#First Class

432 44 16
                                    

Sekolah ini juga lumayan, semoga gue betah disini, gue mulai berjalan mengikuti wali kelas gue yaitu pak Harto, kini gue sampai di depan kelas, gue segera masuk dan memperkenalkan diri gue, yah seperti biasanya, gue lihat semua mata para ladies tertuju ke gue yg sedikit lumayan tampan , hehehe...

Gue ditempatkan duduk di bangku belakang bersama dengan seorang wanita yg tadi Rina perkenalkan ke gue, its okay, ngga masalah, tapi apakah akan jadi masalah baginya yg berbagi meja dengan gue, entahlah, gue lihat-lihat dia lumayan cantik sih, itu terlihat saat wajahnya begitu polos memandang penjelasan materi yg ada di depan, entah kenapa perhatian gue tertuju padanya yg tidak begitu peduli dengan gue yg ada di sampingnya.

Menyapa pun tidak, memandang pun tidak, ya sudahlah semua orang yang ada di kelas sibuk memperhatikan pelajaran, gue bingung sendiri harus mau ngapain, mending gue duduk diam aja deh, lagi pula pelajaran matematika itu sudah gue pelajari di sekolah gue yg sebelumnya, jadi gue bersantai-santai aja.

Tiba-tiba pak guru melontarkan Beberapa pertanyaan ke siswa, pertama Laras, Laras segera maju ke depan untuk menjawab pertanyaan yg tertera di papan tulis, Laras berhasil menjawab pertanyaan itu dengan mudah, lumayan sih dia juga lumayan pintar.

" Hei, bagaimana lu bisa jawab semua pertanyaan itu?" Tanya gue ke Laras.

" Makanya belajar yg bener, baru lu bisa jawab semua pertanyaan itu!" Ni anak tiba-tiba ngegas ke gue, karena ia tahu sedari tadi gue tidak memperhatikan pelajaran, dia kira gue ngga bisa menjawab soal itu juga.

Pak Harto memberi beberapa pertanyaan lagi, kini pak Harto menunjuk kami satu persatu, ada beberapa siswa dipanggil dan ada beberapa yg tidak bisa menjawab pertanyaan itu, termasuk Rina, dan Egend, serta Aliya yg terkenal di sekolah ini dengan ketampanan dan kecantikan nya masing-masing, katanya sih.

" Lihat mereka itu yg belajar nya belum benar!" Noe meledek para siswa sekelasnya yg dihukum berdiri di depan kelas.

Suara ledekan Noe terdengar oleh satu kelas.

" Sombong amat ni org?" Mungkin itulah yg di ucapkan Laras di dalam hatinya karena ia menatap sinis gue gitu.

" Eh, jaga mulut lu ya!" Egend sedikit tersinggung dengan apa yang di ucapkan Noe.

" Wihhh, anak baru udah sok belagu banget!" Sambung Dimas.

" Eh, kalian ini, Noe kamu sini, kamu jawab semua soal ini!" Semua orang tertawa dan malah meledek Noe balik, mereka meremehkan Noe, mereka kira gue ngga bisa menjawab soal itu? Yah gue bisalah.

" Rasain lu!" Bisik Laras ke gue.

Laras tertawa kecil meledek gue gitu.

Gue segera bangkit dari tempat duduk gue, etttt tunggu dulu, ada yg kurang, hehehe gue segera balik ke bangku gue, mereka kira gue takut dan ngga bisa Jawab pertanyaan yg ada di papan tulis itu, tapi sebenarnya gue balik lagi karena gue harus mengambil kacamata gue, gue mengalami rabun dekat, jadi gue harus pake kacamata agar bisa menjawab soal itu.

" Idiihh, ternyata dia culun, anak kacamata, hahahaha!" Egend mengejek Noe.

" Oh, ternyata dia sama dgn gue, anak kacamata!" Ucap Laras dalam hati.

Saat sudah di depan papan tulis, Noe segera melancarkan aksinya, Noe dengan sigap dan cepat menjawab semua pertanyaan itu dengan jawaban yg lengkap dan rinci, tak hanya itu Noe juga mengoreksi dan memberi sedikit perbaikan pada jawaban Laras yg berada di sebelah soal miliknya, pak Harto dan Laras seketika tersadar bahwasanya ada sedikit kesalahan pada jawaban Laras.

"Peri Halu" ( Noe Laras) S1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang