Bab 03 - Mengapa Anda Yakin Kalau Dia Melakukan Kejahatan

815 134 0
                                    

Keluarga Su, dengan uang kertas yang berserakan di lantai, menangis terisak. Putri dari keluarga Su adalah anak kedua, di atasnya ada seorang kakak laki-laki. Kakak laki-lakinya adalah pedagang kecil. Saat ini, dia berada di negeri asing, dan masih belum mengetahui berita dukanya.


Ayahnya meninggal lebih awal. Ibunya dan dia bergantung satu sama lain untuk bertahan hidup. Rambut ibu tua dari keluarga Su memutih dalam satu malam*. Saat ini dia sedang duduk di aula sambil menangis. Suaranya menjadi parau, dia menutupi wajahnya dan meratap. Kedua matanya bengkak hingga tidak bisa meneteskan air mata, itu sangat tidak nyaman untuk dilihat.


(一夜白头 yī yè bái tóu, artinya rambut seseorang memutih dalam satu malam karena hal menyedihkan yang dihadapi.)


Semua tetangga di lingkungannya adalah orang yang baik hati. Mereka membantunya meminta tolong kepada orang-orang untuk memasukkan mayat anaknya ke dalam peti, mengatur pemakaman, dan menghiburnya.

Huh, apakah Tuhan tidak punya mata. Di dunia ini, tidak ada alasan bagi orang yang berambut putih untuk mengirim orang yang berambut hitam.


Ibu tua dari keluarga Su saat ini sedang menangis, dan seseorang berteriak di depan pintu: "Tuan hakim daerah telah datang."

Ketika ibu tua dari keluarga Su mendengarnya, entah dari mana dia mendapat kekuatan, berdiri, dan terhuyung-huyung beberapa langkah, berteriak menangis kepada hakim daerah yang masuk dari pintu: "Tuan hakim daerah! Kapan bajingan itu akan mati!! Kapan dia akan mati! Kembalikan putriku, aahh anakku!"

Hakim daerah menghela nafas, merasa sedikit tidak nyaman di hatinya. Dia membantu ibu tua dari keluarga Su duduk dengan benar di kursi dan menenangkannya: "Anda jangan khawatir, kebetulan ada Tuanku dari Kementerian Kehakiman yang melewati tempat ini, dia pasti akan mengembalikan keadilan untuk putrimu."


Semua orang di sekitar saling mengatakan 'itu sangat bagus'. Ibu tua dari keluarga Su mengangguk, dia terisak-isak sebentar.


Hakim daerah bertanya: "Ngomong-ngomong, apakah peti mati putri anda sudah disegel?"

Ibu tua dari keluarga Su menggelengkan kepalanya, pengurus pemakaman di sebelahnya berkata: "Gadis itu dibaringkan di kamarnya, baru saja menggantinya dengan pakaian baru yang bagus, dll. Juga, masih harus menyisir rambutnya dan mendandaninya, dia harus pergi ke tempat yang lain dengan indah."


Hakim daerah dengan cepat pergi keluar rumah dan berkata kepada Yan Shu yang berdiri di depan pintu: "Tuanku, saya baru saja bertanya, peti matinya masih belum disegel, apakah anda ingin pergi melihatnya?"

Yan Shu mengangguk dan mengikuti hakim daerah masuk ke dalam rumah.


Setelah mendapat izin ibu tua dari keluarga Su, Yan Shu dan hakim daerah masuk ke kamar tidur. Anak kedua dari keluarga Su mengenakan kain kafan yang seputih salju dan berbaring dengan tenang di peti mati yang terbuat dari kayu pinus. Di depan peti mati, terdapat papan peringatan kematian, dengan lilin dan meja dupa, serta makanan kesukaan gadis itu semasa hidupnya. Kamar tidur itu penuh dengan asap. Tidak hanya menusuk hidung dan mata seseorang, itu juga sangat mencekik.


Hakim daerah khawatir di dalam hati dan tidak berani melihat peti mati. Dia memberi hormat dua kali, berulang kali mengatakan di dalam hatinya 'di kehidupan selanjutnya, kirimkan dia ke keluarga yang baik'. Ketika dia melihat ke atas, dia menemukan Yan Shu yang entah kapan berdiri di samping peti mati, ekspresinya dingin. Dia melihat gadis yang berada di peti mati dengan tenang. Betis hakim daerah gemetar ketakutan beberapa saat, dia berpikir bahwa orang yang berasal dari atas itu berbeda, itu bukan tabu sama sekali.


Yan Shu mengulurkan tangannya untuk mengipasi asap putih yang mengaburkan pandangan di depannya dan menatap gadis yang berada di peti mati itu dengan hati-hati. Meskipun dia mengenakan kain kafan yang bersih, namun luka memar di pergelangan tangan dan lehernya masih samar-samar terlihat. Bisa dilihat bahwa dia telah dicekik tanpa ampun.


Yan Shu mengamatinya dengan teliti dan menemukan bahwa di celah kuku tangannya ada sedikit warna merah dari darah dan daging, kemungkinan besar dia mencakar bajingan itu ketika dia sedang berjuang. Wajah gadis itu ditutupi dengan kain putih dan dia tidak bisa melihat tampilannya. Rambut hitam pekatnya belum digulung, sedikit berantakan.


Yan Shu tiba-tiba melihat sesuatu dan membungkuk sedikit. Sekarang, dia melihatnya dengan jelas. Ada luka di dahi kiri gadis itu, dan di lukanya masih ada beberapa butiran pasir halus. Seharusnya dipukul oleh seseorang menggunakan batu bata atau balok batu. Karena itu tersembunyi di rambut, jadi sedikit susah untuk ditemukan.


Yan Shu berdiri tegak, berjalan ke sisi hakim daerah, mengangguk dengan tenang, dan memberi isyarat bahwa dirinya telah selesai memeriksa. Keduanya lalu berjalan keluar dari kamar tidur dan mengucapkan selamat tinggal kepada ibu tua dari keluarga Su. Meskipun hakim daerah tidak mengatakan apapun, tetapi ketika semua orang melihat penampilan dan temperamen Yan Shu yang luar biasa, mereka langsung mengerti bahwa dia adalah 'orang yang berasal dari atas' seperti yang dikatakan oleh hakim daerah.


Melihat mereka berdua akan pergi, ibu tua dari keluarga Su tiba-tiba berdiri dan meraih lengan baju Yan Shu, menariknya dengan kuat, dan meraung: "Tuanku, anda harus memberi keadilan untuk putriku. Putriku adalah orang yang baik hati. Jika tidak mempercayainya, anda boleh bertanya ke semua tempat. Tuan, takdirnya kejam ah, anda harus memberinya keadilan."


Yan Shu terkejut, sosoknya terhuyung-huyung. Jubah putih yang seperti embun beku itu dicengkeram oleh tangan ibu tua dari keluarga Su dan langsung ternodai dengan noda kotor. Hakim daerah sangat ketakutan sampai dia akan terkena stroke. Dia gemetaran, ingin melangkah maju, dan menghentikannya. Tetapi, dia melihat bahwa Yan Shu masih tenang seperti sebelumnya.


Yan Shu terlihat tegas, dan berkata dengan nada menenangkan: "Anda jangan khawatir."

Ibu tua keluarga dari Su tampaknya merasa nyaman dengan kata-kata ini, melepaskan Yan Shu, dan mulai menangis.


Hakim daerah dan Yan Shu meninggalkan kediaman Su. Hakim daerah awalnya ingin memanggil tandu, tetapi Yan Shu berkata tidak perlu, dia ingin kembali dengan berjalan kaki. Hakim daerah tidak punya pilihan selain menemani Yan Shu pergi bersama.


Mereka berdua berjalan di jalan yang dilapisi dengan lempengan batu biru. Hakim daerah ragu-ragu berulang kali, setelah semuanya dia memperingatkannya: "Tuanku, lengan baju anda......"

Yan Shu melihat noda di lengan bajunya. Tanpa menyadarinya, dia menepuknya dengan pelan, berkata dengan acuh tak acuh: "Tidak masalah. Ngomong-ngomong, siapa penjahat yang membunuh gadis itu?"

Hakim daerah menjawab: "Itu seorang idiot, yang baru-baru ini berkeliaran di sekitar sini. Dia sering berjongkok di gang kecil samping halaman belakang keluarga Su dan mengumpulkan sisa kulit melon untuk dimakan. Putri dari keluarga Su memiliki hati yang baik, dia kasihan melihatnya, memberinya beberapa makanan yang enak. Siapa yang tahu...... haishh, dia melakukan kejahatan."


Yan Shu tiba-tiba dalam sosok yang yakin, dia berbalik dan melihat ke hakim daerah. Mata phoenixnya sedikit menyipit dan bertanya dengan acuh tak acuh.

"Mengapa begitu yakin bahwa orang itu yang melakukannya?"

[BL] Transmigration: Why am I a Prisoner?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang