Part 7

1.6K 248 39
                                    





" Umm. Biar gue sendiri aja dek." Ujar Junkyu saat melihat Junghwan yang hendak menyuapinya selepas kepergian Felix.

Junghwan yang tengah mengulurkan sesendok nasi itu pun kembali menarik tangannya lalu menatap wajah nggak karuan Junkyu. Kayaknya pemuda itu ngerasa nggak enak karna mereka baru aja saling kenal.

" Nggak usah ngerasa nggak enakan gitu." Ujar Junghwan. Junkyu menggeleng pelan.


" Gapapa Jung. Gue bisa makan sendiri." Ujar Junkyu pelan.


" Coba angkat tangan lo."

Junkyu bingung, kenapa tiba-tiba Junghwan memintanya untuk mengangkat tangannya.


Junghwan menaruh kembali sendoknya lalu mempraktekan mengangkat tangan seperti apa yang ia maksud.

" Gini." Ujar Junghwan sembari mengangkat tangan kirinya sedikit. Mau tak mau Junkyu menurut.

Junkyu langsung mempraktekannya. Ia mengangkat tangan kanannya sedikit.


" ARGhh!"

" Liat Sendiri. Lengan lo memar." Junghwan menaruh piringnya lalu ia sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Junkyu untuk menyingkap lengan kaos Junkyu untuk memperlihatkan luka memar yang Junkyu dapati. Bukannya memperhatikan lengannya sendiri, Junkyu malah memperhatikan sisi wajah Junghwan. Diam-diam Junkyu mengakui jika wajah yang ada di depannya ini di pahat dengan begitu sempurna. Hidungnya yang bengkok, bibirnya yang penuh dan juga rambut hitamnya yang sudah mulai memanjang.


Kira-kira beginilah penampakan Junghwan di mata Junkyu.


Kira-kira beginilah penampakan Junghwan di mata Junkyu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Lo panas banget kak." Suara Junghwan mengembalikan kesadaran Junkyu.

" Ah iya sedikit." Ujar Junkyu. Junghwan sudah kembali ke posisinya semula.

Junkyu meraba area kulitnya yang memang benar-benar panas. Semenjak bangun tidur tadi, dia udah ngerasa nggak enak badan dan pusing. Mana badannya sakit semua.

" Maaf nih kak gue pegang-pegang." Ujar Junghwan lagi sembari menaruh punggung tangannya ke dahi dan juga leher Junkyu.


" Panas banget. Bentar. Gue telpon bang Jeno atau kak Yoshi dulu."

Tanpa menunggu tanggapan Junkyu, Junghwan langsung mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi seseorang. Dia terlalu malas untuk kembali keluar untuk memanggil salah satu calon dokter itu.


Wajah Junghwan mengernyit ketika telponnya nggak di angkat oleh Jeno. Lalu kemudian ia beralih menelpon Yoshinori. Sama, juga tak di angkat. Junghwan pantang menyerah, di telponnya nomor yang ketiga. Nomor Haechan.

After You | Hwankyu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang