakim daerah mengangguk, dengan sangat bingung dia bertanya: "Ada sih ada, tetapi sumur itu telah ditinggalkan selama bertahun-tahun, dan tentunya membutuhkan banyak usaha untuk mengambil air. Saya tidak tahu, Tuanku ingin menggunakan sumur untuk apa?"

"Ambil air." Yan Shu berkata dengan datar, "Membersihkan noda darah."

[BL] Transmigration: Why am I a Prisoner?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang